Agen Mossad Habisi Orang Nomor 2 al-Qaeda di Teheran, Begini Versi Media Iran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Agen Mossad Israel dilaporkan melakukan operasi senyap yang menewaskan orang nomor dua al-Qaeda di area jalan di Teheran pada Agustus lalu. Media Iran membuat laporan dengan versi yang berbeda.
New York Times yang berbasis di Amerika Serikat (AS) melaporkan operasi senyap Israel atas permintaan Amerika telah menewaskan pemimpin nomor dua al-Qaeda Abdullah Ahmed Abdullah alias Abu Muhammad al-Masri, yang merupakan warga Mesir. Laporan yang mengutip para pejabat intelijen itu menyebutkan al-Masri dan putrinya; Maryam, yang merupakan janda putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden, tewas pada 7 Agustus di area jalan Teheran oleh dua pembunuh dengan sepeda motor.
Operasi semacam itu mengingatkan kejadian serupa di Malaysia beberapa tahun lalu, ketika ilmuwan Hamas ditembak mati pria yang mengenderai sepeda motor. (Baca: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Al-Masri selama ini diburu FBI atas tuduhan medalangi serangan mematikan dia dua kedutaan besar AS di Afrika, yakni di Kenya dan Tanzania, tahun 1998. Lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan tersebut.
FBI menawarkan hadiah USD10 juta yang mengarah pada penangkapan al-Masri. Sampai hari Jumat atau saat New York Times merilis laporannya, dia masih ada dalam daftar orang paling dicari FBI.
Namun, media Iran; Fars pada Sabtu (14/11/2020), mengklaim orang yang dibunuh adalah seorang profesor sejarah asal Lebanon yang diidentifikasi sebagai “Habib Daoud” dan putrinya, Maryam. Media tersebut tidak memperkuat laporan sosok yang dibunuh itu sebagai pemimpin nomor dua al-Qaeda. Bahkan, juga tidak disinggung tentang adanya operasi Mossad di balik kematian pria terebut bersama putrinya. (Baca juga: Operasi Senyap Israel di Iran Dilakukan Agen Mossad )
Teroris dan keturunannya itu dilaporkan diawasi secara ketat oleh intelijen Iran setelah pembebasan mereka, meskipun Iran mengklaim pada 2018 bahwa agen al-Qaeda yang muncul di negara itu ditangkap dan dikembalikan ke Afghanistan.
Iran menyatakan al-Qaeda tetap menjadi musuh bebuyutannya, dan kehadiran al-Masri di negara itu memicu pertanyaan yang belum dijelaskan rezim Teheran.
New York Times yang berbasis di Amerika Serikat (AS) melaporkan operasi senyap Israel atas permintaan Amerika telah menewaskan pemimpin nomor dua al-Qaeda Abdullah Ahmed Abdullah alias Abu Muhammad al-Masri, yang merupakan warga Mesir. Laporan yang mengutip para pejabat intelijen itu menyebutkan al-Masri dan putrinya; Maryam, yang merupakan janda putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden, tewas pada 7 Agustus di area jalan Teheran oleh dua pembunuh dengan sepeda motor.
Operasi semacam itu mengingatkan kejadian serupa di Malaysia beberapa tahun lalu, ketika ilmuwan Hamas ditembak mati pria yang mengenderai sepeda motor. (Baca: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Al-Masri selama ini diburu FBI atas tuduhan medalangi serangan mematikan dia dua kedutaan besar AS di Afrika, yakni di Kenya dan Tanzania, tahun 1998. Lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan tersebut.
FBI menawarkan hadiah USD10 juta yang mengarah pada penangkapan al-Masri. Sampai hari Jumat atau saat New York Times merilis laporannya, dia masih ada dalam daftar orang paling dicari FBI.
Namun, media Iran; Fars pada Sabtu (14/11/2020), mengklaim orang yang dibunuh adalah seorang profesor sejarah asal Lebanon yang diidentifikasi sebagai “Habib Daoud” dan putrinya, Maryam. Media tersebut tidak memperkuat laporan sosok yang dibunuh itu sebagai pemimpin nomor dua al-Qaeda. Bahkan, juga tidak disinggung tentang adanya operasi Mossad di balik kematian pria terebut bersama putrinya. (Baca juga: Operasi Senyap Israel di Iran Dilakukan Agen Mossad )
Teroris dan keturunannya itu dilaporkan diawasi secara ketat oleh intelijen Iran setelah pembebasan mereka, meskipun Iran mengklaim pada 2018 bahwa agen al-Qaeda yang muncul di negara itu ditangkap dan dikembalikan ke Afghanistan.
Iran menyatakan al-Qaeda tetap menjadi musuh bebuyutannya, dan kehadiran al-Masri di negara itu memicu pertanyaan yang belum dijelaskan rezim Teheran.
(min)