Negara Anggota Kerap Bersitegang, Sekjen NATO Minta Solusi Positif Dikedepankan

Rabu, 16 Desember 2020 - 15:31 WIB
loading...
Negara Anggota Kerap...
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. Foto/Yeni Safak
A A A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO , Jens Stoltenberg, mendesak negara-negara yang saling bersekutu untuk menemukan solusi positif atas ketegangan yang terjadi diantara mereka. Hal itu diungkapkan setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

"Saya mendesak semua sekutu NATO dan Turki serta sekutu lainnya untuk melihat apakah ada cara untuk menemukan solusi positif," kata Jens Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Montenegro Zdravko Krivokapic di Brussels.

"Saya menyesal kita berada dalam situasi di mana sekutu NATO harus menjatuhkan sanksi satu sama lain," imbuh Stoltenberg seperti dikutip dari Yeni Safak, Rabu (16/12/2020).



Departemen Keuangan AS pada hari Senin memberlakukan sanksi terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

Sanksi tersebut, yang berada di bawah Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), menargetkan Kepresidenan Industri Pertahanan Turki (SSB), termasuk kepalanya Ismail Demir dan tiga pejabat lainnya.(Baca juga: AS Akhirnya Sanksi Turki karena Beli Sistem Rudal S-400 Rusia )

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keputusan tersebut. "Kami mengutuk dan menolak keputusan untuk menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Turki," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.(Baca juga: Dihukum AS karena Beli S-400 Rusia, Begini Reaksi Turki )

Mengingat pernyataan sebelumnya yang mengungkapkan keprihatinan atas konsekuensi keputusan Turki untuk membeli S-400 Rusia, Stoltenberg mengatakan: "Ini adalah keputusan nasional tetapi sistem S-400 tidak kompatibel dengan sistem NATO. Itu tidak dapat diintegrasikan ke dalam Pertahanan Udara dan Rudal NATO."

“Kami tahu bahwa telah ada pembicaraan sebelumnya tentang kemungkinan pengiriman sistem NATO, seperti misalnya, sistem Patriot atau SAMP-T, yang merupakan sistem NATO yang dapat meningkatkan pertahanan udara Turki, tetapi juga melakukannya dengan cara yang mana kompatibel dan mungkin untuk diintegrasikan dalam Pertahanan Udara dan Rudal NATO,” tambahnya.

Pada April 2017, ketika upaya berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS tidak membuahkan hasil, Turki menandatangani kontrak dengan Rusia untuk memperoleh perisai udara S-400.

Pejabat AS telah menyuarakan penentangan terhadap penempatan S-400. AS mengklaim sistem pertahanan besutan Rusia itu tidak akan kompatibel dengan sistem pertahanan NATO dan akan mengekspos kelemahan jet tempur F-35 ke kemungkinan tipu daya Rusia.(Baca juga: Dihukum AS karena S-400 Rusia, Erdogan: Berikan Dukungan, Bukan Sanksi )

Turki, bagaimanapun, menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO dan tidak menimbulkan ancaman bagi aliansi atau persenjataannya.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)