10 Situs Budaya yang Hancur Dihantam Perang
loading...
A
A
A
PERANG pada dasarnya, adalah kekuatan yang merusak. Keindahan sebuah bangunan kuno, yang sejarahnya telah ditempa selama berabad-abad dapat musnah karena deru bedil dan mesiun di meda laga. Berikut 10 situs penting secara historis dan budaya yang hilang karena perang.
1. Istana Musim Panas Lama China
Istana Musim Panas Lama, juga dikenal sebagai Yuan Ming Yuan, adalah kompleks taman dan bangunan di Beijing yang dibangun pada abad ke-18. Istana ini berfungsi sebagai basis operasi bagi kaisar Dinasti Qing untuk hidup dan menangani pemerintahan.
Pada 1860, pada puncak Perang Candu Pertama, pasukan ekspedisi Prancis dan Inggris menduduki Beijing dan menguasai istana. Komisaris Tinggi Inggris untuk China, Lord Elgin, kemudian memerintahkan penghancuran istana sebagai balasan atas penyiksaan pasukan Inggris dan India. Meskipun gedung-gedung megahnya sekarang hilang namun setiap tahun situs Istana Musim Panas Lama masih menarik ribuan pengunjung.
2. Apamea, Suriah
Apamea, "Kota Harta Karun" kuno, terletak di tepi Sungai Orontes Suriah. Ini dulunya adalah rumah bagi raja-raja Kekaisaran Seleucid, dan kemudian menampung orang-orang Romawi. Lebih dari satu milenium kemudian, ia bangkit kembali dan dijadikan pangkalan selama Perang Salib. Sejarah panjang Apame menjadikannya salah satu situs arkeologi paling penting di Timur Tengah.
Selama konflik Suriah, Apamea telah rusak parah dan diperkirakan banyak sejarawan akan sulit untuk dipulihkan. Situs itu sekarang hancur lebur, kolom-kolomnya pecah dan mosaik-mosaiknya hancur.
3. Masjid Ferhat Pasha Bosnia
Selama Perang Bosnia tahun 90-an, Kota Banja Luka menjadi salah satu wilayah yang dianda perang sengit. Salah satu bangunan bersejarag di kota ini adalah Masjid Ferhat Pasha yang memiliki arsitektur Islam dan Ottoman abad ke-16. Pada dini hari 7 Mei 1993, pasukan Serbia dari Republika Srpska merusak Masjid Ferhat dan struktur di sekitarnya dengan sejumlah besar bahan peledak. Masjid itu rata dengan tanah.
Setelah perang, mantan pemimpin Serbia Radoslav Brdjanin dihukum karena keterlibatannya dalam pembongkaran kompleks masjid. Dia dijatuhi hukuman 32 tahun penjara. Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan rekonstruksi masjid Ferhat Pasha telah dilakukan.
4. Gereja Kristus Greyfriars Inggris
Sir Christopher Wren membangun Gereja Kristus Greyfriars di London untuk menggantikan gereja abad pertengahan yang hilang selama Kebakaran Besar tahun 1666. Desainnya sederhana. Eksterior gereja dihiasi dengan gables neoklasik tradisional, sedangkan interiornya memiliki lantai marmer.
Selama Perang Dunia II, London menjadi sasaran utama pengeboman Jerman. Blitz menghancurkan daerah-daerah besar kota, dan sifat pemboman yang membabi buta menghancurkan banyak situs bersejarah termasuk Gereja Kristus Greyfriars. Pada 29 Desember 1940, sebuah bom api menghantam bagian atas gereja dan menghancurkan bangunan interior
5. Kuil dan Mausoleum Kuno Mali
Timbuktu, yang dikenal sebagai "Kota 333 Orang Suci" karena sejarah keagamaannya, terletak di Mali, di tepi gurun Sahara. Didirikan pada abad ke-12 oleh pengembara, kota ini segera menjadi pusat perdagangan. Kota ini kaya akan sejarah dan menampilkan beberapa struktur luar biasa dan sejarah unik di daerah tersebut.
Beberapa waktu lalu, Timbuktu telah menjadi target bagi faksi-faksi Islam garis keras. Pada 2012, anggota kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda mulai menghancurkan situs-situs kuno yang terkenal itu. Lebih dari separuh kuil dan makam kota yang telah berusia berabad-abad dihancurkan dan dirusak menjadi puing-puing.
6. Menara Porselen Nanjing China
Berdiri setinggi hampir 80 meter (260 kaki), Menara Porselen Nanjing menjadi pemandangan menakjubkan. Digantung dengan 140 lampu, delapan sisinya didekorasi dengan indah dengan gambar-gambar Buddha, dan sembilan tingkat interiornya menampilkan beragam ukiran dan patung agama.
Pada 1850, perang saudara pecah di China selatan, dan konflik segera menyebar ke Nanjing. Khawatir musuh dapat menggunakannya sebagai titik pengintai, pasukan pemberontak yang menduduki daerah sekitarnya memutuskan menghancurkan menara. Pada 2010, seorang pengusaha China menyumbangkan satu miliar Yuan untuk mendanai pembangunan kembali menara itu.
7. Masjid Agung Aleppo Suriah
Masjid Agung Aleppo terletak di dalam distrik bersejarah, Al-Jalloum. Karena sejarahnya, kompleks ini diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Setelah gempa bumi dan konflik, masjid akhir mengalami kerusakan sejak April 2013.
Bangunan ini telah diduduki oleh pasukan pemberontak selama beberapa bulan dan menjadi titik fokus pertempuran senjata brutal. Bentrokan sengit antara pemberontak Suriah dan pasukan pemerintah menyebabkan sebagian besar situs menjadi puing-puing, termasuk menara abad ke-11 yang menjulang di atas masjid.
8. Kuil Yongmyong Korea Utara
Kuil Budha Yongmyong di Pyongyang dibangun lebih dari 1.500 tahun lalu dan dinamai sebagai raja kuno, Dongmyeong dari Goguryeo. Terkenal karena pemandangannya yang indah dan taman dipenuhi pohon ceri, kuil ini menjadi objek wisata populer di ibu kota Korea Utara ini.
Amerika Serikat (AS) menghancurkan Kuil Yongmyong dalam serangan pemboman karpet selama Perang Korea. Salah satu area kuil, paviliun Pubyok, dibangun kembali tidak lama setelah perang dan sekarang terdaftar sebagai harta nasional Korea Utara.
9. Perpustakaan dan Arsip Nasional Irak
Perpustakaan Nasional Baghdad menyimpang koleksi besar dari 12 juta buku, manuskrip, dan tablet batu berukir yang merinci sejarah panjang bangsa Irak. Pada 2003, Perpustakaan dan Arsip diserang oleh para loyalis Saddam Hussein, yang berniat menghancurkan catatan-catatan rezim.
Penghancuran dokumen-dokumen ini bukan hanya kerugian sejarah yang besar, tetapi kerugian besar bagi warisan budaya Irak. Dan meskipun upaya untuk menyusun dan mengembalikan dokumen yang tersisa saat ini sedang berlangsung, tetapi dokumen dan arsip yang hilang selama kebakaran tetap tak tergantikan.
10. Gedung Opera Royal Malta
Dirancang oleh arsitek terkenal Inggris Edward Barry dan selesai pada 1866, Royal Opera House berdiri di sudut Strada Reale di kota bersejarah Valletta. Strada Reale menunjukkan salah satu contoh arsitektur neo-klasik paling megah di Malta.
Royal Opera House memiliki sejarah yang cukup bergejolak. Pada 25 Mei 1873, kebakaran terjadi di dalam gedung dan menghancurkan sebagian besar interiornya. Pekerjaan rekonstruksi dilakukan segera, dan teater kembali dibuka empat tahun kemudian.
Tetapi pada abad berikutnya, Royal Opera House menjadi korban Luftwaffe (serangan udara) Jerman. Serangan udara pada 7 April 1942 menghancurkan gedung bersejarah itu.
Sumber: www.listverse.com
1. Istana Musim Panas Lama China
Istana Musim Panas Lama, juga dikenal sebagai Yuan Ming Yuan, adalah kompleks taman dan bangunan di Beijing yang dibangun pada abad ke-18. Istana ini berfungsi sebagai basis operasi bagi kaisar Dinasti Qing untuk hidup dan menangani pemerintahan.
Pada 1860, pada puncak Perang Candu Pertama, pasukan ekspedisi Prancis dan Inggris menduduki Beijing dan menguasai istana. Komisaris Tinggi Inggris untuk China, Lord Elgin, kemudian memerintahkan penghancuran istana sebagai balasan atas penyiksaan pasukan Inggris dan India. Meskipun gedung-gedung megahnya sekarang hilang namun setiap tahun situs Istana Musim Panas Lama masih menarik ribuan pengunjung.
2. Apamea, Suriah
Apamea, "Kota Harta Karun" kuno, terletak di tepi Sungai Orontes Suriah. Ini dulunya adalah rumah bagi raja-raja Kekaisaran Seleucid, dan kemudian menampung orang-orang Romawi. Lebih dari satu milenium kemudian, ia bangkit kembali dan dijadikan pangkalan selama Perang Salib. Sejarah panjang Apame menjadikannya salah satu situs arkeologi paling penting di Timur Tengah.
Selama konflik Suriah, Apamea telah rusak parah dan diperkirakan banyak sejarawan akan sulit untuk dipulihkan. Situs itu sekarang hancur lebur, kolom-kolomnya pecah dan mosaik-mosaiknya hancur.
3. Masjid Ferhat Pasha Bosnia
Selama Perang Bosnia tahun 90-an, Kota Banja Luka menjadi salah satu wilayah yang dianda perang sengit. Salah satu bangunan bersejarag di kota ini adalah Masjid Ferhat Pasha yang memiliki arsitektur Islam dan Ottoman abad ke-16. Pada dini hari 7 Mei 1993, pasukan Serbia dari Republika Srpska merusak Masjid Ferhat dan struktur di sekitarnya dengan sejumlah besar bahan peledak. Masjid itu rata dengan tanah.
Setelah perang, mantan pemimpin Serbia Radoslav Brdjanin dihukum karena keterlibatannya dalam pembongkaran kompleks masjid. Dia dijatuhi hukuman 32 tahun penjara. Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan rekonstruksi masjid Ferhat Pasha telah dilakukan.
4. Gereja Kristus Greyfriars Inggris
Sir Christopher Wren membangun Gereja Kristus Greyfriars di London untuk menggantikan gereja abad pertengahan yang hilang selama Kebakaran Besar tahun 1666. Desainnya sederhana. Eksterior gereja dihiasi dengan gables neoklasik tradisional, sedangkan interiornya memiliki lantai marmer.
Selama Perang Dunia II, London menjadi sasaran utama pengeboman Jerman. Blitz menghancurkan daerah-daerah besar kota, dan sifat pemboman yang membabi buta menghancurkan banyak situs bersejarah termasuk Gereja Kristus Greyfriars. Pada 29 Desember 1940, sebuah bom api menghantam bagian atas gereja dan menghancurkan bangunan interior
5. Kuil dan Mausoleum Kuno Mali
Timbuktu, yang dikenal sebagai "Kota 333 Orang Suci" karena sejarah keagamaannya, terletak di Mali, di tepi gurun Sahara. Didirikan pada abad ke-12 oleh pengembara, kota ini segera menjadi pusat perdagangan. Kota ini kaya akan sejarah dan menampilkan beberapa struktur luar biasa dan sejarah unik di daerah tersebut.
Beberapa waktu lalu, Timbuktu telah menjadi target bagi faksi-faksi Islam garis keras. Pada 2012, anggota kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda mulai menghancurkan situs-situs kuno yang terkenal itu. Lebih dari separuh kuil dan makam kota yang telah berusia berabad-abad dihancurkan dan dirusak menjadi puing-puing.
6. Menara Porselen Nanjing China
Berdiri setinggi hampir 80 meter (260 kaki), Menara Porselen Nanjing menjadi pemandangan menakjubkan. Digantung dengan 140 lampu, delapan sisinya didekorasi dengan indah dengan gambar-gambar Buddha, dan sembilan tingkat interiornya menampilkan beragam ukiran dan patung agama.
Pada 1850, perang saudara pecah di China selatan, dan konflik segera menyebar ke Nanjing. Khawatir musuh dapat menggunakannya sebagai titik pengintai, pasukan pemberontak yang menduduki daerah sekitarnya memutuskan menghancurkan menara. Pada 2010, seorang pengusaha China menyumbangkan satu miliar Yuan untuk mendanai pembangunan kembali menara itu.
7. Masjid Agung Aleppo Suriah
Masjid Agung Aleppo terletak di dalam distrik bersejarah, Al-Jalloum. Karena sejarahnya, kompleks ini diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Setelah gempa bumi dan konflik, masjid akhir mengalami kerusakan sejak April 2013.
Bangunan ini telah diduduki oleh pasukan pemberontak selama beberapa bulan dan menjadi titik fokus pertempuran senjata brutal. Bentrokan sengit antara pemberontak Suriah dan pasukan pemerintah menyebabkan sebagian besar situs menjadi puing-puing, termasuk menara abad ke-11 yang menjulang di atas masjid.
8. Kuil Yongmyong Korea Utara
Kuil Budha Yongmyong di Pyongyang dibangun lebih dari 1.500 tahun lalu dan dinamai sebagai raja kuno, Dongmyeong dari Goguryeo. Terkenal karena pemandangannya yang indah dan taman dipenuhi pohon ceri, kuil ini menjadi objek wisata populer di ibu kota Korea Utara ini.
Amerika Serikat (AS) menghancurkan Kuil Yongmyong dalam serangan pemboman karpet selama Perang Korea. Salah satu area kuil, paviliun Pubyok, dibangun kembali tidak lama setelah perang dan sekarang terdaftar sebagai harta nasional Korea Utara.
9. Perpustakaan dan Arsip Nasional Irak
Perpustakaan Nasional Baghdad menyimpang koleksi besar dari 12 juta buku, manuskrip, dan tablet batu berukir yang merinci sejarah panjang bangsa Irak. Pada 2003, Perpustakaan dan Arsip diserang oleh para loyalis Saddam Hussein, yang berniat menghancurkan catatan-catatan rezim.
Penghancuran dokumen-dokumen ini bukan hanya kerugian sejarah yang besar, tetapi kerugian besar bagi warisan budaya Irak. Dan meskipun upaya untuk menyusun dan mengembalikan dokumen yang tersisa saat ini sedang berlangsung, tetapi dokumen dan arsip yang hilang selama kebakaran tetap tak tergantikan.
10. Gedung Opera Royal Malta
Dirancang oleh arsitek terkenal Inggris Edward Barry dan selesai pada 1866, Royal Opera House berdiri di sudut Strada Reale di kota bersejarah Valletta. Strada Reale menunjukkan salah satu contoh arsitektur neo-klasik paling megah di Malta.
Royal Opera House memiliki sejarah yang cukup bergejolak. Pada 25 Mei 1873, kebakaran terjadi di dalam gedung dan menghancurkan sebagian besar interiornya. Pekerjaan rekonstruksi dilakukan segera, dan teater kembali dibuka empat tahun kemudian.
Tetapi pada abad berikutnya, Royal Opera House menjadi korban Luftwaffe (serangan udara) Jerman. Serangan udara pada 7 April 1942 menghancurkan gedung bersejarah itu.
Sumber: www.listverse.com
(poe)