Pendukung Trump dan Biden Bentrok di Berbagai Kota, Bawa Senjata Api
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang beberapa orang membawa senjata api, menggelar unjuk rasa di berbagai negara bagian yang masih melakukan penghitungan suara.
Demonstrasi sebagian besar berlangsung damai, meskipun pendukung Trump sesekali berteriak ke arah pendukung Joe Biden . Trump menuduh pemilu sedang dicuri tetapi dia tidak punya bukti kecurangan pemilu.
Di Arizona, salah satu negara bagian yang diperebutkan dengan ketat dalam pertarungan antara Trump dan Biden, pendukung masing-masing terlibat bentrok di luar Departemen Pemilihan Maricopa County di Phoenix.
Beberapa kelompok sayap kanan bersenjata api berkumpul di lokasi tersebut ketika petugas pemilu menghitung suara di dalam gedung. Meski demikian, protes sebagian besar tetap damai meskipun ketegangan meningkat. (Baca Juga: Pemilu Kacau, Maduro Cemooh AS)
Pejabat pemilihan lokal terus mentabulasi surat suara di seluruh negeri, dalam beberapa kasus memproses surat suara dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah surat suara lewat pos mencapai rekor tertinggi karena pemilih menghindari antrean saat pandemi virus corona. (Lihat Infografis: Andai Biden Mengunci Suara Nevada, Selesai Sudah Pilpres AS)
Di Philadelphia, polisi mengatakan mereka menangkap satu orang dan menyita senjata api yang dibawanya. Pelaku diselidiki untuk rencana menyerang Pennsylvania Convention Center di kota itu, yang jadi tempat penghitungan suara. (Lihat Video: Unjuk Rasa Pro-Donald Trump Berlangsung di Luar Pusat Pemilihan)
Situasi di Philadelphia menunjukkan demonstran pro-Trump dan pro-Biden dipisahkan penghalang portabel setinggi pinggang dengan para polisi berjaga dalam jumlah banyak.
Dengan situasi hasil pemilu sekarang, bentrok antara dua kelompok terjadi di New York dan Washington serta kota-kota negara bagian seperti Milwaukee, Wisconsin; Las Vegas, Nevada; Detroit, Michigan; dan Atlanta, Georgia.
Di internet, Facebook menghapus grup yang tumbuh cepat di mana pendukung Trump memposting retorika kekerasan. Facebook dan perusahaan media sosial lainnya sejak awal berupaya mencegah terjadinya klaim kemenangan pemilu yang tak berdasar dan mengurangi potensi kekerasan akibat provokasi di media sosial.
Para pendukung Trump tampaknya menjadikan klaim kemenangan Trump sebagai alasan untuk menggelar protes di berbagai kota.
Di Phoenix, pendukung Trump mengejar seorang pria yang mengacungkan tanda yang menghina presiden di belakang panggung saat ahli teori konspirasi sayap kanan Alex Jones berorasi.
Polisi turun tangan dan membubarkan pertikaian setelah pria itu dan sekelompok kecil demonstran dikepung pendukung Trump.
"Mereka mencoba mencuri pemilu, tetapi Amerika tahu apa yang terjadi dan mereka melawan," ungkap Jones kepada sekitar 300 orang pendukung Trump.
Saat surat suara di Pennsylvania menghentikan keunggulan Trump, para demonstran Philadelphia menari. Dua orang yang mengenakan kostum kotak pos melompat-lompat mengikuti musik yang keras sambil membawa spanduk bertuliskan, “Pertempuran belum berakhir.”
Demonstran lainnya, didukung tabuhan drum live, berbaris di belakang tulisan, "Anggota serikat berjuang untuk menghitung setiap suara."
Pendukung Trump mengibarkan bendera dan membawa tanda bertuliskan, "Suara berhenti pada Hari Pemilihan," dan "Maaf, jajak pendapat ditutup."
Para pendukung Biden menunjukkan dukungan mereka terhadap para pegawai penghitungan suara yang bekerja keras di dalam.
“Kami tidak bisa membiarkan penghitungan surat suara diintimidasi. Kami tidak akan membuat gangguan, atau membuat siapa pun terluka,” papar Bob Posuney, 70, pensiunan pekerja sosial.
Di Milwaukee, sekitar 50 pendukung Trump berunjuk rasa dengan membawa tulisan "Hentikan Pencurian" di depan gedung tempat penghitungan suara. Mereka membunyikan musik country, mengibarkan bendera, dan membawa tulisan "Hitung Ulang" dan "Dicurangi".
Setidaknya satu orang membawa pistol di sarung senjata. Kira-kira selusin pengunjuk rasa datang kemudian, meneriakkan “Black lives matter” dan “sebutkan nama-nama mereka” mengacu pada korban tewas akibat kebrutalan polisi. Yang lain melemparkan telur ke arah pendukung Trump dari mobil yang lewat.
“Masa depan negara saya adalah yang membawa saya ke sini malam ini,” ujar Mitchell Landgraf, pekerja konstruksi berusia 21 tahun yang memberikan suara pertamanya dalam pemilu presiden untuk Trump.
“Saya takut jika ini berjalan dengan cara tertentu negara ini akan menurun dengan cepat,” papar dia.
Setidaknya 400 pengunjuk rasa berkumpul di luar Departemen Pemilihan Clark County di Las Vegas. Lagu-lagu patriotik yang keras meraung-raung di speaker saat orang-orang melambaikan bendera Trump dan Amerika.
Di Detroit, seorang pendukung Black Trump dan seorang pendukung Black Democratic berhadapan untuk bertikai. Sebelumnya, polisi mencoba memisahkan pengunjuk rasa yang berpihak pada Black Lives Matter dari kelompok Trump tetapi segera mundur, membuat kedua kelompok bertemu dan saling berteriak.
Seorang wanita yang membawa pistol berkata bahwa dia mewakili Michigan Home Guard, milisi sayap kanan.
"Saya tidak akan membakar kota dengan kasar, tetapi saya akan terus berjuang untuk integritas pemilu," tegas Michelle Gregoire, 29, di negara bagian di mana hasil pemilu menunjukkan Trump unggul pada malam pemilu tapi berubah menjadi kemenangan Biden pada Rabu.
Demonstrasi sebagian besar berlangsung damai, meskipun pendukung Trump sesekali berteriak ke arah pendukung Joe Biden . Trump menuduh pemilu sedang dicuri tetapi dia tidak punya bukti kecurangan pemilu.
Di Arizona, salah satu negara bagian yang diperebutkan dengan ketat dalam pertarungan antara Trump dan Biden, pendukung masing-masing terlibat bentrok di luar Departemen Pemilihan Maricopa County di Phoenix.
Beberapa kelompok sayap kanan bersenjata api berkumpul di lokasi tersebut ketika petugas pemilu menghitung suara di dalam gedung. Meski demikian, protes sebagian besar tetap damai meskipun ketegangan meningkat. (Baca Juga: Pemilu Kacau, Maduro Cemooh AS)
Pejabat pemilihan lokal terus mentabulasi surat suara di seluruh negeri, dalam beberapa kasus memproses surat suara dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah surat suara lewat pos mencapai rekor tertinggi karena pemilih menghindari antrean saat pandemi virus corona. (Lihat Infografis: Andai Biden Mengunci Suara Nevada, Selesai Sudah Pilpres AS)
Di Philadelphia, polisi mengatakan mereka menangkap satu orang dan menyita senjata api yang dibawanya. Pelaku diselidiki untuk rencana menyerang Pennsylvania Convention Center di kota itu, yang jadi tempat penghitungan suara. (Lihat Video: Unjuk Rasa Pro-Donald Trump Berlangsung di Luar Pusat Pemilihan)
Situasi di Philadelphia menunjukkan demonstran pro-Trump dan pro-Biden dipisahkan penghalang portabel setinggi pinggang dengan para polisi berjaga dalam jumlah banyak.
Dengan situasi hasil pemilu sekarang, bentrok antara dua kelompok terjadi di New York dan Washington serta kota-kota negara bagian seperti Milwaukee, Wisconsin; Las Vegas, Nevada; Detroit, Michigan; dan Atlanta, Georgia.
Di internet, Facebook menghapus grup yang tumbuh cepat di mana pendukung Trump memposting retorika kekerasan. Facebook dan perusahaan media sosial lainnya sejak awal berupaya mencegah terjadinya klaim kemenangan pemilu yang tak berdasar dan mengurangi potensi kekerasan akibat provokasi di media sosial.
Para pendukung Trump tampaknya menjadikan klaim kemenangan Trump sebagai alasan untuk menggelar protes di berbagai kota.
Di Phoenix, pendukung Trump mengejar seorang pria yang mengacungkan tanda yang menghina presiden di belakang panggung saat ahli teori konspirasi sayap kanan Alex Jones berorasi.
Polisi turun tangan dan membubarkan pertikaian setelah pria itu dan sekelompok kecil demonstran dikepung pendukung Trump.
"Mereka mencoba mencuri pemilu, tetapi Amerika tahu apa yang terjadi dan mereka melawan," ungkap Jones kepada sekitar 300 orang pendukung Trump.
Saat surat suara di Pennsylvania menghentikan keunggulan Trump, para demonstran Philadelphia menari. Dua orang yang mengenakan kostum kotak pos melompat-lompat mengikuti musik yang keras sambil membawa spanduk bertuliskan, “Pertempuran belum berakhir.”
Demonstran lainnya, didukung tabuhan drum live, berbaris di belakang tulisan, "Anggota serikat berjuang untuk menghitung setiap suara."
Pendukung Trump mengibarkan bendera dan membawa tanda bertuliskan, "Suara berhenti pada Hari Pemilihan," dan "Maaf, jajak pendapat ditutup."
Para pendukung Biden menunjukkan dukungan mereka terhadap para pegawai penghitungan suara yang bekerja keras di dalam.
“Kami tidak bisa membiarkan penghitungan surat suara diintimidasi. Kami tidak akan membuat gangguan, atau membuat siapa pun terluka,” papar Bob Posuney, 70, pensiunan pekerja sosial.
Di Milwaukee, sekitar 50 pendukung Trump berunjuk rasa dengan membawa tulisan "Hentikan Pencurian" di depan gedung tempat penghitungan suara. Mereka membunyikan musik country, mengibarkan bendera, dan membawa tulisan "Hitung Ulang" dan "Dicurangi".
Setidaknya satu orang membawa pistol di sarung senjata. Kira-kira selusin pengunjuk rasa datang kemudian, meneriakkan “Black lives matter” dan “sebutkan nama-nama mereka” mengacu pada korban tewas akibat kebrutalan polisi. Yang lain melemparkan telur ke arah pendukung Trump dari mobil yang lewat.
“Masa depan negara saya adalah yang membawa saya ke sini malam ini,” ujar Mitchell Landgraf, pekerja konstruksi berusia 21 tahun yang memberikan suara pertamanya dalam pemilu presiden untuk Trump.
“Saya takut jika ini berjalan dengan cara tertentu negara ini akan menurun dengan cepat,” papar dia.
Setidaknya 400 pengunjuk rasa berkumpul di luar Departemen Pemilihan Clark County di Las Vegas. Lagu-lagu patriotik yang keras meraung-raung di speaker saat orang-orang melambaikan bendera Trump dan Amerika.
Di Detroit, seorang pendukung Black Trump dan seorang pendukung Black Democratic berhadapan untuk bertikai. Sebelumnya, polisi mencoba memisahkan pengunjuk rasa yang berpihak pada Black Lives Matter dari kelompok Trump tetapi segera mundur, membuat kedua kelompok bertemu dan saling berteriak.
Seorang wanita yang membawa pistol berkata bahwa dia mewakili Michigan Home Guard, milisi sayap kanan.
"Saya tidak akan membakar kota dengan kasar, tetapi saya akan terus berjuang untuk integritas pemilu," tegas Michelle Gregoire, 29, di negara bagian di mana hasil pemilu menunjukkan Trump unggul pada malam pemilu tapi berubah menjadi kemenangan Biden pada Rabu.
(sya)