Ilmuwan 9 Negara Kecam Teori Konspirasi Virus Corona Rekayasa China
A
A
A
LONDON - Sekelompok 27 ilmuwan kesehatan masyarakat terkemuka dari sembilan negara di luar China mengecam keras rumor dan teori konspirasi tentang asal mula wabah virus Corona baru, Covid-19 . Mereka bahkan menentang sebuah makalah ilmiah yang menyebutkan sebuah laboratorium di Wuhan diduga sebagai asal mula pecahnya wabah penyakit tersebut.
"Pembagian data yang cepat, terbuka, dan transparan tentang wabah ini sekarang sedang diancam oleh rumor dan informasi yang salah seputar asal-usulnya," kata para ilmuwan dari sembilan negara dalam sebuah surat pernyataan yang dipublikasikan secara online oleh The Lancet, yang dilansir ScienceMag.org, Kamis (20/2/2020).
Surat mereka tidak mengkritik pernyataan spesifik tentang asal-usul wabah, tetapi banyak posting di media sosial telah menunjuk Institut Virologi Wuhan sebagai asal mula atau biang wabah penyakit yang sudah menewaskan 2.128 orang ini. (Baca: UPDATE-Corona Covid-19: 2.122 Meninggal, 75.669 Terinfeksi )
Institut ini mendapat pengawasan ketat karena memiliki laboratorium dengan tingkat keamanan tertinggi—biosafety level 4—dan para penelitinya mempelajari Coronavirus dari kelelawar, sebagai pembawa jenis virus yang paling dekat dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Spekulasi yang sudah beredar luas selama ini adalah virus itu hasil rekayasa hayati di laboratorium. Ada juga spekulasi bahwa seorang pekerja laboratorium terinfeksi saat menangani kelelawar dan kemudian menularkan penyakit ke orang lain di luar laboratorium. Para peneliti dari institut itu bersikeras tidak ada hubungan antara wabah dan laboratorium mereka.
"Kami berdiri bersama untuk mengecam keras teori konspirasi, Covid-19 tidak memiliki asal mula yang asli," lanjut pernyataan 27 ilmuwan. Mereka memuji kerja para profesional kesehatan China sebagai karya "luar biasa" dan mendorong orang lain untuk mengapresiasi.
Senator Amerika Serikat, Tom Cotton telah memanaskan spekulasi dengan pernyataan kontroversial di Fox News awal bulan ini ketika ia mencatat bahwa laboratorium di Wuhan itu berjarak beberapa mil dari pasar makanan laut yang memiliki kelompok besar dari beberapa kasus pertama Covid-19 yang terdeteksi.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa penyakit ini berasal dari sana tetapi karena bermuka dua dan tidak jujur dari China sejak awal, kita perlu setidaknya mengajukan pertanyaan untuk melihat apa yang disebut bukti," kata Cotton, yang mencatat bahwa pemerintah China awalnya menolak tawaran pemerintah AS yang ingin mengirim ilmuwan Washington ke negara itu untuk membantu mengklarifikasi pertanyaan tentang wabah tersebut.
The Lancet mencatat bahwa para ilmuwan dari beberapa negara yang telah mempelajari SARS-CoV-2 dan sangat menyimpulkan bahwa virus Corona berasal dari satwa liar, seperti banyak virus lain yang baru-baru ini muncul pada manusia.
"Teori konspirasi tidak melakukan apa pun selain menciptakan rasa takut, rumor, dan prasangka yang membahayakan kolaborasi global kita dalam perang melawan virus ini," imbuh pernyataan 27 ilmuwan tersebut. (Baca juga: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance dan menjadi bagian dari ilmuwan yang membuat pernyataan itu, telah bekerja sama dengan para peneliti di lembaga Wuhan yang mempelajari virus Corona pada kelelawar. “Kami berada di tengah-tengah era informasi media sosial yang salah, dan rumor dan teori konspirasi ini memiliki konsekuensi nyata, termasuk ancaman kekerasan yang terjadi pada rekan-rekan kami di China," kata Daszak kepada ScienceInsider.
“Kami punya pilihan apakah akan berdiri dan mendukung kolega yang diserang dan diancam setiap hari oleh ahli teori konspirasi atau hanya menutup mata. Saya benar-benar bangga bahwa orang-orang dari sembilan negara dapat dengan cepat membela mereka (peneliti China) dan menunjukkan solidaritas dengan orang-orang yang, bagaimanapun, berhadapan dengan kondisi yang mengerikan dalam wabah."
"Pembagian data yang cepat, terbuka, dan transparan tentang wabah ini sekarang sedang diancam oleh rumor dan informasi yang salah seputar asal-usulnya," kata para ilmuwan dari sembilan negara dalam sebuah surat pernyataan yang dipublikasikan secara online oleh The Lancet, yang dilansir ScienceMag.org, Kamis (20/2/2020).
Surat mereka tidak mengkritik pernyataan spesifik tentang asal-usul wabah, tetapi banyak posting di media sosial telah menunjuk Institut Virologi Wuhan sebagai asal mula atau biang wabah penyakit yang sudah menewaskan 2.128 orang ini. (Baca: UPDATE-Corona Covid-19: 2.122 Meninggal, 75.669 Terinfeksi )
Institut ini mendapat pengawasan ketat karena memiliki laboratorium dengan tingkat keamanan tertinggi—biosafety level 4—dan para penelitinya mempelajari Coronavirus dari kelelawar, sebagai pembawa jenis virus yang paling dekat dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Spekulasi yang sudah beredar luas selama ini adalah virus itu hasil rekayasa hayati di laboratorium. Ada juga spekulasi bahwa seorang pekerja laboratorium terinfeksi saat menangani kelelawar dan kemudian menularkan penyakit ke orang lain di luar laboratorium. Para peneliti dari institut itu bersikeras tidak ada hubungan antara wabah dan laboratorium mereka.
"Kami berdiri bersama untuk mengecam keras teori konspirasi, Covid-19 tidak memiliki asal mula yang asli," lanjut pernyataan 27 ilmuwan. Mereka memuji kerja para profesional kesehatan China sebagai karya "luar biasa" dan mendorong orang lain untuk mengapresiasi.
Senator Amerika Serikat, Tom Cotton telah memanaskan spekulasi dengan pernyataan kontroversial di Fox News awal bulan ini ketika ia mencatat bahwa laboratorium di Wuhan itu berjarak beberapa mil dari pasar makanan laut yang memiliki kelompok besar dari beberapa kasus pertama Covid-19 yang terdeteksi.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa penyakit ini berasal dari sana tetapi karena bermuka dua dan tidak jujur dari China sejak awal, kita perlu setidaknya mengajukan pertanyaan untuk melihat apa yang disebut bukti," kata Cotton, yang mencatat bahwa pemerintah China awalnya menolak tawaran pemerintah AS yang ingin mengirim ilmuwan Washington ke negara itu untuk membantu mengklarifikasi pertanyaan tentang wabah tersebut.
The Lancet mencatat bahwa para ilmuwan dari beberapa negara yang telah mempelajari SARS-CoV-2 dan sangat menyimpulkan bahwa virus Corona berasal dari satwa liar, seperti banyak virus lain yang baru-baru ini muncul pada manusia.
"Teori konspirasi tidak melakukan apa pun selain menciptakan rasa takut, rumor, dan prasangka yang membahayakan kolaborasi global kita dalam perang melawan virus ini," imbuh pernyataan 27 ilmuwan tersebut. (Baca juga: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance dan menjadi bagian dari ilmuwan yang membuat pernyataan itu, telah bekerja sama dengan para peneliti di lembaga Wuhan yang mempelajari virus Corona pada kelelawar. “Kami berada di tengah-tengah era informasi media sosial yang salah, dan rumor dan teori konspirasi ini memiliki konsekuensi nyata, termasuk ancaman kekerasan yang terjadi pada rekan-rekan kami di China," kata Daszak kepada ScienceInsider.
“Kami punya pilihan apakah akan berdiri dan mendukung kolega yang diserang dan diancam setiap hari oleh ahli teori konspirasi atau hanya menutup mata. Saya benar-benar bangga bahwa orang-orang dari sembilan negara dapat dengan cepat membela mereka (peneliti China) dan menunjukkan solidaritas dengan orang-orang yang, bagaimanapun, berhadapan dengan kondisi yang mengerikan dalam wabah."
(mas)