Trump Pecat Menhan setelah Kalah Pemilu dan Perselisihan
loading...
A
A
A
“Seperti Mattis, Esper juga tidak setuju dengan sikap meremehkan Trump terhadap aliansi NATO dan waspada terhadap kecenderungan Trump untuk melihat aliansi militer AS melalui lensa transaksional yang eksplisit bahkan ketika dia mendukung seruan Trump kepada aliansi untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan,” ungkap sumber pejabat pertahanan AS pada Reuters.
Namun Esper juga berselisih dengan Trump karena berbagai masalah, termasuk keinginan Esper melindungi Alexander Vindman, yang saat itu menjadi letnan kolonel yang bekerja di Gedung Putih, dari pembalasan atas kesaksiannya dalam penyelidikan pemakzulan Trump.
Michael O'Hanlon dari lembaga pemikir Brookings Institute mengatakan dia tidak percaya Trump memulai perombakan yang merusak kebijakan keamanan nasional AS meskipun memecat Esper.
"Dia ingin percaya bahwa dia memiliki semacam warisan yang masuk akal, di bidang ekonomi, dalam memperkuat militer, tidak memulai perang baru," ujar O'Hanlon yang mencatat bahwa Trump mungkin ingin mencoba mencalonkan diri lagi pada 2024.
Namun Esper juga berselisih dengan Trump karena berbagai masalah, termasuk keinginan Esper melindungi Alexander Vindman, yang saat itu menjadi letnan kolonel yang bekerja di Gedung Putih, dari pembalasan atas kesaksiannya dalam penyelidikan pemakzulan Trump.
Michael O'Hanlon dari lembaga pemikir Brookings Institute mengatakan dia tidak percaya Trump memulai perombakan yang merusak kebijakan keamanan nasional AS meskipun memecat Esper.
"Dia ingin percaya bahwa dia memiliki semacam warisan yang masuk akal, di bidang ekonomi, dalam memperkuat militer, tidak memulai perang baru," ujar O'Hanlon yang mencatat bahwa Trump mungkin ingin mencoba mencalonkan diri lagi pada 2024.
(sya)