Israel Senang Dewan Cendekiawan Senior Saudi Cap Ikhwanul Muslimin Teroris
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel menyambut gembira pernyataan Dewan Cendekiawan Senior (CSS) Arab Saudi yang menytakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.
"Kami senang di Israel melihat pendekatan semacam itu yang bertentangan dengan eksploitasi agama untuk hasutan dan provokasi," kata Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Minggu.
"Kami sangat membutuhkan wacana yang menyerukan toleransi dan kerja sama di kawasan," lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip Middle East Monitor, Senin (16/11/2020). (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi: Ikhawanul Muslimin Adalah Kelompok Teroris )
Pada Selasa pekan lalu, CSS Arab Saudi menyatakan Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris. Menurut dewan tersebut, kelompok itu hanya memanfaatkan agama Islam sebagai topeng.
“Kelompok Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris dan (tidak) mewakili metode Islam, melainkan secara membabi buta mengikuti tujuan partisannya yang bertentangan dengan tuntunan agama kita yang anggun, sambil menggunakan agama sebagai topeng untuk menyamarkan tujuannya guna mempraktikkan yang sebaliknya seperti menghasut, mendatangkan malapetaka, melakukan kekerasan dan terorisme," kata dewan itu dalam sebuah pernyataan.
Pada 2014, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab secara resmi menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris untuk mencegah hasutan. Bahrain dan Mesir kemudian menyusul.
Negara-negara tersebut telah mendesak publik untuk menjauh dari Ikhwanul Muslimin dan tidak bersimpati dengan tindakannya.
"Misi Ikhwanul Muslimin adalah menyerukan pemberontakan melawan para penguasa, mendatangkan malapetaka di negara, (dan) mengacaukan koeksistensi di negara ini," imbuh Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi.
"Satu-satunya tujuan kelompok ini adalah untuk merebut kendali kekuasaan daripada menunjukkan kepedulian terhadap akidah Islam."
Pernyataan CSS Arab Saudi dikecam kelompok Ikhwanul Muslimin, yang mengatakan selalu menjadi korban kekerasan dan rezim diktator.
Israel melihat pernyataan CSS Arab Saudi tersebut bermanfaat untuk tindakan kerasnya terhadap kelompok Hamas Palestina, yang mengadopsi pemikiran Ikhwanul Muslimin.
Israel melancarkan tiga serangan militer besar terhadap Hamas di Jalur Gaza pada 2008, 2012, dan 2014 dan masih memberlakukan blokade yang diperketat di wilayah Palestina yang dikendalikan Hamas tersebut.
"Kami senang di Israel melihat pendekatan semacam itu yang bertentangan dengan eksploitasi agama untuk hasutan dan provokasi," kata Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Minggu.
"Kami sangat membutuhkan wacana yang menyerukan toleransi dan kerja sama di kawasan," lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip Middle East Monitor, Senin (16/11/2020). (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi: Ikhawanul Muslimin Adalah Kelompok Teroris )
Pada Selasa pekan lalu, CSS Arab Saudi menyatakan Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris. Menurut dewan tersebut, kelompok itu hanya memanfaatkan agama Islam sebagai topeng.
“Kelompok Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris dan (tidak) mewakili metode Islam, melainkan secara membabi buta mengikuti tujuan partisannya yang bertentangan dengan tuntunan agama kita yang anggun, sambil menggunakan agama sebagai topeng untuk menyamarkan tujuannya guna mempraktikkan yang sebaliknya seperti menghasut, mendatangkan malapetaka, melakukan kekerasan dan terorisme," kata dewan itu dalam sebuah pernyataan.
Pada 2014, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab secara resmi menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris untuk mencegah hasutan. Bahrain dan Mesir kemudian menyusul.
Negara-negara tersebut telah mendesak publik untuk menjauh dari Ikhwanul Muslimin dan tidak bersimpati dengan tindakannya.
"Misi Ikhwanul Muslimin adalah menyerukan pemberontakan melawan para penguasa, mendatangkan malapetaka di negara, (dan) mengacaukan koeksistensi di negara ini," imbuh Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi.
"Satu-satunya tujuan kelompok ini adalah untuk merebut kendali kekuasaan daripada menunjukkan kepedulian terhadap akidah Islam."
Pernyataan CSS Arab Saudi dikecam kelompok Ikhwanul Muslimin, yang mengatakan selalu menjadi korban kekerasan dan rezim diktator.
Israel melihat pernyataan CSS Arab Saudi tersebut bermanfaat untuk tindakan kerasnya terhadap kelompok Hamas Palestina, yang mengadopsi pemikiran Ikhwanul Muslimin.
Israel melancarkan tiga serangan militer besar terhadap Hamas di Jalur Gaza pada 2008, 2012, dan 2014 dan masih memberlakukan blokade yang diperketat di wilayah Palestina yang dikendalikan Hamas tersebut.
(min)