Loyalis Trump Unjuk Diri

Senin, 16 November 2020 - 08:35 WIB
loading...
Loyalis Trump Unjuk Diri
Polisi mengamankan ribuan demonstran yang berunjuk rasa mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington, AS, Sabtu (14/11/2020) waktu setempat. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Pada saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih belum mengakui kekalahannya pada pemilu presiden, puluhan ribu pendukungnya justru turun ke jalanan menyuarakan kecurangan pemilu. Padahal, Presiden terpilih Joe Biden masih menghadapi ketidakjelasan pemerintahan transisi karena dihalangi oleh Trump.

Loyalis Trump Unjuk Diri


Biden masih disibukkan dengan konsultasi dengan para penasihat politik dan telah mendapatkan ucapan selamat dari para pemimpin dunia. Dia juga sudah memetakan kebijakan yang hendak diprioritaskan sebelum dilantik pada 20 Januari mendatang. (Baca: Keutamaan Shalawat, Utang Lunas dan Dikenali Nabi Muhammad)

Presiden Trump masih disibukkan dengan narasi penolakan hasil pemilu dan menghalangi dengan segala cara agar Biden tidak dengan mudah membentuk transisi. Tim kampanye Trump juga masih mengajukan beragam gugatan, meskipun harapan untuk membalikkan keadaan seperti mimpi di siang bolong. Para pakar hukum menyatakan upaya ligitasi yang dilakukan Trump memiliki kesempatan yang sangat kecil. Apalagi, tidak ada bukti kecurangan pemilu.

Narasi Trump didukung puluhan ribuan pendukungnya yang turun ke jalan dengan tajuk "Million MAGA March," mengacu pada slogan kampanye "Make America Great Again". Aksi itu digelar di Washington pada Sabtu (14/11) waktu setempat.

“Ratusan ribu orang menunjukkan dukungan di Washington. Mereka tidak akan mendukung pemilu yang korup dan curang!” ungkap Trump pada akun Twitter-nya. Konvoi mobil Trump pun melalui demonstrasi tersebut saat hendak menuju lapangan golf di Virginia. Itu mendapatkan sambutan tepuk tangan dari para demonstran ketika Trump melambaikan tangan dan tampak di jendela mobilnya. (Baca juga: ITS Buat Pakan Ternak dari Fermentasi Limbah Pertanian)

Donald Tarca Jr, pendukung Trump, rela hadir di Washington dari West Palm Beach, Florida, untuk menggelar aksi mendukung Trump. “Saya pikir, ini adalah pemilu yang curang dengan beragam bentuk,” kata Tarca. Dia mengungkapkan, media juga bisa memengaruhi jutaan rakyat untuk mendukung Biden. “Akhirnya mereka membenci Trump,” paparnya, dilansir Reuters.

Demonstrasi tersebut umumnya berlangsung damai. Namun, sejumlah bentrokan dilaporkan antara pendukung Trump dan Biden. Satu orang dilaporkan ditikam dan dilarikan ke rumah sakit. The Washington Post melaporkan, aksi penikaman tersebut terjadi pada malam hari.

Puluhan anggota Proud Boys, kelompok sayap kanan, ikut unjuk rasa di jalanan dengan menggunakan rompi antipeluru dan helm tentara. Sementara kelompok gerakan sayap kiri yang dikenal dengan antifa juga menggelar aksi tandingan. Di dekat Mahkamah Agung, beberapa demonstran sayap kiri membawa payung hitam dan menggunakan penutup wajah. Beberapa demonstran itu mencegah pendukung Trump dengan menggunakan sepeda. Mereka menyebut pendukung Trump sebagai “Nazi”. Polisi menangkap sedikitnya 10 orang, termasuk mereka yang membawa senjata api. (Baca juga: Tren Sefie maut: Narsis Berujung Nyawa Melayang)

Berdasarkan penghitungan Edison Research, Biden telah memenangkan 306 suara elektoral dan dinyatakan sebagai pemenangnya karena telah mendapatkan lebih dari 270 suara sebagai batas kemenangan. Biden juga meraih kemenangan populer dengan mendapatkan lebih 5,5 juta suara atau 3,6% lebih banyak dibandingkan Trump.

Melihat kemungkinan sulit untuk membalikkan suara, menurut para penasihat politik Trump, ada kemungkinan Trump akan maju kembali ke Gedung Putih pada 2024. Upaya yang dilakukan Trump pun menghalangi transisi pemerintahan yang damai dan mulus.

Trump sendiri sudah menunjukkan sinyal bahwa prospek tentang pelantikan presiden pada 20 Januari mendatang. “Waktu yang akan menceritakannya,” jawabnya ketika ditanya reporter tentang persiapan Gedung Putih menjelang pelantikan presiden baru.

“Pemerintahan ini tidak akan menerapkan isolasi. Harapannya, uh, apakah yang terjadi dengan pemerintahan mendatang? Saya hanya menebak waktu akan menceritakan,” kata Trump bercerita tentang penanganan pandemi virus korona. (Baca juga: Sirekap di Pilkada 2020, Mantan Anggota KPU Ingatkan Potensi Chaos)

Itu sepertinya sebagai pembalasan karena Trump memang menghadapi kekalahan telak pada gugatan pemilu di pengadilan. Pada Jumat (13/11), sembilan kasus gugatan terhadap kemenangan Joe Biden di negara bagian kunci telah dikalahkan. Itu sebagai serangkaian kekalahan brutal bagi Trump yang sudah kalah dan menolak mengakui kekalahan.

Umumnya, sebagian besar gugatan tersebut didasarkan pada pemungutan suara melalui pos dan manajemen yang salah pada pemilu sehingga memicu kecurangan. Namun, itu semua tidak terbukti.

Untuk memenangkan pemilu presiden kali ini, Trump harus menggagalkan kemenangan Biden di sedikitnya tiga negara bagian. Namun, dia sejauh ini gagal memberikan bukti tentang kecurangan pemilu. Negara bagian juga harus menghadapi tenggat waktu 8 Desember untuk menyertifikasi hasil pemilu dan memiliki elektoral untuk memilih presiden baru pada 14 Desember mendatang. (Lihat videonya: Dana Nasabah Raib, Keamanan Perbankan Dipertanyakan)

Tim hukum Biden di Georgia menyatakan, mereka tidak memperkirakan penghitungan ulang di negara bagian tersebut akan menghasilkan perubahan signifikan. Namun, juru bicara tim kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan kepada Fox News, bahwa mereka percaya diri bahwa penghitungan ulang akan mengubah keadaan.

Pengadilan di negara bagian Michigan menolak permintaan pendukung Trump untuk menolak sertifikasi suara di Detroit yang mendukung Biden. Para pengacara kubu Trump juga mengajukan gugatan hukum di Arizona. Petugas keamanan pemilu menyatakan tidak menemukan bukti bahwa sistem pemilu dihapus atau menghilangkan surat suara.

Sementara Biden menghabiskan waktunya di Delaware dengan para penasihat tim transisinya. Dia mengabaikan klaim kecurangan dan fokus menyiapkan pemerintahan mendatang. Saat mengendarai sepeda bersama istrinya Jill, Biden mengatakan “ya” kepada reporter yang bertanya apakah dia telah membuat kemajuan dalam memilih menteri pada kabinetnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)