Sebut Trik Murahan, China Ogah Duduk Satu Meja dengan Taiwan

Sabtu, 02 Januari 2021 - 12:30 WIB
loading...
Sebut Trik Murahan, China Ogah Duduk Satu Meja dengan Taiwan
China menolak tawaran dialog Taiwan dengan menyebutnya sebagai trik murahan. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - China telah menolak tawaran pembicaraan terbaru dari Taiwan . Beijing mengatakan tawaran itu adalah trik murahan dan Taipei kerap memprovokasi konfrotasi dengan China di setiap kesempatan.

(Baca juga : Kasus Baru di Mesir, Total 2.498 WNI Covid-19 di Luar Negeri )

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Urusan Taiwan China mengatakan tidak ada cara untuk mengubah kenyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari China, dan penolakan pemerintah Taiwan untuk menerima hal itu adalah akar penyebab ketegangan saat ini.

"Sejak 2016, Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan terus memprovokasi dengan mencari kemerdekaan, menghadapi daratan di setiap kesempatan, dengan sengaja menciptakan konfrontasi di seluruh Selat Taiwan," katanya.

(Baca juga : Khabib Nurmagomedov vs Georges St-Pierre Bertarung, jika... )



"Mereka kembali berbicara tentang apa yang disebut 'dialog', tapi dari mana asalnya?" kantor itu menambahkan.

"Kami mendesak otoritas DPP untuk menghentikan trik murahan yang menipu rakyat," begitu bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/1/2021).

(Baca juga : Punya Banyak Pulau dan Resort, RI Bisa Kembangkan Wisata Holiday Escape )

Sebelumnya, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam pidato Tahun Barunya mengatakan pihaknya siap untuk melakukan pembicaraan yang "bermakna" dengan China selama mereka bersedia mengesampingkan konfrontasi.(Baca juga: Taiwan Siap Dialog dengan China Jika Bersedia Redakan Antagonismenya )

Tsai, yang terpilih kembali secara telak tahun lalu dengan janji untuk menghadapi China dan membela demokrasi serta keamanan Taiwan, berulang kali mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka bernama Republik China, nama resminya.

Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir dengan China meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan, termasuk kadang-kadang menerbangkan jet tempur melintasi garis median Selat Taiwan yang sempit, yang biasanya berfungsi sebagai penyangga tidak resmi.(Baca juga: Kapal Induk China Mendekat, Taiwan Kerahkan 6 Kapal Perang dan 8 Pesawat )

China memandang pulau yang demokratis dan berpemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya sendiri, dan memutus mekanisme pembicaraan formal pada tahun 2016 setelah Tsai pertama kali terpilih. Beijing memandang perempuan berusia 64 tahun itu sebagai seorang separatis yang bertekad untuk mendeklarasikan kemerdekaan secara resmi.

China, yang marah karena dukungan Amerika Serikat (AS) yang semakin meningkat untuk pulau itu, mengatakan pihaknya menanggapi "kolusi" antara Washington dan Taipei. Beijing memandang hubungan ini sebagai langkah awal bagi Taiwan untuk mendeklarasikan kemerdekaannya secara resmi, yang dianggap sebagai "garis merah" oleh China.(Baca juga: 2 Kapal Perang AS Berkeliaran di Selat Taiwan, China: Itu Show of Force )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)