Saudi Pecat 100 Imam dan Pengkhotbah karena Ogah Kecam Ikhwanul Muslimin

Sabtu, 19 Desember 2020 - 05:05 WIB
loading...
Saudi Pecat 100 Imam...
Para pendukung Ikhwanul Muslimin saat berunjuk rasa. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi telah memecat 100 imam dan pengkhotbah Muslim yang memberikan khotbah di masjid-masjid di Makkah dan Al-Qassim. Alasannya, mereka gagal mengecam kelompok Ikhwanul Muslimin seperti yang diinstruksikan pemerintah.

Pemecatan 100 pemuka agama Islam itu dilaporkan surat kabar Al-Watan yang dilansir Middle East Monitor, Jumat (18/12/2020). (Baca: Jadi Ayah 150 Anak, Donor Sperma Ini Tak Akan Berhenti Hamili Wanita )

Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan mengeluarkan instruksi untuk semua imam dan penceramah untuk mengkritik atau pun mengecam Ikhwanul Muslimin dan menyalahkan kelompok itu karena menyebabkan perbedaan dan perpecahan di dalam masyarakat.

Bulan lalu, kementerian itu memerintahkan para pengkhotbah untuk mendedikasikan khotbah Jumat untuk mendukung pernyataan Dewan Cendekiawan Senior Saudi yang menggambarkan kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Menurut dewan tersebut, kelompok Ikhwanul Muslimin tidak mewakili ajaran Islam yang sebenarnya melainkan hanya melayani keinginan partisannya semata. (Baca: Kegiatan Baca Al-Qur'an Diguncang Bom, 15 Anak Meninggal )

Arab Saudi secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada tahun 2014 dan melarang organisasi itu di kerajaan.

Pada 1950-an, Arab Saudi memberi perlindungan bagi ribuan aktivis Ikhwanul Muslimin yang menghadapi penjara dan penindasan di Mesir, Suriah, dan tempat lain. Kelompok itu kemudian mendapatkan pengaruh di Kerajaan Saudi.

Putusnya hubungan Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin terjadi setelah invasi Irak ke Kuwait tahun 1990 dan keterlibatan Saudi dalam invasi pimpinan AS ke Irak tahun 2003. Kelompok itu secara terbuka mengkritik kehadiran militer AS di Kerajaan Saudi dan afiliasinya mencari reformasi politik. (Baca juga: Menakutkan, Perawat AS Disuntik Vaksin COVID-19 Pusing lalu Pingsan )

Pihak berwenang menghancurkan kampanye organisasi itu, menyalahkan gerakan tersebut karena menyebarkan perbedaan pendapat, dan pada tahun 2002 menteri dalam negeri setempat mengatakan Ikhwanul Muslimin adalah "sumber semua kejahatan di kerajaan."

Pada 2013, Arab Saudi mendukung kudeta militer di Mesir yang membuat Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih dalam pemilu demokratis pertama di negara itu. Morsi yang telah meninggal saat menjalani hukuman penjara yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2131 seconds (0.1#10.140)