33 Tentara Turki Tewas di Suriah, NATO Gelar Pembicaraan Darurat

Jum'at, 28 Februari 2020 - 16:08 WIB
33 Tentara Turki Tewas di Suriah, NATO Gelar Pembicaraan Darurat
33 Tentara Turki Tewas di Suriah, NATO Gelar Pembicaraan Darurat
A A A
BRUSSELS - Duta besar negara-negara yang tergabung dalam NATO mengadakan pembicaraan darurat atas permintaan Turki menyusul tewasnya 33 tentara Turki di timur laut Suriah.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pembicaraan pada Jumat (28/2/2020) pagi diadakan berdasarkan Pasal 4 dari perjanjian NATO, yang memungkinkan sekutunya untuk meminta konsultasi jika merasa integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanannya terancam seperti dilansir dari AP.

Serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah menandai korban tewas terbesar bagi Turki dalam satu hari sejak pertama kali melakukan intervensi di Suriah pada 2016. Ini merupakan lonjakan besar dalam konflik antara pasukan Turki dan Suriah yang didukung Rusia yang telah berkecamuk sejak awal Februari.

Setidaknya 54 tentara Turki kini telah terbunuh di Idlib.

Selain memberikan beberapa pengawasan udara terhadap Suriah, NATO tidak memainkan peran langsung di negara yang dilanda konflik, namuan para anggota mempunyai sikap yang berbeda atas tindakan Turki di negara itu.

Invasi Turki ke wilayah utara negara yang dilanda konflik - bersama dengan kritik dan ancaman sanksi dari rekan sekutu Ankara atas serangan itu - hampir memicu krisis di aliansi militer bentukan Amerika Serikat (AS) itu.

Prancis secara khusus telah mencoba memulai perdebatan tentang apa yang harus dilakukan sekutu Turki jika Ankara meminta bantuan mereka berdasarkan Pasal 5 Perjanjian Washington - yang mengharuskan semua sekutu untuk membela anggota lain yang diserang - tetapi diskusi itu belum terjadi.

Sekutu Ankara sangat enggan terlibat dalam konflik yang terjadi dengan Turki, dan terutama karena Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menggunakan banyak niat baik dengan menguji kesabaran sesama anggota NATO untuk beberapa waktu.

Serangan Suriah datang di tengah ketegangan terkait pembelian rudal S-400 buatan Rusia oleh Turki, yang mengancam keamanan NATO dan jet siluman F-35. Erdogan juga membersihkan ribuan perwira militer Turki setelah kudeta yang gagal di negara itu pada 2016. Beberapa dari mereka telah mencari, dan diberikan, suaka di Eropa.

Tetapi meskipun ada ketegangan politik-militer yang tinggi, Turki terlalu penting untuk dikeluarkan dari aliansi yang beranggotakan 29 negara itu.

Turki sangat penting secara strategis bagi NATO. Negara besar, sebagian besar Muslim itu mengangkangi Selat Bosporus, menjadikannya jembatan penting antara Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Negara ini juga satu-satunya jalur air masuk dan keluar dari Laut Hitam, tempat armada angkatan laut Rusia berpangkalan.

Sekutu NATO juga mengandalkan pangkalan udara Incirlik di Turki tenggara sebagai titik pentas untuk akses ke Timur Tengah. Aliansi ini menjalankan operasi pengawasan udara dari Incirlik dan AS menempatkan senjata nuklirnya di sana.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3556 seconds (0.1#10.140)