Tony Abbott: Tragedi MH370 Pembunuhan Massal oleh Bunuh Diri Pilot

Rabu, 19 Februari 2020 - 10:02 WIB
Tony Abbott: Tragedi...
Tony Abbott: Tragedi MH370 Pembunuhan Massal oleh Bunuh Diri Pilot
A A A
SYDNEY - Bekas perdana menteri (PM) Australia Tony Abbott meyakini bahwa level tertinggi dari pemerintah Malaysia sejak awal tahu tragedi Malaysia Airlines MH370 adalah plot pembunuhan massal melalui bunuh diri diri sang pilot.

Berbicara dalam sebuah film dokumenter baru yang akan mengudara pekan ini, mantan pemimpin Australia itu mengatakan bahwa butuh waktu satu minggu baginya untuk menyimpulkan hampir pasti pesawat pembawa 239 orang itu sengaja dijatuhkan oleh pilot.

Abbott menjadi PM Australia ketika pesawat itu hilang misterius di atas Laut China Selatan pada tahun 2014.

"Pemahaman saya—pemahaman saya yang sangat jelas—dari level paling atas pemerintah Malaysia adalah bahwa sejak awal, mereka pikir itu adalah pembunuhan-bunuh diri oleh pilot," kata Abbott di bagian pertama film dokumenter Sky News berjudul MH370: The Untold Story.

Film dokumenter yang dibawakan oleh Peter Stefanovic juga tersedia dalam streaming di Foxtel Now. (Baca: 5 Tahun Tragedi MH370, Teori Kebakaran Kokpit dan 12 Menit Jelang Maut )

"Saya tidak akan mengatakan siapa yang mengatakan apa kepada siapa. Tapi izinkan saya mengulangi—saya ingin benar-benar jelas—dipahami pada level tertinggi (pemerintah Malaysia) bahwa ini hampir pasti pembunuhan-bunuh diri oleh pilot. Pembunuhan massal bunuh diri oleh pilot," kata Abbott.

Penerbangan Malaysia Airlines MH370 membawa 239 orang termasuk sejumlah warga negara Indonesia ketika hilang sekitar 40 menit dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014.

Pilot yang memimpin penerbangan adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah, 53. Dia merupakan salah satu kapten paling senior di maskapai ini.

"Good night. Malaysian three-seven-zero," bunyi kata-kata terakhirnya yang ditujukan pada petugas kontrol lalu lintas udara sebelum pesawat menghilang dari radar pada pukul 01.21 pagi.

Data satelit menunjukkan pesawat kemudian berbelok keluar jalur, membuat serangkaian belokan terjadwal di Selat Malaka dan kemudian keluar jalur menuju Samudra Hindia Selatan.

Dua penyelidikan formal yang dipimpin oleh Australia dan Malaysia gagal mengungkap apa yang terjadi dalam penerbangan tersebut. Laporan pemerintah Malaysia mengatakan tidak ada bukti bahwa Kapten Zaharie telah membajak pesawatnya sendiri.

Namun, Abbott mengatakan para pejabat tidak pernah menyebutkan kepadanya tentang teori alternatif apa pun, seperti kebakaran dahsyat atau pembajakan teroris.

Para kritikus mengklaim pemerintah Malaysia, yang memiliki Malaysia Airlines, mencoba menutupi teori pembunuhan-bunuh diri untuk menyelamatkan muka.

Kendati demikian, Abbott mengatakan dirinya tidak punya alasan untuk mencurigai sebuah konspirasi.

"Saya sudah membaca semua cerita ini yang menurut dugaan orang Malaysia tidak ingin dikejar oleh teori pembunuhan-bunuh diri karena mereka malu dengan salah satu pilot mereka yang melakukan ini. Saya tidak punya alasan untuk menerima itu," katanya kepada Sky News, yang dilansir Rabu (19/2/2020).

Abbott menambahkan bahwa jika penyelidikan yang entah bagaimana pun disesatkan oleh asumsi pilot tidak bersalah, maka itu harus dibuka kembali.

"Jika itu adalah fakta bahwa jangkauan terjauh tidak dieksplorasi karena asumsi pilot yang tidak lagi mengontrol, saya akan mengatakan mari kita membuang asumsi itu," ujarnya.

"Mari kita asumsikan bahwa itu adalah pembunuhan-bunuh diri oleh pilot, dan jika ada bagian dari lautan yang bisa dicapai atas dasar yang belum dieksplorasi, mari kita keluar dan menjelajahinya."

Pekan lalu, sekelompok ahli pencarian terkemuka mengungkapkan tiga bidang baru yang harus diselidiki. Area pencarian mewakili tiga skenario berbeda, di mana “prioritas tertinggi” dengan asumsi tidak ada input pilot setelah bahan bakar pesawat habis.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6917 seconds (0.1#10.140)