Azerbaijan Tembak Jatuh Helikopter Militer Rusia, 2 Tentara Tewas
loading...
A
A
A
BAKU - Sebuah helikopter militer Rusia telah ditembak jatuh di atas wilayah Armenia . Pihak Azerbaijan mengaku bertanggung jawab atas penembakan helikopter tersebut dengan rudal.
Insiden itu bisa menyeret Moskow lebih jauh ke dalam konflik yang meningkat antara kedua negara pecahan Soviet tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan ribuan orang.
Helikopter militer Mi-24 Rusia ditembak jatuh pada hari Senin oleh rudal surface-to-air (permukaan-ke-udara) saat mengawal konvoi dari pangkalan militer Rusia di Armenia. (Baca: Rusia Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh usai Kesepakatan Gencatan Senjata )
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua tentara tewas dalam serangan itu, dan seorang lainnya cedera. Menurut kementerian itu, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui siapa yang berada di balik serangan tersebut.
Tak lama kemudian, Kementerian Luar Negeri Azerbaijan bertanggung jawab atas serangan terhadap helikopter Rusia dan meminta maaf. Kementerian itu mengatakan Baku bersedia membayar kompensasi.
Kementerian Darurat Armenia melaporkan bahwa insiden itu terjadi di dekat desa Yeraskh, yang terletak di selatan Armenia dekat perbatasan dengan Azerbaijan.
Itu jauh dari pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, di mana Azerbaijan telah melancarkan serangan berdarah untuk merebut kembali kantong pegunungan dari kendali de facto Armenia. Serangan itu diduga muncul dari seberang perbatasan di wilayah Nakhchivan yang dikuasai Azerbaijan. (Baca juga: Kremlin: Tak Ada Kesepakatan Penempatan Pasukan Turki di Nagorno-Karabakh )
Serangan itu akan menguji kesediaan Rusia untuk tetap berada di sela-sela konflik antara Armenia dan Azerbaijan, keduanya negara bekas Soviet yang menjalin hubungan baik dan terlibat kontrak senjata dengan Rusia. Azerbaijan didukung oleh Turki, saingan regional yang telah dibujuk dan dilawan oleh Moskow dengan mendukung pihak-pihak yang bersaing di Suriah.
Moskow mengatakan akan menghormati komitmen untuk mempertahankan Armenia di bawah perjanjian militer jika pertempuran terjadi di luar Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan tetapi telah dikendalikan oleh pemerintahan yang didukung Armenia sejak 1994.
Namun Moskow sebagian besar hanya diam ketika pasukan Azerbaijan bergerak melalui daerah kantong pegunungan, mengklaim telah merebut kota puncak gunung Shusha dan mendekati kota terbesar di kawasan itu, Stepanakert.
Insiden itu bisa menyeret Moskow lebih jauh ke dalam konflik yang meningkat antara kedua negara pecahan Soviet tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan ribuan orang.
Helikopter militer Mi-24 Rusia ditembak jatuh pada hari Senin oleh rudal surface-to-air (permukaan-ke-udara) saat mengawal konvoi dari pangkalan militer Rusia di Armenia. (Baca: Rusia Kirim Pasukan ke Nagorno-Karabakh usai Kesepakatan Gencatan Senjata )
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua tentara tewas dalam serangan itu, dan seorang lainnya cedera. Menurut kementerian itu, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui siapa yang berada di balik serangan tersebut.
Tak lama kemudian, Kementerian Luar Negeri Azerbaijan bertanggung jawab atas serangan terhadap helikopter Rusia dan meminta maaf. Kementerian itu mengatakan Baku bersedia membayar kompensasi.
Kementerian Darurat Armenia melaporkan bahwa insiden itu terjadi di dekat desa Yeraskh, yang terletak di selatan Armenia dekat perbatasan dengan Azerbaijan.
Itu jauh dari pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, di mana Azerbaijan telah melancarkan serangan berdarah untuk merebut kembali kantong pegunungan dari kendali de facto Armenia. Serangan itu diduga muncul dari seberang perbatasan di wilayah Nakhchivan yang dikuasai Azerbaijan. (Baca juga: Kremlin: Tak Ada Kesepakatan Penempatan Pasukan Turki di Nagorno-Karabakh )
Serangan itu akan menguji kesediaan Rusia untuk tetap berada di sela-sela konflik antara Armenia dan Azerbaijan, keduanya negara bekas Soviet yang menjalin hubungan baik dan terlibat kontrak senjata dengan Rusia. Azerbaijan didukung oleh Turki, saingan regional yang telah dibujuk dan dilawan oleh Moskow dengan mendukung pihak-pihak yang bersaing di Suriah.
Moskow mengatakan akan menghormati komitmen untuk mempertahankan Armenia di bawah perjanjian militer jika pertempuran terjadi di luar Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan tetapi telah dikendalikan oleh pemerintahan yang didukung Armenia sejak 1994.
Namun Moskow sebagian besar hanya diam ketika pasukan Azerbaijan bergerak melalui daerah kantong pegunungan, mengklaim telah merebut kota puncak gunung Shusha dan mendekati kota terbesar di kawasan itu, Stepanakert.