Pertengkaran di PBB Berlanjut, China Sebut AS Biang Kerok Dunia
loading...
A
A
A
NEW YORK - Pertengkaran antara China dan Amerika Serikat (AS) di PBB terus berlanjut. Terbaru, utusan China untuk PBB mengatakan AS telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia saat keduanya terlibat perdebatan tentang pandemi virus Corona selama pertemuan di Dewan Keamanan PBB yang menegangkan.
Sebelumnya, perwakilan AS untuk PBB Kelly Craft mengkritik China atas apa yang dikatakannya sebagai keputusan untuk menyembunyikan asal-usul virus Corona, meminimalkan bahayanya, dan menekan kerja sama ilmiah. Craft mengklaim tindakan Beijing mengubah epidemi lokal menjadi pandemi global.
Namun pernyataan Craft ini dengan cepat dibantah oleh utusan China Zhang Jun.
"Saya harus mengatakan, cukup sudah cukup. Anda telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia," kata Zhang.
"Sayangnya, kami sekali lagi mendengar suara-suara dari AS yang sangat bertentangan dengan suasana pertemuan," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (25/9/2020).
Zhang menambahkan bahwa Beijing menolak tuduhan yang disebutnya tidak berdasar.
Perselisihan itu terjadi dua hari setelah Presiden AS Donald Trump menggunakan sebagian besar pidato videonya yang direkam sebelumnya untuk Sidang Umum PBB menyalahkan China atas pandemi Covid-19 dan karena menahan informasi tentang virus mematikan tersebut.
Trump menuduh Beijing mengizinkan penerbangan meninggalkan China dan menginfeksi dunia dan menyebut Covid-19 sebagai "virus China."(Baca juga: Sidang Umum PBB, Trump Serang China Terkait Covid-19 )
Namun, menurut Zhang, AS sendirilah yang harus disalahkan. Sejak Januari, AS telah mendiagnosis lebih dari 6 juta kasus virus Corona dalam populasinya, dan kehilangan lebih dari 200.000 nyawa karena penyakit tersebut.
Sementara perwakilan Rusia pada sesi itu juga mengkritik tuduhan Craft.
"Kami menyesali fakta bahwa perwakilan Amerika Serikat memilih pertemuan ini dan platform Dewan Keamanan PBB untuk membuat tuduhan tidak berdasar terhadap salah satu anggota Dewan Keamanan," kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia.
Pandemi Covid-19 telah membayangi pertemuan puncak tahun ini, yang dipaksa dilakukan secara online karena pandemi dan peraturan karantina 14 hari di New York City.(Baca juga: Diserang Trump Soal Covid-19 di Sidang Umum PBB, China Murka )Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berulang kali memohon persatuan antara negara-negara anggota dan memperingatkan bahwa hubungan antara AS dan China bergerak ke arah yang sangat berbahaya.
Rapat Dewan Keamanan sendiri digelar secara virtual.
Sebelumnya, perwakilan AS untuk PBB Kelly Craft mengkritik China atas apa yang dikatakannya sebagai keputusan untuk menyembunyikan asal-usul virus Corona, meminimalkan bahayanya, dan menekan kerja sama ilmiah. Craft mengklaim tindakan Beijing mengubah epidemi lokal menjadi pandemi global.
Namun pernyataan Craft ini dengan cepat dibantah oleh utusan China Zhang Jun.
"Saya harus mengatakan, cukup sudah cukup. Anda telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia," kata Zhang.
"Sayangnya, kami sekali lagi mendengar suara-suara dari AS yang sangat bertentangan dengan suasana pertemuan," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (25/9/2020).
Zhang menambahkan bahwa Beijing menolak tuduhan yang disebutnya tidak berdasar.
Perselisihan itu terjadi dua hari setelah Presiden AS Donald Trump menggunakan sebagian besar pidato videonya yang direkam sebelumnya untuk Sidang Umum PBB menyalahkan China atas pandemi Covid-19 dan karena menahan informasi tentang virus mematikan tersebut.
Trump menuduh Beijing mengizinkan penerbangan meninggalkan China dan menginfeksi dunia dan menyebut Covid-19 sebagai "virus China."(Baca juga: Sidang Umum PBB, Trump Serang China Terkait Covid-19 )
Namun, menurut Zhang, AS sendirilah yang harus disalahkan. Sejak Januari, AS telah mendiagnosis lebih dari 6 juta kasus virus Corona dalam populasinya, dan kehilangan lebih dari 200.000 nyawa karena penyakit tersebut.
Sementara perwakilan Rusia pada sesi itu juga mengkritik tuduhan Craft.
"Kami menyesali fakta bahwa perwakilan Amerika Serikat memilih pertemuan ini dan platform Dewan Keamanan PBB untuk membuat tuduhan tidak berdasar terhadap salah satu anggota Dewan Keamanan," kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia.
Pandemi Covid-19 telah membayangi pertemuan puncak tahun ini, yang dipaksa dilakukan secara online karena pandemi dan peraturan karantina 14 hari di New York City.(Baca juga: Diserang Trump Soal Covid-19 di Sidang Umum PBB, China Murka )Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berulang kali memohon persatuan antara negara-negara anggota dan memperingatkan bahwa hubungan antara AS dan China bergerak ke arah yang sangat berbahaya.
Rapat Dewan Keamanan sendiri digelar secara virtual.
(ber)