Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO

Selasa, 15 April 2025 - 05:27 WIB
loading...
Versi Rusia, Serangan...
Jantung wilayah Sumy, Ukraina, diserang rudal Rusia. Ukraina dan Rusia beda versi tentang korban serangan tersebut. Foto/Kementerian Dalam Negeri Ukraina
A A A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengatakan serangan rudalnya di kota Sumy, Ukraina, pada hari Minggu, menargetkan personel militer senior Kyiv dan NATO, di mana 60 komandan senior tewas.

Pernyataan tersebut muncul setelah Moskow dikecam banyak pihak atas serangan rudal tersebut, yang menurut Ukraina menewaskan 34 orang, termasuk anak-anak. Para pemimpin Eropa menyebutnya sebagai kejahatan perang Rusia.

Para pejabat Ukraina mengatakan dua rudal balistik pada Minggu pagi menghantam jantung Sumy, sebuah kota sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Ukraina dengan Rusia, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 119 orang. Menurut mereka, itu adalah serangan skala besar kedua yang merenggut nyawa warga sipil di Ukraina hanya dalam waktu seminggu.

Baca Juga: Rudal Balistik Iskander Rusia Hantam Ukraina Tewaskan 34 Orang

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan dua rudal Iskander-M telah menghantam lokasi para perwira militer Kyiv dan sekutu Baratnya, menewaskan sedikitnya 60 komandan senior.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan hal senada.

“Kami memiliki fakta tentang siapa yang berada di fasilitas yang diserang di Sumy. Itu adalah pertemuan lain antara para pemimpin militer Ukraina dengan rekan-rekan Barat mereka, yang menyamar sebagai tentara bayaran atau saya tidak tahu siapa,” kata Lavrov kepada Interfax, yang dilansir Selasa (15/4/2025).

“Ada prajurit NATO di sana dan mereka bertanggung jawab langsung,” imbuh diplomat top Moskow tersebut.

“Semua orang tahu ini,” imbuh dia, merujuk pada laporan New York Times bulan lalu yang merinci keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan Ukraina terhadap Rusia sejak eskalasi konflik pada tahun 2022.

Sebaliknya, kata Lavrov, Kyiv secara rutin telah melanggar hukum internasional dengan menempatkan persenjataan di dalam atau di dekat infrastruktur sipil.

”Hukum humaniter internasional secara tegas melarang pengerahan fasilitas dan senjata militer di wilayah fasilitas sipil,” kata Lavrov.

"Sejak tahap awal konflik, ada ‘sejuta’ contoh pengerahan artileri dan sistem pertahanan udara [Kyiv] di blok-blok kota dekat taman kanak-kanak,” paparnya.

“Berapa banyak video yang telah diunggah di Internet, ketika wanita Ukraina berteriak agar militer menjauh dari toko dan taman bermain. Namun, praktik ini terus berlanjut,” kata Lavrov.

Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Kyiv secara sistematis menggunakan penduduk sipilnya “sebagai tameng manusia".

Beberapa pejabat Ukraina mengkritik lokasi yang dipilih untuk pertemuan militer yang jadi target serangan rudal Rusia tersebut.

Artem Semenikhin, wali kota Konotop, Sumy, menyalahkan kepala administrasi militer Wilayah Sumy karena menyelenggarakan konferensi di daerah sipil yang sangat dekat dengan garis depan.

Sumy terletak sekitar 25 kilometer (15 mil) dari perbatasan Rusia dan Wilayah Kursk di dekatnya, daerah tempat pertempuran sengit terjadi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Macron Dituding Bawa...
Macron Dituding Bawa Kokain saat ke Ukraina, Ini Kata Pemerintah Prancis
Polandia Tutup Konsulat...
Polandia Tutup Konsulat Rusia, Kremlin Umbar Ancaman kepada NATO
Zelensky Siap Berunding...
Zelensky Siap Berunding Langsung dengan Putin untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Kondisi Ekonomi Rusia...
Kondisi Ekonomi Rusia Lebih Buruk Daripada yang Dikatakan Moskow
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Artis Hollywood dan...
Artis Hollywood dan Tokoh Film Dunia Ramai-Ramai Kecam Genosida Israel di Gaza
Rekomendasi
UGM Siap Ladeni Gugatan...
UGM Siap Ladeni Gugatan Polemik Ijazah Jokowi
Prabowo: Islam Ajarkan...
Prabowo: Islam Ajarkan Perdamaian, Jadi Solusi di Tengah Dunia yang Kehilangan Arah
Geger Pernyataan Menkes:...
Geger Pernyataan Menkes: Pria Bercelana 33 Inci Umur Lebih Pendek? Bongkar Fakta Obesitas yang Lebih Mengerikan!
Berita Terkini
Bagaimana Pakistan Mengembangkan...
Bagaimana Pakistan Mengembangkan Sistem Pertahanan ABC Mengalahkan India?
Dulu India Jadi Pendukung...
Dulu India Jadi Pendukung Palestina, tapi Perang Pakistan Mengubah Segalanya
Ini Peran Israel dalam...
Ini Peran Israel dalam Memperkeruh Perang India dan Pakistan
Siapa Peter Fitzek?...
Siapa Peter Fitzek? Pemimpin Ekstremis yang Mengaku sebagai Raja Kerajaan Jerman
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
Infografis
3 Tujuan Rusia Menempatkan...
3 Tujuan Rusia Menempatkan Pesawat Tempur di Papua
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved