Biden Ungkap Ada Peluang Akhiri Serangan antara Iran dan Israel

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 11:30 WIB
loading...
Biden Ungkap Ada Peluang...
Presiden AS Joe Biden. Foto/anadolu
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan optimisme tentang pencegahan perang habis-habisan antara Israel dan Iran, tetapi dia terdengar kurang yakin tentang prospek gencatan senjata di Gaza segera.

Berbicara kepada wartawan di Berlin pada hari Jumat (18/10/2024), saat dia bertemu dengan para pemimpin Jerman, Prancis, dan Inggris, Biden menilai upaya mengakhiri konflik multi-arena di Timur Tengah.

"Ada peluang dalam pandangan saya, dan rekan-rekan saya setuju, bahwa kita mungkin dapat menangani Israel dan Iran dengan cara yang mengakhiri konflik untuk sementara waktu. Dengan kata lain, itu menghentikan bolak-balik," ujar Biden.

Komentar terbaru Biden menandakan kemungkinan perubahan dalam sikap AS. Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan mereka tidak lagi mengupayakan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, dengan mengatakan kelompok Lebanon itu "dalam posisi yang tidak menguntungkan" setelah pembunuhan beberapa pemimpinnya.

Israel secara luas diyakini tengah mempersiapkan serangan terhadap Iran sebagai respons atas serangan yang dilancarkan Teheran terhadap target militer Israel pada tanggal 1 Oktober.

Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan pembunuhan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah serta seorang jenderal Iran di Beirut.

Dalam serangkaian serangan sebelumnya, Iran menembakkan ratusan pesawat nirawak dan rudal ke Israel awal tahun ini sebagai respons atas pengeboman konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan tujuh orang.

Ketika ditanya pada hari Jumat apakah dia memahami bagaimana dan kapan Israel akan merespons, Biden berkata, "Ya dan ya."

Ketika didesak untuk memberikan keterangan lebih lanjut, dia menambahkan, "Tidak dan tidak."

Risiko Politik bagi Biden


Presiden AS sebelumnya telah menyatakan Washington menentang serangan Israel terhadap fasilitas nuklir atau minyak Iran.

Serangan militer terhadap sektor minyak Iran dapat menyebabkan harga minyak dunia melonjak dan terbukti merugikan konsumen Amerika, yang dapat merugikan peluang pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat, wakil presiden Biden saat ini, Kamala Harris.

Iran telah berjanji membalas dengan tegas setiap serangan Israel.

Tidak jelas bagaimana AS dan sekutu Eropanya berencana mencegah eskalasi kekerasan langsung antara Iran dan Israel.

Gencatan Senjata Gaza?


Biden telah berulang kali berjanji untuk terus mempersenjatai Israel terlepas dari kebijakannya, termasuk kekhawatiran yang terus berlanjut atas kekejaman yang terdokumentasi dengan baik di Gaza.

Pada Jumat, presiden AS mengisyaratkan gencatan senjata di Gaza tidak akan segera terjadi setelah terbunuhnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam baku tembak dengan pasukan Israel awal pekan ini.

"Kami pikir ada kemungkinan untuk mengupayakan gencatan senjata di Lebanon," ujar dia. "Dan itu akan lebih sulit di Gaza, tetapi kami setuju bahwa harus ada hasil, apa yang terjadi lusa?"

Pada Kamis, Biden menyebut pembunuhan Sinwar sebagai "kesempatan" untuk resolusi perang di Gaza.

“Presiden AS juga mengadakan panggilan telepon dengan Netanyahu untuk mengucapkan selamat kepadanya atas kematian Sinwar,” ungkap Gedung Putih.

Serangan rezim kolonial rasis Israel telah menewaskan lebih dari 42.500 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing, membuat hampir seluruh penduduknya mengungsi.

Israel juga menghadapi tuduhan melakukan kampanye pembersihan etnis di Gaza utara, di mana Israel telah memerintahkan orang-orang untuk pergi dan memutus semua bantuan kemanusiaan ke daerah tersebut.

AS memberi Israel USD3,8 miliar bantuan militer setiap tahun, dan Biden telah menyetujui bantuan tambahan sebesar USD14 miliar sejak perang di Gaza dimulai pada awal Oktober 2023.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1245 seconds (0.1#10.140)