Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
loading...

Presiden AS Donald Trump. Foto/irna
A
A
A
WASHINGTON - Washington telah menyampaikan kepada Kiev apa yang disebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai "tawaran terakhir" untuk mengakhiri perang di Ukraina, menurut laporan Axios.
Namun, Kremlin telah mendesak masyarakat mengandalkan sumber resmi untuk mengetahui perkembangan dalam perundingan AS-Rusia.
Dokumen satu halaman tersebut dilaporkan disusun setelah utusan Trump Steve Witkoff mengadakan pertemuan selama empat jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan ini, dan disampaikan kepada pejabat Ukraina di Paris pekan lalu, Axios melaporkan pada hari Selasa (22/4/2025), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui langsung diskusi tersebut.
Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, AS dikatakan siap memberikan pengakuan "de jure" atas Krimea sebagai bagian dari Rusia, dan secara tidak resmi mengakui kendali "de facto" Moskow atas Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye.
Rencana tersebut juga mencakup ketentuan mencabut sanksi pasca-2014 terhadap Moskow dan meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.
Selain itu, Washington secara resmi akan menentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Sebagai imbalannya, Ukraina dilaporkan akan menerima "jaminan keamanan yang kuat" dari koalisi Uni Eropa (UE) dan negara-negara lain yang sepemikiran, meskipun proposal tersebut tidak merinci bagaimana operasi "menjaga perdamaian" ini akan berfungsi.
Rusia secara konsisten menolak pengerahan pasukan NATO ke Ukraina dengan dalih apa pun.
Kerangka kerja tersebut juga menjanjikan akses tanpa hambatan bagi Kiev ke Sungai Dnepr dan potensi kompensasi untuk upaya rekonstruksi, meskipun tidak menyebutkan dari mana dana tersebut akan berasal.
Rencana tersebut merujuk pada kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina, yang diharapkan Trump akan ditandatangani pada hari Kamis.
Namun, Kremlin telah mendesak masyarakat mengandalkan sumber resmi untuk mengetahui perkembangan dalam perundingan AS-Rusia.
Dokumen satu halaman tersebut dilaporkan disusun setelah utusan Trump Steve Witkoff mengadakan pertemuan selama empat jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan ini, dan disampaikan kepada pejabat Ukraina di Paris pekan lalu, Axios melaporkan pada hari Selasa (22/4/2025), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui langsung diskusi tersebut.
Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, AS dikatakan siap memberikan pengakuan "de jure" atas Krimea sebagai bagian dari Rusia, dan secara tidak resmi mengakui kendali "de facto" Moskow atas Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye.
Rencana tersebut juga mencakup ketentuan mencabut sanksi pasca-2014 terhadap Moskow dan meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.
Selain itu, Washington secara resmi akan menentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Sebagai imbalannya, Ukraina dilaporkan akan menerima "jaminan keamanan yang kuat" dari koalisi Uni Eropa (UE) dan negara-negara lain yang sepemikiran, meskipun proposal tersebut tidak merinci bagaimana operasi "menjaga perdamaian" ini akan berfungsi.
Rusia secara konsisten menolak pengerahan pasukan NATO ke Ukraina dengan dalih apa pun.
Kerangka kerja tersebut juga menjanjikan akses tanpa hambatan bagi Kiev ke Sungai Dnepr dan potensi kompensasi untuk upaya rekonstruksi, meskipun tidak menyebutkan dari mana dana tersebut akan berasal.
Rencana tersebut merujuk pada kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina, yang diharapkan Trump akan ditandatangani pada hari Kamis.
Lihat Juga :