Pasang 'Plakat Rakyat', Demonstran Thailand Tuntut Kekuasaan Raja Dibatasi

Senin, 21 September 2020 - 09:24 WIB
loading...
Pasang Plakat Rakyat,...
Para demonstran di Thailand memasang Plakat Rakyat di dekat Grand Palace Bangkok untuk menuntut pembatasan kekuasaan Raja Maha Vajralongkorn, Minggu (20/9/2020). Foto/REUTERS/Soe Zeya Tun
A A A
BANGKOK - Puluhan ribu orang berkumpul di Ibu Kota Thailand , Bangkok, untuk memprotes monarki. Mereka memasang "Plakat Rakyat' di dekat istana dan menuntut kekuasaan Raja Maha Vajralongkorn dibatasi.

Polisi mengklaim jumlah total pengunjuk rasa yang berdatangan sejak hari Sabtu sekitar 18.000 orang. Namun kubu demonstran mengatakan jumlah massa mencapai sekitar 50.000 orang.

Kritik terhadap monarki bisa berakibat pada hukuman penjara yang lama. Kondisi itu membaut demonstran melalukan pembangkangan dengan meletakkan "Plakat Rakyat" di dekat Grand Palace Bangkok sebagai tantangan langsung bagi Raja Maha Vajralongkorn. (Baca: Ribuan Orang Penuhi Jalanan Bangkok, Tuntut Reformasi Monarki Thailand )

Para pemimpin mahasiswa pro-demokrasi memegang plakat bertuliskan "Negara ini milik rakyat" di lapangan Sanam Luang selama protes di Bangkok, Thailand, Minggu (20/9/2020). Mereka bersama puluhan ribu demonstran menuntut reformasi monarki.

Plakat bertuliskan "Negara milik rakyat, bukan monarki" tersebut menggemakan kata-kata para pemimpin dari pergolakan 1932 yang mengakhiri monarki absolut.

"Saya berharap orang-orang yang berkuasa akan melihat pentingnya rakyat," kata pemimpin mahasiswa Panupong "Mike" Jadnok, kepada kerumunan massa, seperti dilansir Reuters, Senin (21/9/2020). "Kami berjuang untuk menempatkan monarki di tempat yang tepat, bukan untuk menghapusnya."

Para pengunjuk rasa meneriakkan tuntutan anti-monarki, seperti "Ganyang feodalisme, panjang umur rakyat". Para pengunjuk rasa juga menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri.

“Orang-orangnya (rakyat Thailand) adalah manusia, bukan debu di bawah kaki kerajaan Anda,” kata pemimpin mahasiswa, Panusaya Sithijirawattanakul, dalam protes Minggu pagi. “Rakyat menginginkan raja yang melindungi demokrasi, bukan raja yang mengkhianati demokrasi rakyat.” (Baca juga: Kehidupan Raja Thailand dengan 20 Gundik, Selir Kerajaan dan Seorang Istri )

Massa juga menuntut pemotongan anggaran kerajaan dan perubahan konstitusi yang secara signifikan akan mengekang kekuasaan raja. Para pengunjuk rasa mengkritik ketidakhadiran raja dari negaranya, setelah tinggal di Eropa untuk sebagian besar waktu sejak ia mewarisi takhta dari mendiang ayahnya pada 2016.

"Kecuali jika monarki berada di bawah konstitusi, kami tidak akan pernah mencapai demokrasi sejati," kata pemimpin protes dan pengacara hak asasi manusia Arnon Nampa kepada kerumunan yang berkumpul.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengambil alih kekuasaan pada tahun 2014 yang oleh beberapa orang disebut sebagai kudeta. Dia memenangkan pemilu yang disengketakan tahun lalu.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Turis Sombong Israel...
Turis Sombong Israel Menolak Lepas Sepatu di Restoran Thailand: 'Uangku Membangun Negaramu'
Apa Itu 50501? Gerakan...
Apa Itu 50501? Gerakan Perlawanan Melawan Donald Trump di AS
Terinspirasi Perang...
Terinspirasi Perang Revolusi Amerika, Ribuan Demonstran Turun ke Jalanan Melawan Trump
Apa Motif Perang Trump...
Apa Motif Perang Trump Melawan Harvard?
Dua Turis China Berhubungan...
Dua Turis China Berhubungan Intim di Trotoar Thailand pada Siang Bolong, Orang-orang Terkejut
Siapa Noppajit “Meen”...
Siapa Noppajit Meen Somboonsate? Penyapu Jalanan di Bangkok yang Jadi Kaya Raya setelah Viral di TikTok
Didukung Rusia, Tetangga...
Didukung Rusia, Tetangga Indonesia Ini Resmi Ajukan Diri Gabung BRICS
Pejabat AS: Pakistan...
Pejabat AS: Pakistan Tembak Jatuh 2 Jet Tempur India dengan Pesawat J-10 Buatan China
Terungkap! Intelijen...
Terungkap! Intelijen Pakistan Endus Rencana Serangan India
Rekomendasi
Kekayaan Paddy Pimblett...
Kekayaan Paddy Pimblett Meroket, Siap Jadi Superstar UFC?
Polemik Pembinaan Siswa...
Polemik Pembinaan Siswa di Barak, Komisi X DPR: Harus Dikawal Agar Tetap Edukatif
Mata Uang Asia Ramai-ramai...
Mata Uang Asia Ramai-ramai Balik Melawan Dolar AS
Berita Terkini
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Sosok Kolonel Sofiya...
Sosok Kolonel Sofiya Qureshi, Salah Satu Tentara Wanita India Dalang Operasi Sindoor di Pakistan
Apakah India Sekutu...
Apakah India Sekutu Israel? Simak Ulasan Lengkapnya
Adu Kuat Senjata Nuklir...
Adu Kuat Senjata Nuklir Pakistan vs India, Mana Lebih Unggul?
Profil Paus Leo XIV,...
Profil Paus Leo XIV, Penerus Paus Fransiskus dari Amerika Serikat
Israel Dukung India...
Israel Dukung India dalam Perang Melawan Pakistan
Infografis
Rakyat Palestina Siap...
Rakyat Palestina Siap Deklarasi Perang Lawan Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved