Bos NATO Klaim Punya Rahasia Akhiri Perang Ukraina yang Bikin Putin Tak Berani Lagi
loading...

Sekjen NATO Mark Rutte klaim memiliki ide rahasia untuk akhiri perang Rusia-Ukraina yang membuat Presiden Rusia Vladimir Putin tak akan berani lagi mencoba menaklukkan Kyiv. Foto/Sputniknews
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte mengeklaim sudah memiliki ide yang dia rahasiakan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Menurut bos aliansi tersebut, idenya akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berani lagi untuk mencoba menaklukkan Kyiv di masa mendatang.
Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, yang diterbitkan pada 1 Februari, Rutte ditanya apakah perdamaian antara kedua negara itu mungkin terjadi.
"Kita harus memastikan bahwa (Putin) tidak akan pernah lagi menaklukkan bahkan satu kilometer persegi pun Ukraina," jawabnya, seraya menambahkan hal terpenting yang harus dilakukan NATO saat ini adalah mendukung Kyiv dengan persenjataan dan pelatihan bagi para prajuritnya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika Ukraina memutuskan untuk memasuki perundingan damai, maka ia harus membawa Putin ke meja perundingan.
"Saya tidak dapat menjelaskan kepada Anda secara pasti bagaimana perundingan ini akan berlangsung," katanya.
“Saya sudah memiliki ide tentang seperti apa komposisi ini nantinya. Namun, kami tidak ingin membuat Putin lebih pintar dari yang sudah ada,” lanjut mantan Perdana Menteri Belanda tersebut.
"Kami merahasiakannya sedikit. Hanya akhirnya yang pasti—Putin tidak akan pernah mencoba lagi setelah ini,” imbuh dia.
Rutte menolak menjelaskan lebih lanjut tentang idenya tersebut.
Dia juga ditanya selama wawancara tentang arah invasi skala penuh Rusia, dan apakah Ukraina bersama sekutu Barat-nya kalah mengingat kemajuan pasukan Moskow yang terus menerus di Donbas.
"Front bergerak ke arah yang salah. Namun, berapa harganya?," katanya, seraya menambahkan: "Rusia membayarnya dengan 1.000 hingga 1.500 orang per hari yang meninggal atau terluka parah. Namun, Rusia tidak mencapai tujuan mereka.
"Dan tugas kita adalah memastikan bahwa mereka tidak akan pernah mencapai tujuan mereka. Jadi, Ukraina tidak kalah dan kita harus mendukung mereka untuk mencapai posisi yang kuat,” paparnya.
Komentar tersebut muncul sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa timnya telah terlibat dalam diskusi "sangat serius" dengan pihak Rusia tentang cara mengakhiri perang di Ukraina.
Sebagai tanggapan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada AP bahwa pembicaraan tentang perang yang tidak melibatkan Ukraina "sangat berbahaya."
"Mereka mungkin memiliki hubungan mereka sendiri, tetapi berbicara tentang Ukraina tanpa kami—itu berbahaya bagi semua orang," kata Zelensky
Zelensky mengatakan bahwa langkah pertama bagi Ukraina adalah mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Trump, sehingga Kyiv dan Washington dapat mengembangkan rencana mereka sendiri untuk gencatan senjata. Kemudian, kedua belah pihak dapat beralih ke diskusi yang melibatkan Rusia.
"Saya yakin bahwa, pertama dan terutama, kita (harus) mengadakan pertemuan dengan (Trump), dan itu penting. Dan itu, omong-omong, adalah sesuatu yang diinginkan semua orang di Eropa," kata Zelensky.
“Setelah pertemuan itu, kita harus beralih ke semacam format pembicaraan dengan Rusia," paparnya.
"Dan saya ingin melihat Amerika Serikat, Ukraina, dan Rusia di meja perundingan. ... Dan, sejujurnya, suara Uni Eropa juga harus ada di sana. Saya pikir itu akan adil, efektif. Tetapi bagaimana hasilnya, saya tidak tahu,” imbuh Zelensky.
Menurut bos aliansi tersebut, idenya akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berani lagi untuk mencoba menaklukkan Kyiv di masa mendatang.
Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, yang diterbitkan pada 1 Februari, Rutte ditanya apakah perdamaian antara kedua negara itu mungkin terjadi.
"Kita harus memastikan bahwa (Putin) tidak akan pernah lagi menaklukkan bahkan satu kilometer persegi pun Ukraina," jawabnya, seraya menambahkan hal terpenting yang harus dilakukan NATO saat ini adalah mendukung Kyiv dengan persenjataan dan pelatihan bagi para prajuritnya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika Ukraina memutuskan untuk memasuki perundingan damai, maka ia harus membawa Putin ke meja perundingan.
"Saya tidak dapat menjelaskan kepada Anda secara pasti bagaimana perundingan ini akan berlangsung," katanya.
“Saya sudah memiliki ide tentang seperti apa komposisi ini nantinya. Namun, kami tidak ingin membuat Putin lebih pintar dari yang sudah ada,” lanjut mantan Perdana Menteri Belanda tersebut.
"Kami merahasiakannya sedikit. Hanya akhirnya yang pasti—Putin tidak akan pernah mencoba lagi setelah ini,” imbuh dia.
Rutte menolak menjelaskan lebih lanjut tentang idenya tersebut.
Dia juga ditanya selama wawancara tentang arah invasi skala penuh Rusia, dan apakah Ukraina bersama sekutu Barat-nya kalah mengingat kemajuan pasukan Moskow yang terus menerus di Donbas.
"Front bergerak ke arah yang salah. Namun, berapa harganya?," katanya, seraya menambahkan: "Rusia membayarnya dengan 1.000 hingga 1.500 orang per hari yang meninggal atau terluka parah. Namun, Rusia tidak mencapai tujuan mereka.
"Dan tugas kita adalah memastikan bahwa mereka tidak akan pernah mencapai tujuan mereka. Jadi, Ukraina tidak kalah dan kita harus mendukung mereka untuk mencapai posisi yang kuat,” paparnya.
Komentar tersebut muncul sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa timnya telah terlibat dalam diskusi "sangat serius" dengan pihak Rusia tentang cara mengakhiri perang di Ukraina.
Sebagai tanggapan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada AP bahwa pembicaraan tentang perang yang tidak melibatkan Ukraina "sangat berbahaya."
"Mereka mungkin memiliki hubungan mereka sendiri, tetapi berbicara tentang Ukraina tanpa kami—itu berbahaya bagi semua orang," kata Zelensky
Zelensky mengatakan bahwa langkah pertama bagi Ukraina adalah mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Trump, sehingga Kyiv dan Washington dapat mengembangkan rencana mereka sendiri untuk gencatan senjata. Kemudian, kedua belah pihak dapat beralih ke diskusi yang melibatkan Rusia.
"Saya yakin bahwa, pertama dan terutama, kita (harus) mengadakan pertemuan dengan (Trump), dan itu penting. Dan itu, omong-omong, adalah sesuatu yang diinginkan semua orang di Eropa," kata Zelensky.
“Setelah pertemuan itu, kita harus beralih ke semacam format pembicaraan dengan Rusia," paparnya.
"Dan saya ingin melihat Amerika Serikat, Ukraina, dan Rusia di meja perundingan. ... Dan, sejujurnya, suara Uni Eropa juga harus ada di sana. Saya pikir itu akan adil, efektif. Tetapi bagaimana hasilnya, saya tidak tahu,” imbuh Zelensky.
(mas)
Lihat Juga :