Pemimpin Tertinggi Iran Menolak Negosiasi Baru dengan Barat

Rabu, 25 November 2020 - 05:05 WIB
loading...
Pemimpin Tertinggi Iran Menolak Negosiasi Baru dengan Barat
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/business recorder
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran menolak prospek negosiasi baru dengan Barat meski pemerintah Teheran optimis dengan "ketiadaan Donald Trump " dan sanksi-sanksinya.

Kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden telah meningkatkan kemungkinan bahwa Amerika Serikat dapat bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir yang dicapai Iran dengan kekuatan dunia pada 2015. Saat itu sanksi dicabut sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.

Presiden Donald Trump membawa AS keluar dari kesepakatan itu pada 2018, dan Teheran menanggapi dengan mengurangi kepatuhannya pada isi perjanjian.



Staf Biden mengatakan mantan wakil presiden itu bersedia memulihkan kesepakatan asalkan Iran kembali mematuhinya. Tetapi para diplomat dan analis juga mengatakan ini tidak mungkin terjadi dalam semalam karena kedua pihak menginginkan komitmen tambahan. (Baca Juga: Arab Saudi Ingin Jadi Bagian Kesepakatan Apapun Antara AS dan Iran)

Washington ingin Iran mengekang program rudal yang tidak tercakup dalam kesepakatan nuklir, dan mengurangi intervensi di Timur Tengah. (Lihat Infografis: AS Ujicoba Jet Siluman F-35 untuk Serangan Nuklir Supersonik)

Iran sejak lama mengatakan tidak akan bernegosiasi mengenai rudal, dan tidak ada pembicaraan yang dapat dimulai kecuali Washington kembali ke perjanjian nuklir serta mencabut sanksi tanpa syarat. (Lihat Video: Siapkan Langkah Hukum, JK Bantah Danai Kepulangan Rizieq)

Dalam pernyataan yang dilaporkan televisi pemerintah pada Selasa (24/11), Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyatakan keraguannya tentang keseluruhan proyek negosiasi dengan Barat.

"Kami pernah mencoba cara agar sanksi dicabut dan dinegosiasikan beberapa tahun, tetapi ini tidak membawa kami kemana-mana," ujar dia.

“Mereka ikut campur urusan wilayah, mereka menyuruh kami untuk tidak ikut campur. Dan saat Inggris dan Prancis memiliki rudal nuklir, mereka memberi tahu kami untuk tidak memiliki rudal. Apa hubungannya dengan Anda? Anda harus terlebih dahulu mengoreksi diri Anda sendiri,” ujar dia.

Khamenei telah lama mengkritik negosiasi dengan Barat. Meski demikian, dia memberikan restu utamanya pada kesepakatan nuklir ketika kesepakatan itu tercapai.

Sanksi AS yang kembali diterapkan Trump menghantam ekonomi Iran dengan keras, merusak janji Presiden Hassan Rouhani bahwa membuka negara itu kepada dunia akan meningkatkan kualitas hidup.

Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan perusahaan asing sudah bersiap untuk kembali.

"Baru-baru ini, kontak tentang pembukaan kantor dan kehadiran perusahaan asing di Iran telah meningkat," papar Rabiei.

"Tentu saja, dengan pencabutan sanksi yang menindas dan absennya Trump, kehadiran perusahaan asing dan kesediaan untuk berinvestasi di Iran akan meningkat," ujar dia.

Seorang diplomat Eropa mengatakan perusahaan-perusahaan masih mewaspadai kurangnya transparansi di Iran dan bahwa pencabutan sanksi Biden tidak akan cukup menarik mereka kembali.

“Tidak ada keuntungan bagi perusahaan besar untuk bermain-main di pasar dengan transparansi keuangan yang sangat sedikit," papar dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)