Telepon Misterius 'Teror' Warga AS di Hari Pemilihan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Para pemilih di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) menerima panggilan telepon otomatis (robocall)misterius yang mendesak mereka untuk tinggal di rumah pada Hari Pemilihan . Hal itu diungkapkan pejabat pemerintah dan partai.
Tapi tengah hari waktu wilayah Timur AS - dengan lebih dari setengah jumlah surat suara Amerika yang diharapkan sudah diberikan - ada sedikit tanda gangguan digital yang telah lama ditakuti oleh mereka yang dituntut menjaga keamanan pemungutan suara.
"Kami belum keluar dari masalah," kata Christopher Krebs, pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang telah menjadi salah satu juru bicara pemerintah terkemuka dalam keamanan pemilu. (Baca juga: Warga AS Sambut Hari Pemilu dengan Masker dan Toko-toko Ditutup Papan )
"Hari ini dalam arti tertentu adalah paruh waktu. Mungkin ada acara atau aktivitas atau upaya lain untuk mengganggu atau merusak kepercayaan dalam pemilu," ujarnya pada konferensi pers Selasa pagi waktu setempat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/11/2020).
Kekhawatiran bahwa kekuatan asing mungkin berusaha untuk campur tangan dalam pemungutan suara tahun 2020 telah beredar sejak pemilihan sebelumnya pada tahun 2016. Ketika itu peretas Rusia merilis puluhan ribu email secara online untuk mempengaruhi pemungutan suara ke arah jagoan Partai Republik Donald Trump dan menjauhi dari sang penantang dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Tetapi kekhawatiran itu tampaknya tidak terwujud karena lebih dari 99 juta warga Amerika telah memberikan suara dalam gelombang pemungutan suara awal yang belum pernah terjadi sebelumnya - jauh menuju 160 juta yang diharapkan oleh para ahli.
"Kami tidak memiliki indikasi bahwa aktor asing telah berhasil mengkompromikan atau memanipulasi suara apa pun dalam pemilihan ini," ucap penjabat sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, bersama Krebs.
Dalam komentarnya kepada wartawan, Krebs mengingatkan para pemilih terkait kemungkinan adanya masalah teknis tidak terduga dan meminta mereka untuk menghindari rumor dan informasi yang belum diverifikasi.
“Ingat, terkadang teknologi gagal dan rusak,” katanya.(Baca juga: Antrean Pemilih Mulai Penuhi TPS-TPS di Penjuru Amerika Serikat )
Dia dan Wolf meminta warga AS untuk bersabar menunggu hasil pilpres yang dapat memakan waktu berhari-hari untuk menjadi fokus. Hal ini mengingat gangguan terkait dengan pandemi Covid-19 dan banjir voting melalui surat.
Tapi tengah hari waktu wilayah Timur AS - dengan lebih dari setengah jumlah surat suara Amerika yang diharapkan sudah diberikan - ada sedikit tanda gangguan digital yang telah lama ditakuti oleh mereka yang dituntut menjaga keamanan pemungutan suara.
"Kami belum keluar dari masalah," kata Christopher Krebs, pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang telah menjadi salah satu juru bicara pemerintah terkemuka dalam keamanan pemilu. (Baca juga: Warga AS Sambut Hari Pemilu dengan Masker dan Toko-toko Ditutup Papan )
"Hari ini dalam arti tertentu adalah paruh waktu. Mungkin ada acara atau aktivitas atau upaya lain untuk mengganggu atau merusak kepercayaan dalam pemilu," ujarnya pada konferensi pers Selasa pagi waktu setempat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/11/2020).
Kekhawatiran bahwa kekuatan asing mungkin berusaha untuk campur tangan dalam pemungutan suara tahun 2020 telah beredar sejak pemilihan sebelumnya pada tahun 2016. Ketika itu peretas Rusia merilis puluhan ribu email secara online untuk mempengaruhi pemungutan suara ke arah jagoan Partai Republik Donald Trump dan menjauhi dari sang penantang dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Tetapi kekhawatiran itu tampaknya tidak terwujud karena lebih dari 99 juta warga Amerika telah memberikan suara dalam gelombang pemungutan suara awal yang belum pernah terjadi sebelumnya - jauh menuju 160 juta yang diharapkan oleh para ahli.
"Kami tidak memiliki indikasi bahwa aktor asing telah berhasil mengkompromikan atau memanipulasi suara apa pun dalam pemilihan ini," ucap penjabat sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, bersama Krebs.
Dalam komentarnya kepada wartawan, Krebs mengingatkan para pemilih terkait kemungkinan adanya masalah teknis tidak terduga dan meminta mereka untuk menghindari rumor dan informasi yang belum diverifikasi.
“Ingat, terkadang teknologi gagal dan rusak,” katanya.(Baca juga: Antrean Pemilih Mulai Penuhi TPS-TPS di Penjuru Amerika Serikat )
Dia dan Wolf meminta warga AS untuk bersabar menunggu hasil pilpres yang dapat memakan waktu berhari-hari untuk menjadi fokus. Hal ini mengingat gangguan terkait dengan pandemi Covid-19 dan banjir voting melalui surat.