3 Sekutu Terkuat Bashar al-Assad di Dunia, Nomor 2 Bantu Bangun Reaktor Nuklir
loading...
A
A
A
Sebagai salah satu mitra terdekat Korea Utara di kawasan itu, Suriah telah lama menjadi pilar utama kebijakan Pyongyang di Timur Tengah. Namun, perubahan rezim baru-baru ini di sana dapat memengaruhi kalkulasi kebijakan luar negeri, bahkan mengancam hilangnya mitra yang paling dapat diandalkan di Timur Tengah.
Sepanjang perang saudara di Suriah, Iran telah muncul sebagai salah satu aktor asing yang dominan. Teheran tanpa henti menggunakan sumber daya keuangan dan militer guna mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang menghadapi pemberontak.
Melihat sejarahnya, hubungan mesra Teheran dan Damaskus bisa ditelusuri setelah bersekutu selama Perang Iran-Irak. Relasinya semakin erat ketika Bashar al-Assad mewarisi jabatan Presiden Suriah dari ayahnya.
Sejak dimulainya konflik pada 2011, Suriah menjadi semakin bergantung pada Iran. Pasukan Quds, sayap ekstrateritorial elit Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang sebelumnya dipimpin oleh Jenderal Qassem Soleimani menjadi komponen terpadu dari tulang punggung rezim tersebut dalam menghadapi pemberontak.
Pada perkembangannya, Iran terus mendukung rezim tersebut melalui transfer senjata, bantuan ekonomi, dan nasihat militer. Mereka bahkan menyebut gagasan pemberontak yang didukung asing dalam upaya merebut kekuasaan di Damaskus bisa membawa perang berkepanjangan di kawasan tersebut.
Terlepas dari itu, Iran juga memiliki kepentingan di Suriah. Salah satunya adalah penempatan pasukan proksinya, yakni Hizbullah yang bertujuan untuk melawan Israel. Meski begitu, Teheran juga tidak berdaya menolong rezim Assad saat digulingkan pasukan pemberontak Suriah baru-baru ini.
Itulah tiga nama sekutu terkuat Bashar al-Assad di dunia yang bisa diketahui.
3. Iran
Berikutnya ada Iran. Sebagaimana Rusia dan Korea Utara, mereka menjadikan Suriah sekutu karena memiliki kepentingan juga di negara tersebut.Sepanjang perang saudara di Suriah, Iran telah muncul sebagai salah satu aktor asing yang dominan. Teheran tanpa henti menggunakan sumber daya keuangan dan militer guna mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang menghadapi pemberontak.
Melihat sejarahnya, hubungan mesra Teheran dan Damaskus bisa ditelusuri setelah bersekutu selama Perang Iran-Irak. Relasinya semakin erat ketika Bashar al-Assad mewarisi jabatan Presiden Suriah dari ayahnya.
Sejak dimulainya konflik pada 2011, Suriah menjadi semakin bergantung pada Iran. Pasukan Quds, sayap ekstrateritorial elit Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang sebelumnya dipimpin oleh Jenderal Qassem Soleimani menjadi komponen terpadu dari tulang punggung rezim tersebut dalam menghadapi pemberontak.
Pada perkembangannya, Iran terus mendukung rezim tersebut melalui transfer senjata, bantuan ekonomi, dan nasihat militer. Mereka bahkan menyebut gagasan pemberontak yang didukung asing dalam upaya merebut kekuasaan di Damaskus bisa membawa perang berkepanjangan di kawasan tersebut.
Terlepas dari itu, Iran juga memiliki kepentingan di Suriah. Salah satunya adalah penempatan pasukan proksinya, yakni Hizbullah yang bertujuan untuk melawan Israel. Meski begitu, Teheran juga tidak berdaya menolong rezim Assad saat digulingkan pasukan pemberontak Suriah baru-baru ini.
Itulah tiga nama sekutu terkuat Bashar al-Assad di dunia yang bisa diketahui.
(ahm)