Komandan Senior Hamas ‘Bangkit dari Kematian’ dan Ledek Israel, Ini Respons Zionis
loading...
A
A
A
Mengutip laporan dari Haaretz, Jumat (24/1/2025), militer Israel mengakui bahwa temuannya "tidak cukup akurat" dan bahwa kematian Fayyad hanya "sangat mungkin terjadi”.
Israel mengklaim pada bulan Mei lalu bahwa Fayyad, seorang komandan senior salah satu Brigade al-Qassam Hamas, tewas dalam operasi bawah tanah di terowongan Jabaliya.
Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, militer Israel mengatakan, "Sebagai bagian dari kegiatan operasional IDF [Pasukan Pertahanan Israel] di wilayah Jabaliya, pasukan khusus IAF [Angkatan Udara Israel] dan ‘Yahalom’ melenyapkan teroris Hussein Fiad, Komandan Batalyon Beit Hanoun Hamas, selama kegiatan operasi khusus di wilayah bawah tanah."
Menurut pernyataan awalnya, dia bertanggung jawab untuk mengoordinasikan rudal anti-tank yang ditembakkan ke wilayah Israel dan serangan mortir terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza utara.
Analisis dari Jerusalem Post menyebutkan kemunculan kembali Fayyad adalah contoh masalah yang dihadapi IDF di Gaza selama perang. Beit Hanoun adalah kota di Gaza utara yang dekat dengan perbatasan Israel. Pinggiran Beit Hanoun berjarak kurang dari dua kilometer dari Sderot.
Daerah ini telah digunakan untuk mengancam Israel selama bertahun-tahun. Roket sering ditembakkan dari Beit Hanoun. Daerah perkotaan ini juga sering rusak parah dalam beberapa putaran konflik sebelumnya. Namun, Hamas selalu kembali dan menggunakannya untuk mengancam Israel.
Setelah gencatan senjata pada 19 Januari, IDF mengerahkan kembali Brigade Nahal, yang telah bertempur di Beit Hanoun, ke daerah perbatasan untuk mempersiapkan misi baru. Hal ini sekali lagi menggambarkan tantangan yang dihadapi IDF di Gaza utara.
Pertempuran sengit selama tiga bulan dari Oktober hingga Januari menunjukkan betapa sulitnya IDF menyingkirkan Hamas sepenuhnya dari wilayah itu. Bahwa seseorang seperti Fayyad tidak hanya selamat tetapi juga muncul untuk menyatakan kemenangan adalah contoh dari rencana Hamas selama ini.
Israel mengklaim pada bulan Mei lalu bahwa Fayyad, seorang komandan senior salah satu Brigade al-Qassam Hamas, tewas dalam operasi bawah tanah di terowongan Jabaliya.
Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, militer Israel mengatakan, "Sebagai bagian dari kegiatan operasional IDF [Pasukan Pertahanan Israel] di wilayah Jabaliya, pasukan khusus IAF [Angkatan Udara Israel] dan ‘Yahalom’ melenyapkan teroris Hussein Fiad, Komandan Batalyon Beit Hanoun Hamas, selama kegiatan operasi khusus di wilayah bawah tanah."
Menurut pernyataan awalnya, dia bertanggung jawab untuk mengoordinasikan rudal anti-tank yang ditembakkan ke wilayah Israel dan serangan mortir terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza utara.
Analisis dari Jerusalem Post menyebutkan kemunculan kembali Fayyad adalah contoh masalah yang dihadapi IDF di Gaza selama perang. Beit Hanoun adalah kota di Gaza utara yang dekat dengan perbatasan Israel. Pinggiran Beit Hanoun berjarak kurang dari dua kilometer dari Sderot.
Daerah ini telah digunakan untuk mengancam Israel selama bertahun-tahun. Roket sering ditembakkan dari Beit Hanoun. Daerah perkotaan ini juga sering rusak parah dalam beberapa putaran konflik sebelumnya. Namun, Hamas selalu kembali dan menggunakannya untuk mengancam Israel.
Setelah gencatan senjata pada 19 Januari, IDF mengerahkan kembali Brigade Nahal, yang telah bertempur di Beit Hanoun, ke daerah perbatasan untuk mempersiapkan misi baru. Hal ini sekali lagi menggambarkan tantangan yang dihadapi IDF di Gaza utara.
Pertempuran sengit selama tiga bulan dari Oktober hingga Januari menunjukkan betapa sulitnya IDF menyingkirkan Hamas sepenuhnya dari wilayah itu. Bahwa seseorang seperti Fayyad tidak hanya selamat tetapi juga muncul untuk menyatakan kemenangan adalah contoh dari rencana Hamas selama ini.
(mas)
Lihat Juga :