Biden Tambah Bantuan Pangan untuk Warga AS Terdampak Pandemi Covid-19

Jum'at, 22 Januari 2021 - 19:16 WIB
loading...
Biden Tambah Bantuan...
Presiden AS Joe Biden. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden segera menandatangani dua perintah eksekutif yang bertujuan mempercepat bantuan pandemi Covid-19 pada keluarga yang paling membutuhkan.

Biden juga akan meningkatkan bantuan makanan untuk anak-anak yang biasanya mengandalkan makanan sekolah sebagai sumber utama nutrisi.

Biden telah mengusulkan paket stimulus senilai USD1,9 triliun, menggunakan dua perintah tersebut untuk meringankan beban rakyat saat Undang-undang (UU) tersebut dinegosiasikan di Kongres.

Baca juga: Antrean Panjang Terlihat Saat Beijing Gelar Tes Covid-19 Massal

Dia telah menjadikan program memerangi pandemi sebagai fokus awal pemerintahan barunya.

Lihat infografis: China Buat Presiden Joe Biden Murka di Hari Pelantikannya

Resesi akibat pandemi menghantam warga AS dengan keras. Sekitar 16 juta warga AS sekarang menerima semacam tunjangan pengangguran, dan diperkirakan 29 juta orang tidak memiliki cukup makanan.

Lihat video: Anak-Anak Korban Gempa Mamuju Mengikuti Trauma Healing

Wanita, kelompok minoritas, dan pekerja layanan berpenghasilan rendah terkena dampak terberat pandemi.



Pekerja kulit hitam dan Hispanik menghadapi tingkat pengangguran yang lebih tinggi daripada pekerja kulit putih.

"Kita berada di saat genting dalam ekonomi kami," ungkap Brian Deese, direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.

Dia mengatakan langkah tersebut bukan pengganti bantuan legislatif yang komprehensif. "Tetapi tindakan tersebut akan memberikan bantuan yang penting bagi jutaan keluarga Amerika," ujar dia.

Pada perintah pertama, Biden meminta Departemen Keuangan mempertimbangkan mengambil langkah-langkah memperluas dan meningkatkan pengiriman cek uang tunai, seperti membangun platform online untuk menerima uang bantuan.

"Banyak orang Amerika menghadapi tantangan dalam menerima pembayaran langsung putaran pertama dan sebanyak 8 juta rumah tangga yang memenuhi syarat tidak menerima pembayaran yang dikeluarkan pada Maret," papar lembar fakta Gedung Putih.

Biden juga berupaya meningkatkan akses makanan bagi jutaan anak yang tidak dapat makan karena sekolah tutup akibat pandemi.

Dia akan meminta Departemen Pertanian (USDA) mempertimbangkan mengeluarkan panduan baru yang akan meningkatkan bantuan yang diberikan kepada keluarga yang biasanya bergantung pada sekolah untuk menyediakan makanan utama bagi anak-anak mereka.

Itu bisa memberi keluarga dengan tiga anak lebih dari USD100 dana tambahan setiap dua bulan.

“USDA akan mempertimbangkan mengeluarkan pedoman baru yang memungkinkan negara bagian meningkatkan alokasi darurat SNAP bagi mereka yang paling membutuhkannya. Ini akan menjadi langkah pertama untuk memastikan bahwa 12 juta orang tambahan mendapatkan manfaat SNAP yang ditingkatkan untuk menjaga makanan bergizi tetap tersedia,” papar lembar fakta Gedung Putih.

Perintah kedua Biden akan memulihkan daya tawar kolektif dan perlindungan pekerja dengan mencabut tiga perintah terkait yang dikeluarkan Presiden Donald Trump selama masa jabatannya, yang berakhir pada Rabu. Ini juga mempromosikan upah minimum USD15 per jam.

Upah minimum federal telah mencapai USD7,25 per jam sejak 2009.

Langkah Biden juga menghilangkan perintah Trump yang memungkinkan agen federal memindahkan banyak pegawai federal karir ke dalam kategori tanpa perlindungan pekerjaan dan menempatkan mereka pada risiko dipecat.

Lembar fakta Gedung Putih menyebut perintah Trump "tidak lebih dari upaya untuk memusnahkan kelas pegawai sipil karier dan semakin meminggirkan karier pegawai layanan sipil."

"Keberadaannya mengancam perlindungan kritis bagi karyawan karier dan menyediakan jalan untuk memasukkan orang yang diangkat secara politik ke dalam layanan sipil," ungkap lembar fakta Gedung Putih.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
Deplu AS Setujui Penjualan...
Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Perkuat Perdagangan,...
Perkuat Perdagangan, Kadin Teken MoU Baru dengan Kamar Dagang AS
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
Apa Itu New World Order?...
Apa Itu New World Order? Mengungkap Teori Konspirasi Global yang Kontroversial
Rekomendasi
Waketum Golkar Idrus...
Waketum Golkar Idrus Marham Usulkan Pembentukan Koalisi Permanen
Dishub Sediakan Sejumlah...
Dishub Sediakan Sejumlah Kantong Parkir CFD Margonda, Ini Lokasinya!
Ketua DPP Partai Nasdem:...
Ketua DPP Partai Nasdem: Membangun Partai Harus Bersama dan Seirama
Berita Terkini
Partainya PM Lawrence...
Partainya PM Lawrence Wong Menang Telak Pemilu Singapura
Pakistan: Kami Akan...
Pakistan: Kami Akan Gunakan Spektrum Kekuatan Penuh, Termasuk Nuklir, Jika Diserang India
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
Infografis
Zelensky Tuding Perusahaan...
Zelensky Tuding Perusahaan AS Korupsi Bantuan Militer untuk Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved