Rusia Tuduh Amerika Serikat Dorong Revolusi di Belarusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) berupaya memicu revolusi di Belarusia. Moskow mengirim menteri pertahanan untuk membahas kerja sama militer sebagai bentuk dukungan Rusia pada Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Unjuk rasa sejak pemilu 9 Agustus memicu ancaman terbesar bagi Lukashenko. Dukungan Rusia pada Lukashenko menjadi penting bagi peluangnya memperpanjang 26 tahun kekuasaannya.
Mantan bos pertanian era Soviet itu datang ke Rusia pada Senin untuk pertemuan pertama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak krisis terjadi di Belarusia. Lukashenko pulang dengan pinjaman USD1,5 miliar untuk memperkuat ekonomi komando gaya Soviet yang dijalankannya.
Kepala Badan Intelijen Asing SVR Rusia Sergei Naryshkin menuduh AS bekerja di balik layar untuk menggulingkan Lukashenko melalui kudeta. Ini menjadi salah satu retorika terkuat Moskow sejak krisis muncul.
“Penting kita bicara tentang upaya yang sangat menjijikkan untuk mengorganisir ‘revolusi warna’ lainnya dan kudeta anti-konstitusional, tujuan dan targetnya tidak ada kaitannya dengan kepentingan warga Belarusia,” ujar Naryshkin pada kantor berita RIA.
Dia menuduh AS mendanai para blogger antipemerintah dan melatih para aktivis melalui berbagai NGO dan mendukung sejumlah pihak termasuk pemimpin oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya yang lari dari Belarusia ke Lithuania di saat polisi melumpuhkan gerakan protes. (Baca Juga: Netanyahu: Damai dengan Arab Pompa Jutaan Dolar ke Kas Israel)
“Menurut informasi SVR, AS memainkan peran penting di Belarusia,” kata dia. (Baca Infografis: Burevestnik : Rudal Jelajah Nuklir Rusia dengan Jangkauan Global)
Rusia sejak lama menyalahkan Barat untuk sejumlah revolusi termasuk Revolusi Mawar 2003 di Georgia, Revolusi Oranya 2003-2004 di Ukraina. (Lihat Video: Ratusan Pengunjung Kafe di Jepara Asyik Berjoget dan Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan)
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
Unjuk rasa sejak pemilu 9 Agustus memicu ancaman terbesar bagi Lukashenko. Dukungan Rusia pada Lukashenko menjadi penting bagi peluangnya memperpanjang 26 tahun kekuasaannya.
Mantan bos pertanian era Soviet itu datang ke Rusia pada Senin untuk pertemuan pertama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak krisis terjadi di Belarusia. Lukashenko pulang dengan pinjaman USD1,5 miliar untuk memperkuat ekonomi komando gaya Soviet yang dijalankannya.
Kepala Badan Intelijen Asing SVR Rusia Sergei Naryshkin menuduh AS bekerja di balik layar untuk menggulingkan Lukashenko melalui kudeta. Ini menjadi salah satu retorika terkuat Moskow sejak krisis muncul.
“Penting kita bicara tentang upaya yang sangat menjijikkan untuk mengorganisir ‘revolusi warna’ lainnya dan kudeta anti-konstitusional, tujuan dan targetnya tidak ada kaitannya dengan kepentingan warga Belarusia,” ujar Naryshkin pada kantor berita RIA.
Dia menuduh AS mendanai para blogger antipemerintah dan melatih para aktivis melalui berbagai NGO dan mendukung sejumlah pihak termasuk pemimpin oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya yang lari dari Belarusia ke Lithuania di saat polisi melumpuhkan gerakan protes. (Baca Juga: Netanyahu: Damai dengan Arab Pompa Jutaan Dolar ke Kas Israel)
“Menurut informasi SVR, AS memainkan peran penting di Belarusia,” kata dia. (Baca Infografis: Burevestnik : Rudal Jelajah Nuklir Rusia dengan Jangkauan Global)
Rusia sejak lama menyalahkan Barat untuk sejumlah revolusi termasuk Revolusi Mawar 2003 di Georgia, Revolusi Oranya 2003-2004 di Ukraina. (Lihat Video: Ratusan Pengunjung Kafe di Jepara Asyik Berjoget dan Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan)
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
(sya)