Siapa Mohammed Al Bashir? PM Pemerintahan Transisi yang Memiliki Pengalaman Panjang dalam Konflik Suriah
loading...
A
A
A
Pengejarannya terhadap pengetahuan berlanjut melampaui latar belakang tekniknya; Pada tahun 2010, ia menyelesaikan kursus bahasa Inggris tingkat lanjut yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan Suriah.
Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 2021, ia lebih jauh mendiversifikasi keahliannya dengan meraih gelar di bidang Syariah dan Hukum dengan pujian dari Universitas Idlib.
Ia juga memegang sertifikasi dalam perencanaan administrasi dan manajemen proyek dari Akademi Pelatihan, Bahasa, dan Konsultasi Internasional Suriah.
Latar belakang pendidikan yang beragam ini telah menginformasikan pendekatan pragmatisnya terhadap pemerintahan.
Karier sebelum berpolitik Sebelum berkarier di bidang politik, Al Bashir bekerja sebagai insinyur untuk Perusahaan Gas Suriah, di mana ia mengawasi pembangunan pabrik gas.
Namun, meletusnya pemberontakan Suriah pada tahun 2011 menandai titik balik. Al Bashir meninggalkan pekerjaannya di pemerintahan untuk bergabung dengan barisan oposisi, berpartisipasi aktif dalam gerakan revolusioner.
Keputusan ini membuatnya sejalan dengan upaya pemberontakan yang lebih luas terhadap rezim Al Assad dan memperkuat posisinya sebagai tokoh kunci di wilayah yang dikuasai oposisi.
Selama periode ini, ia berperan penting dalam menangani kebutuhan kemanusiaan dan mengoordinasikan proyek pembangunan di wilayah barat laut Suriah yang dilanda perang.
Kinerjanya membuatnya mendapatkan reputasi sebagai orang yang kompeten, yang akhirnya membawanya terpilih sebagai perdana menteri pada bulan Januari 2024 oleh Dewan Syura, badan legislatif SSG. Proses pemilihan, sebagaimana dijelaskan oleh anggota Dewan Syura, melibatkan pemeriksaan kandidat yang ketat.
Kualifikasi Al Bashir, sejarah revolusionernya, dan komitmennya terhadap modernisasi memainkan peran penting dalam pemilihannya. Kampanyenya menekankan penerapan sistem e-government dan otomatisasi layanan administratif, yang menjanjikan model tata kelola yang lebih efisien untuk wilayah yang dikuasai oposisi.
Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 2021, ia lebih jauh mendiversifikasi keahliannya dengan meraih gelar di bidang Syariah dan Hukum dengan pujian dari Universitas Idlib.
Ia juga memegang sertifikasi dalam perencanaan administrasi dan manajemen proyek dari Akademi Pelatihan, Bahasa, dan Konsultasi Internasional Suriah.
Latar belakang pendidikan yang beragam ini telah menginformasikan pendekatan pragmatisnya terhadap pemerintahan.
Karier sebelum berpolitik Sebelum berkarier di bidang politik, Al Bashir bekerja sebagai insinyur untuk Perusahaan Gas Suriah, di mana ia mengawasi pembangunan pabrik gas.
Namun, meletusnya pemberontakan Suriah pada tahun 2011 menandai titik balik. Al Bashir meninggalkan pekerjaannya di pemerintahan untuk bergabung dengan barisan oposisi, berpartisipasi aktif dalam gerakan revolusioner.
Keputusan ini membuatnya sejalan dengan upaya pemberontakan yang lebih luas terhadap rezim Al Assad dan memperkuat posisinya sebagai tokoh kunci di wilayah yang dikuasai oposisi.
3. Memiliki Pengalaman Penting dalam Koordinasi Bantuan Kemanusiaan
Al Bashir memulai karier politiknya sebagai Menteri Pembangunan dan Urusan Kemanusiaan di SSG dari tahun 2022 hingga 2023.Selama periode ini, ia berperan penting dalam menangani kebutuhan kemanusiaan dan mengoordinasikan proyek pembangunan di wilayah barat laut Suriah yang dilanda perang.
Kinerjanya membuatnya mendapatkan reputasi sebagai orang yang kompeten, yang akhirnya membawanya terpilih sebagai perdana menteri pada bulan Januari 2024 oleh Dewan Syura, badan legislatif SSG. Proses pemilihan, sebagaimana dijelaskan oleh anggota Dewan Syura, melibatkan pemeriksaan kandidat yang ketat.
Kualifikasi Al Bashir, sejarah revolusionernya, dan komitmennya terhadap modernisasi memainkan peran penting dalam pemilihannya. Kampanyenya menekankan penerapan sistem e-government dan otomatisasi layanan administratif, yang menjanjikan model tata kelola yang lebih efisien untuk wilayah yang dikuasai oposisi.