Hamas Kecam Pernyataan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal Tawanan Gaza
loading...
A
A
A
Gerakan Mujahidin Palestina, yang memisahkan diri dari Fatah pimpinan Abbas pada tahun 2000-an, mengeluarkan pernyataan di Telegram pada hari Rabu yang mengecam pernyataan Abbas.
“Kami mengutuk keras pernyataan ofensif yang dibuat Presiden Abbas selama pertemuan Dewan Pusat mengenai perlawanan dan pejuang perlawanan rakyat kami, mengabaikan pengorbanan dan perjuangan rakyat kami dan mengabaikan penderitaan serta pengorbanan yang terus-menerus dari para tahanan,” tegas pernyataan tersebut.
Kelompok itu menekankan, “Kami mengutuk kepemimpinan PA yang terus-menerus memperjuangkan wacana ini, yang mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan dari kejahatan yang terus-menerus dilakukan terhadap rakyat kami selama beberapa dekade, terutama perang genosida terhadap Gaza, aneksasi dan Yudaisasi Tepi Barat dan Yerusalem, dan penderitaan berat yang dialami oleh para tahanan kami yang gagah berani.”
Gerakan tersebut juga meminta Abbas menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya.
“Kami meminta Presiden Otoritas Palestina untuk meminta maaf atas pidato yang menyinggung ini dan membatalkan semua langkah yang memperkuat perpecahan dan sejalan dengan keinginan Zionis. Kami meminta dia untuk kembali merangkul rakyat dan pilihan mereka serta berhenti mengejar jalan menyerah dan kompromi yang tidak masuk akal,” ungkap kelompok itu.
Sejak operasi Israel di Gaza dilanjutkan pada 18 Maret, 1.928 orang telah tewas di Gaza, sehingga jumlah total korban tewas sejak perang meletus menjadi sedikitnya 51.305, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
Pembicaraan mengenai gencatan senjata baru sejauh ini tidak membuahkan hasil, dan delegasi Hamas berada di Kairo untuk melanjutkan negosiasi dengan mediator Mesir dan Qatar.
Baca juga: Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
“Kami mengutuk keras pernyataan ofensif yang dibuat Presiden Abbas selama pertemuan Dewan Pusat mengenai perlawanan dan pejuang perlawanan rakyat kami, mengabaikan pengorbanan dan perjuangan rakyat kami dan mengabaikan penderitaan serta pengorbanan yang terus-menerus dari para tahanan,” tegas pernyataan tersebut.
Kelompok itu menekankan, “Kami mengutuk kepemimpinan PA yang terus-menerus memperjuangkan wacana ini, yang mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan dari kejahatan yang terus-menerus dilakukan terhadap rakyat kami selama beberapa dekade, terutama perang genosida terhadap Gaza, aneksasi dan Yudaisasi Tepi Barat dan Yerusalem, dan penderitaan berat yang dialami oleh para tahanan kami yang gagah berani.”
Gerakan tersebut juga meminta Abbas menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya.
“Kami meminta Presiden Otoritas Palestina untuk meminta maaf atas pidato yang menyinggung ini dan membatalkan semua langkah yang memperkuat perpecahan dan sejalan dengan keinginan Zionis. Kami meminta dia untuk kembali merangkul rakyat dan pilihan mereka serta berhenti mengejar jalan menyerah dan kompromi yang tidak masuk akal,” ungkap kelompok itu.
Sejak operasi Israel di Gaza dilanjutkan pada 18 Maret, 1.928 orang telah tewas di Gaza, sehingga jumlah total korban tewas sejak perang meletus menjadi sedikitnya 51.305, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
Pembicaraan mengenai gencatan senjata baru sejauh ini tidak membuahkan hasil, dan delegasi Hamas berada di Kairo untuk melanjutkan negosiasi dengan mediator Mesir dan Qatar.
Baca juga: Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
(sya)
Lihat Juga :