Putin Sebut Pertempuran Nagorno-Karabakh Tragedi, Desak Gencatan Senjata
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyerukan agar pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan wilayah Nagorno-Karabakh segera dihentikan. Dia mengatakan pertempuran tersebut adalah sebuah tragedi.
Putin mengatakan, Moskow sangat prihatin dengan perkembangan di daerah tersebut, yang menurut hukum internasional adalah milik Azerbaijan, tetapi dihuni dan diatur oleh etnis Armenia.
"Ini (pertempuran) adalah tragedi. Kami sangat prihatin. Kami berharap konflik ini akan berakhir dalam waktu dekat," ucap Putin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (7/10/2020).
Konflik di Nagorno-Karabakh menyebabkan perang 1991 hingga 1994 yang menewaskan sekitar 30 ribu orang. Pertempuran baru sejak 27 September adalah yang paling mematikan dalam lebih dari 25 tahun. ( Lihat grafis: Gertak Rusia dan China, Inggris Memobilisasi HMS Queen Elizabeth )
Rusia, dengan Amerika Serikat (AS)dan Prancis, telah memimpin mediasi dalam konflik tersebut tetapi pihak yang bertikai belum mengindahkan seruan gencatan senjata mereka. Moskow juga memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, tempat pasukan dan pesawat tempur Rusia ditempatkan, tetapi kesepakatan itu tidak berlaku untuk Nagorno-Karabakh.
"Permusuhan, yang sangat kami sesali, berlanjut hingga hari ini dan tidak dilakukan di wilayah Armenia. Adapun pemenuhan kewajiban perjanjian Rusia, kami selalu memenuhi, memenuhi dan akan memenuhi kewajiban kam," ungkapnya.
Putin menambahkan bahwa dia terus berhubungan dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan tentang konflik tersebut. ( Baca juga: Rusia: Nagorno-Karabakh Bisa Jadi Basis Militan Serang Erop a)
Putin mengatakan, Moskow sangat prihatin dengan perkembangan di daerah tersebut, yang menurut hukum internasional adalah milik Azerbaijan, tetapi dihuni dan diatur oleh etnis Armenia.
"Ini (pertempuran) adalah tragedi. Kami sangat prihatin. Kami berharap konflik ini akan berakhir dalam waktu dekat," ucap Putin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (7/10/2020).
Konflik di Nagorno-Karabakh menyebabkan perang 1991 hingga 1994 yang menewaskan sekitar 30 ribu orang. Pertempuran baru sejak 27 September adalah yang paling mematikan dalam lebih dari 25 tahun. ( Lihat grafis: Gertak Rusia dan China, Inggris Memobilisasi HMS Queen Elizabeth )
Rusia, dengan Amerika Serikat (AS)dan Prancis, telah memimpin mediasi dalam konflik tersebut tetapi pihak yang bertikai belum mengindahkan seruan gencatan senjata mereka. Moskow juga memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, tempat pasukan dan pesawat tempur Rusia ditempatkan, tetapi kesepakatan itu tidak berlaku untuk Nagorno-Karabakh.
"Permusuhan, yang sangat kami sesali, berlanjut hingga hari ini dan tidak dilakukan di wilayah Armenia. Adapun pemenuhan kewajiban perjanjian Rusia, kami selalu memenuhi, memenuhi dan akan memenuhi kewajiban kam," ungkapnya.
Putin menambahkan bahwa dia terus berhubungan dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan tentang konflik tersebut. ( Baca juga: Rusia: Nagorno-Karabakh Bisa Jadi Basis Militan Serang Erop a)
(esn)