Ketidaksepakatan dengan Pemerintahan Obama Penyebab Buruknya Hubungan AS-Rusia
loading...

Kremlin mengatakan ketidaksepakatan yang terus terjadi selama pemerintahan Barack Obama telah menyebabkan degradasi hubungan saat ini antara Rusia dengan AS. Foto/REUTERS
A
A
A
MOSKOW - Ketidaksepakatan yang terus terjadi selama pemerintahan Barack Obama telah menyebabkan degradasi hubungan saat ini antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS) . Hal itu diungkapkan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
"Presiden (Vladimir Putin) bertemu dia (Joseph Biden), tapi tetap saja, kebanyakan dia bertemu dengan atasannya saat itu (Barack Obama), jadi dialognya kebanyakan dengan Obama," ucap Peskov, seperti dilansir Tass pada Minggu (15/11/2020). ( Baca juga: Lavrov: Biden Mungkin akan Mengekor Obama Soal Kebijakan Terhadap Rusia )
"Itu bukan dialog yang mudah, terutama enam bulan terakhir pemerintahan Barack Obama. Ada banyak ketidaksepakatan yang mungkin merupakan pertanda degradasi yang terjadi dalam hubungan kita selama kepresidenan Donald Trump," sambungnya.
Pada saat yang sama, Peskov menolak menjawab pertanyaan apa yang diharapkan Kremlin dari pemerintahan Biden dan Kamala Harris. "Saya tidak punya hak (untuk mengomentari ini) sebelum hasil resmi pemilihan umum," ungkapnya.
Meski demikian, Peskov menyebut Rusia lebih suka melihat presiden AS yang sangat ingin menghidupkan kembali hubungan bilateral. ( Baca juga: Ucapkan Selamat ke Joe Biden, Putin Tunggu Hasil Resmi Pilpres AS )
"Kami akan berinteraksi dengan presiden mana pun yang akan dipilih oleh warga AS. Inilah yang dikatakan oleh Putin, lebih dari satu kali. Tentu saja, kami ingin melihat seorang presiden yang bagaimanapun ingin menghidupkan kembali hubungan bilateral," jelas Peskov.
"Kami akan menghormati setiap pilihan rakyat Amerika. Rusia tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri AS dan tidak akan pernah ikut campur di masa depan, tetapi juga tidak akan mentolerir campur tangan AS dalam urusannya sendiri. Saya yakin, ini seharusnya sudah jelas bagi orang di jalan sekarang," tukasnya.
"Presiden (Vladimir Putin) bertemu dia (Joseph Biden), tapi tetap saja, kebanyakan dia bertemu dengan atasannya saat itu (Barack Obama), jadi dialognya kebanyakan dengan Obama," ucap Peskov, seperti dilansir Tass pada Minggu (15/11/2020). ( Baca juga: Lavrov: Biden Mungkin akan Mengekor Obama Soal Kebijakan Terhadap Rusia )
"Itu bukan dialog yang mudah, terutama enam bulan terakhir pemerintahan Barack Obama. Ada banyak ketidaksepakatan yang mungkin merupakan pertanda degradasi yang terjadi dalam hubungan kita selama kepresidenan Donald Trump," sambungnya.
Pada saat yang sama, Peskov menolak menjawab pertanyaan apa yang diharapkan Kremlin dari pemerintahan Biden dan Kamala Harris. "Saya tidak punya hak (untuk mengomentari ini) sebelum hasil resmi pemilihan umum," ungkapnya.
Meski demikian, Peskov menyebut Rusia lebih suka melihat presiden AS yang sangat ingin menghidupkan kembali hubungan bilateral. ( Baca juga: Ucapkan Selamat ke Joe Biden, Putin Tunggu Hasil Resmi Pilpres AS )
"Kami akan berinteraksi dengan presiden mana pun yang akan dipilih oleh warga AS. Inilah yang dikatakan oleh Putin, lebih dari satu kali. Tentu saja, kami ingin melihat seorang presiden yang bagaimanapun ingin menghidupkan kembali hubungan bilateral," jelas Peskov.
"Kami akan menghormati setiap pilihan rakyat Amerika. Rusia tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri AS dan tidak akan pernah ikut campur di masa depan, tetapi juga tidak akan mentolerir campur tangan AS dalam urusannya sendiri. Saya yakin, ini seharusnya sudah jelas bagi orang di jalan sekarang," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :