Pemberontak Klaim Ambil Alih Kekuasaan Suriah: Bashar al-Assad Kabur
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Pasukan pemberontak yang didominasi para “jihadis” mengeklaim telah mengambil alih kekuasaan Suriah. Mereka juga menyatakan Presiden Bashar al-Assad telah melarikan diri dari ibu kota.
Kelompok pemberontak telah memasuki Damaskus pada Sabtu dan mendeklarasikannya sebagai ibu kota yang terbebas.
Menurut laporan Reuters, Minggu (8/12/2024), Assad, yang memerintah negara Timur Tengah itu selama hampir seperempat abad, terbang keluar dari Damaskus pada Sabtu malam untuk tujuan yang tidak diketahui. Laporan ini mengutip dua perwira senior militer rezim Suriah.
Beberapa jam sebelumnya, para “jihadis” mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh kendali penuh atas kota utama Homs setelah hanya satu hari pertempuran.
Kemajuan yang diraih pemberontak dalam seminggu terakhir merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Mereka terdiri dari berbagai faksi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Syams (HTS)—kelompok sempalan al-Qaeda dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kelompok pemberontak juga mengumumkan bahwa mereka telah memasuki penjara militer Saydnaya yang terkenal di utara ibu kota dan membebaskan para tahanan.
Warga di Damaskus telah bergegas untuk menimbun persediaan harian, dengan ribuan orang berjalan menuju perbatasan dengan Lebanon, mencoba meninggalkan negara itu.
PBB mengatakan bahwa mereka memindahkan staf yang tidak kritis ke luar negeri sebagai tindakan pencegahan.
Media pemerintah Suriah sebelumnya telah membantah rumor bahwa Assad telah meninggalkan negara itu, dengan mengatakan bahwa dia sedang menjalankan tugasnya di Damaskus.
Namun media Arab, mengutip kubu pemberontak, mengatakan dia naik pesawat dan meninggalkan Suriah menuju tujuan yang tidak diketahui.
Pada hari Jumat, harian Inggris The Telegraph melaporkan bahwa keluarga Assad telah meninggalkan Suriah dan terbang ke Rusia tetapi tidak mengatakan anggota keluarga mana yang telah pergi atau kota mana yang mereka kunjungi.
Pada dini hari Minggu, komando tentara Suriah memberi tahu anggota militer bahwa pemerintahan Assad selama 24 tahun telah berakhir.
Para pemberontak di Damaskus mengatakan mereka telah menguasai kantor pusat layanan radio dan televisi nasional.
Assad hanya mendapat sedikit, jika ada, bantuan dari para sekutunya.
Rusia telah mengerahkan sebagian besar pasukannya untuk berperang di Ukraina dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon, yang pada suatu saat mengirim ribuan pejuang untuk memperkuat pasukan Assad, telah dilemahkan oleh konflik selama setahun dengan Israel.
Iran telah melihat proksinya di seluruh wilayah tersebut terdegradasi oleh serangan udara Israel yang rutin.
Kelompok pemberontak telah memasuki Damaskus pada Sabtu dan mendeklarasikannya sebagai ibu kota yang terbebas.
Menurut laporan Reuters, Minggu (8/12/2024), Assad, yang memerintah negara Timur Tengah itu selama hampir seperempat abad, terbang keluar dari Damaskus pada Sabtu malam untuk tujuan yang tidak diketahui. Laporan ini mengutip dua perwira senior militer rezim Suriah.
Beberapa jam sebelumnya, para “jihadis” mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh kendali penuh atas kota utama Homs setelah hanya satu hari pertempuran.
Kemajuan yang diraih pemberontak dalam seminggu terakhir merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Mereka terdiri dari berbagai faksi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Syams (HTS)—kelompok sempalan al-Qaeda dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kelompok pemberontak juga mengumumkan bahwa mereka telah memasuki penjara militer Saydnaya yang terkenal di utara ibu kota dan membebaskan para tahanan.
Warga di Damaskus telah bergegas untuk menimbun persediaan harian, dengan ribuan orang berjalan menuju perbatasan dengan Lebanon, mencoba meninggalkan negara itu.
PBB mengatakan bahwa mereka memindahkan staf yang tidak kritis ke luar negeri sebagai tindakan pencegahan.
Nasib Presiden Assad
Media pemerintah Suriah sebelumnya telah membantah rumor bahwa Assad telah meninggalkan negara itu, dengan mengatakan bahwa dia sedang menjalankan tugasnya di Damaskus.
Namun media Arab, mengutip kubu pemberontak, mengatakan dia naik pesawat dan meninggalkan Suriah menuju tujuan yang tidak diketahui.
Pada hari Jumat, harian Inggris The Telegraph melaporkan bahwa keluarga Assad telah meninggalkan Suriah dan terbang ke Rusia tetapi tidak mengatakan anggota keluarga mana yang telah pergi atau kota mana yang mereka kunjungi.
Pada dini hari Minggu, komando tentara Suriah memberi tahu anggota militer bahwa pemerintahan Assad selama 24 tahun telah berakhir.
Para pemberontak di Damaskus mengatakan mereka telah menguasai kantor pusat layanan radio dan televisi nasional.
Assad hanya mendapat sedikit, jika ada, bantuan dari para sekutunya.
Rusia telah mengerahkan sebagian besar pasukannya untuk berperang di Ukraina dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon, yang pada suatu saat mengirim ribuan pejuang untuk memperkuat pasukan Assad, telah dilemahkan oleh konflik selama setahun dengan Israel.
Iran telah melihat proksinya di seluruh wilayah tersebut terdegradasi oleh serangan udara Israel yang rutin.
(mas)