Virus Corona Meluas di Jepang, PM Abe Dituduh Bersembunyi

TOKYO - Saat Jepang bekerja keras mengatasi penyebaran virus corona, para pengkritik mempertanyakan "Di mana Abe?"

Shinzo Abe, 65, merupakan perdana menteri (PM) yang paling lama menjabat di Jepang. Dia dianggap gagal menunjukkan kepemimpinannya saat publik menghadapi wabah maut virus corona baru (Covid-19).

Keraguan publik terhadap kepemimpinan Abe dapat menggerus dukungan rakyat padanya. Apalagi survei surat kabar menunjukkan tingkat popularitasnya turun untuk pertama kali sejak Juli 2018.

Situasi ini dapat semakin memburuk, dengan membalik harapan Abe untuk kesuksesan Olimpiade Tokyo yang seharusnya dimulai pada Juli.

"Di mana kepemimpinan?" ungkap Gerry Curtis, pakar dalam politik Jepang.

"Bahkan sekarang, dia tidak keluar ke sana, tidak bicara pada publik dan memobilisir rakyat. Saya pikir ini akan merugikannya dalam jangka panjang jika terus berlanjut seperti ini," papar Curtis.

Abe telah mengalami beberapa masalah sejak dia kembali menjabat pada Desember 2012.

Namun dukungan publik padanya terus turun, mencapai 36,2% dalam survei surat kabar Sankei yang dirilis pada akhir pekan.

Tingkat kekecewaan publik naik menjadi 46,7%.

Para pemilih terbelah terkait respon pemerintah terhadap virus tersebut. Sebanyak 85% menyatakan khawatir dengan wabah tersebut.