AS Desak Armenia-Azerbaijan Hentikan Pertempuran di Nagorno-Karabakh
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk menghentikan pertempuran di Nagorno-Karabakh. Pertempuran, yang disebut sebagai yang terburuk sejak 2016, terjadi sejak akhir pekan lalu.
Kedua negara itu di ambang perang lagi setelah pertempuran pecah di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni etnis Armenia yang telah memerdekakan diri dari Azerbaijan. Pertempuran pada hari Minggu itu melibatkan pasukan Nagorno-Karabakh dengan pasukan Azerbaijan dengan korban tewas puluhan orang termasuk dari kalangan tentara.
"ASmengutuk keras peningkatan kekerasan ini. Wakil Menteri Luar Negeri, Stephen Biegun menelopon Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramovdan Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, untuk mendesak kedua belah pihak untuk segera menghentikan permusuhan," kata Kementerian Luar Negeri AS. ( Lihat grafis: Masker N95 Buatan China Tidak Memenuhi Standar Minimum AS )
"Untuk menggunakan hubungan komunikasi langsung yang ada di antara mereka guna menghindari eskalasi lebih lanjut, dan untuk menghindari retorika tidak membantu dan tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan di lapangan," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (28/9/2020).
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Washington percaya bahwa partisipasi dalam kekerasan yang meningkat oleh pihak luar akan sangat tidak membantu dan hanya memperburuk ketegangan regional.
"Kami mendesak pihak-pihak untuk bekerja sama dengan Ketua Bersama Grup Minsk untuk kembali ke negosiasi substantif secepat mungkin. Sebagai Co-Chair OSCE Minsk Group, AS tetap berkomitmen untuk membantu pihak mencapai penyelesaian konflik yang damai dan berkelanjutan," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya Presiden AS, Donald Trump mengatakan pihaknya akan berusaha untuk menghentikan perang antara Armenia dan Azerbaijan. "Kami memiliki banyak hubungan baik di area itu. Kami akan melihat apakah kami bisa menghentikannya," kata Trump. (Baca juga: Trump Bilang AS Akan Coba Hentikan Perang Armenia dengan Azerbaijan )
Kedua negara itu di ambang perang lagi setelah pertempuran pecah di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni etnis Armenia yang telah memerdekakan diri dari Azerbaijan. Pertempuran pada hari Minggu itu melibatkan pasukan Nagorno-Karabakh dengan pasukan Azerbaijan dengan korban tewas puluhan orang termasuk dari kalangan tentara.
"ASmengutuk keras peningkatan kekerasan ini. Wakil Menteri Luar Negeri, Stephen Biegun menelopon Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramovdan Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, untuk mendesak kedua belah pihak untuk segera menghentikan permusuhan," kata Kementerian Luar Negeri AS. ( Lihat grafis: Masker N95 Buatan China Tidak Memenuhi Standar Minimum AS )
"Untuk menggunakan hubungan komunikasi langsung yang ada di antara mereka guna menghindari eskalasi lebih lanjut, dan untuk menghindari retorika tidak membantu dan tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan di lapangan," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (28/9/2020).
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Washington percaya bahwa partisipasi dalam kekerasan yang meningkat oleh pihak luar akan sangat tidak membantu dan hanya memperburuk ketegangan regional.
"Kami mendesak pihak-pihak untuk bekerja sama dengan Ketua Bersama Grup Minsk untuk kembali ke negosiasi substantif secepat mungkin. Sebagai Co-Chair OSCE Minsk Group, AS tetap berkomitmen untuk membantu pihak mencapai penyelesaian konflik yang damai dan berkelanjutan," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya Presiden AS, Donald Trump mengatakan pihaknya akan berusaha untuk menghentikan perang antara Armenia dan Azerbaijan. "Kami memiliki banyak hubungan baik di area itu. Kami akan melihat apakah kami bisa menghentikannya," kata Trump. (Baca juga: Trump Bilang AS Akan Coba Hentikan Perang Armenia dengan Azerbaijan )
(esn)