Cegah Kematian Perdana Covid-19, Vietnam Bertekad Selamatkan Nyawa Pilot Inggris

Jum'at, 15 Mei 2020 - 00:33 WIB
loading...
Cegah Kematian Perdana Covid-19, Vietnam Bertekad Selamatkan Nyawa Pilot Inggris
Vietnam akan berupaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa pasien virus Covid-19 paling kritis. Foto/Ilustrasi
A A A
HANOI - Vietnam akan berupaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa pasien virus Covid-19 paling kritis. Pasien itu adalah seorang pilot asal Inggris yang bekerja sebagai pilot untuk maskapai plat merah negara itu, Vietnam Airlines.

Vietnam telah sedikit mengeluarkan biaya untuk menyelamatkan nyawa pria berusia 43 tahun yang diidentifikasi sebagai Pasien 91. Ia terinfeksi virus Corona di sebuah bar di pusat bisnis selatan kota Ho Chi Minh pada pertengahan Maret lalu.

Lebih dari 4.000 orang yang terkait dengan cluster itu kemudia menjalani tes. Hasilnya, 18 dari mereka dinyatakan terinfeksi virus Corona baru.

Sementara sebagian besar dari mereka telah pulih, pilot Inggris ini masing bergantung alat pendukung hidup dan kondisinya telah memburuh secara signifikan.

Pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan Vietnam mengadakan pertemuan dengan para ahli dari rumah sakit terkemuka dan memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup pria itu adalah transplantasi paru-paru.

Kasus ini telah menarik minat nasional di Vietnam, di mana pemerintah telah mendapatkan dukungan luas atas kampanyenya mengatasi virus Corona.

Pada hari Kamis, media pemerintah mengatakan 10 orang, termasuk seorang veteran militer berusia 70 tahun, telah menjadi sukarelawan sebagai donor paru-paru bagi sang pilot tetapi ditolak oleh dokter negara.

"Kami tersentuh oleh niat baik mereka, tetapi peraturan saat ini tidak memungkinkan kami untuk transplantasi paru-paru yang disumbangkan oleh kebanyakan orang yang masih hidup," jelas seorang perwakilan dari Pusat Koordinasi Nasional untuk Transplantasi Organ Manusia (VNHOT) kepada surat kabar Tuoi Tre yang dinukil Reuters, Jumat (15/5/2020).

Tuoi Tre melaporkan bahwa Pasien 91 itu hanya memiliki 10% dari kapasitas paru-parunya yang tersisa dan telah bergantung pada alat dukungan hidup selama lebih dari 30 hari.

Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Truong Son, bulan lalu kepada media mengatakan bahwa Vietnam telah mengimpor obat spesialis dari luar negeri untuk mengobati pembekuan darah pada pasien, tetapi tidak berhasil.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)