Khamenei Dilaporkan Serahkan Kekuasaan karena Masalah Kesehatan

Senin, 07 Desember 2020 - 11:24 WIB
loading...
Khamenei Dilaporkan Serahkan Kekuasaan karena Masalah Kesehatan
Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/REUTERS/Morteza Nikoubazl
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah menyerahkan kekuasaannya kepada putranya, Mojtaba Khamenei, karena masalah kesehatan.

Laporan tersebut diterbitkan Newsweek pekan lalu dengan mengutip seorang jurnalis yang berbasis di negara para Mullah tersebut, Momahad Ahwaze. Namun, pemerintah Iran maupun pihak Khemenei belum mengonfirmasi laporan tersebut. (Baca: IRGC: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senjata Canggih yang Dikontrol Satelit )

Ahwaze mengatakan Ayatollah Ali Khamenei membutuhkan bantuan medis segera.

Khamenei dilaporkan harus membatalkan pertemuan dengan Presiden Hassan Rouhani pada hari Jumat pekan lalu, dan kondisinya dikatakan telah memburuk dalam semalam. Laporan itu tidak merinci masalah kesehatan yang dimaksud, namun jika terkonfirmasi kemungkinan adalah kanker prostat.

Ahwaze, melalui Twitter, mengatakan sumber-sumber di Iran prihatin dengan kesehatan pemimpin berusia 81 tahun itu, dan orang-orang yang dekat dengannya dilaporkan "sangat prihatin" atas kondisinya yang memburuk.

Lantaran kondis itulah, kekuasaanya dilaporkan telah dialihkan kepada putranya yang berusia 51 tahun, Sayyid Mojtaba Hosseini Khamenei, yang saat ini mengawasi beberapa departemen keamanan dan intelijen penting di negara itu. (Baca juga: Media Israel: Ada Rekaman Fakhrizadeh Bicara Tentang Membangun 5 Hulu Ledak Nuklir Iran )

Sumber-sumber Eropa telah menetapkan Mojtaba sebagai calon penerus posisi pemimpin tertinggi Iran selama lebih dari 10 tahun. Media Inggris, The Guardian, bahkan menjulukinya sebagai "penjaga gerbang pemimpin tertinggi Iran" dalam sebuah artikel tahun 2009.

Khamenei berkuasa sejak 1989. Dia mengambil alih kekuasaan setelah kematian pendiri Republik Islam Iran, Ruollah Khomenei. Namun, dia pernah mengalami masalah kesehatan di masa lalu, dan pada 2014 menjalani operasi prostat. Menurut media Prancis, Le Figaro, pada 2015, sumber-sumber Barat percaya pemimpin tertinggi itu menderita kanker prostat.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1073 seconds (0.1#10.140)