Parlemen Israel Menyetujui Kesepakatan Normalisasi dengan UEA
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Parlemen Israel , Knesset, pada Kamis malam waktu setempat menyetujui perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dengan suara mayoritas. Demikian laporan kantor media yang dikelola pemerintah.
"Sekitar 80 anggota parlemen dari 120 suara mendukung perjanjian tersebut, sementara hanya 13 deputi yang menentangnya," lapor Perusahaan Penyiaran Publik Israel KAN yang dikutip Anadolu, Jumat (16/10/2020).
"Dua puluh tujuh anggota parlemen tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara," kata Times of Israel.(Baca juga: PM Palestina: Tuhan Bantu Kami Jika Trump Menang Pemilu )
Kesepakatan itu sekarang membutuhkan persetujuan dari Kabinet untuk mulai berlaku.
Daftar Gabungan mayoritas Arab, yang terdiri dari 15 anggota parlemen yang mewakili warga Palestina Israel, sebelumnya menyatakan mereka akan memberikan suara menentang perjanjian tersebut.
Bahrain dan UEA sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik, budaya, dan komersial penuh dengan Israel setelah menandatangani perjanjian kontroversial pada 15 September di Gedung Putih.(Baca juga: Mayoritas Warga Arab Tolak Kesepakatan dan Pengakuan Atas Israel )
Banyak negara, termasuk Turki dan Iran, mengecam kesepakatan itu, sementara Palestina mengecam perjanjian itu sebagai "tikaman di belakang".
Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994, juga telah meresmikan hubungan dengan Israel, yang telah menduduki tanah Palestina setidaknya sejak 1967.(Lihat video: Polisi Tangkap Enam Pengedar Uang Palsu di Tol Purbaleunyi )
"Sekitar 80 anggota parlemen dari 120 suara mendukung perjanjian tersebut, sementara hanya 13 deputi yang menentangnya," lapor Perusahaan Penyiaran Publik Israel KAN yang dikutip Anadolu, Jumat (16/10/2020).
"Dua puluh tujuh anggota parlemen tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara," kata Times of Israel.(Baca juga: PM Palestina: Tuhan Bantu Kami Jika Trump Menang Pemilu )
Kesepakatan itu sekarang membutuhkan persetujuan dari Kabinet untuk mulai berlaku.
Daftar Gabungan mayoritas Arab, yang terdiri dari 15 anggota parlemen yang mewakili warga Palestina Israel, sebelumnya menyatakan mereka akan memberikan suara menentang perjanjian tersebut.
Bahrain dan UEA sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik, budaya, dan komersial penuh dengan Israel setelah menandatangani perjanjian kontroversial pada 15 September di Gedung Putih.(Baca juga: Mayoritas Warga Arab Tolak Kesepakatan dan Pengakuan Atas Israel )
Banyak negara, termasuk Turki dan Iran, mengecam kesepakatan itu, sementara Palestina mengecam perjanjian itu sebagai "tikaman di belakang".
Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994, juga telah meresmikan hubungan dengan Israel, yang telah menduduki tanah Palestina setidaknya sejak 1967.(Lihat video: Polisi Tangkap Enam Pengedar Uang Palsu di Tol Purbaleunyi )
(ber)