Pasukan AS dan Komponen Sistem Rudal THAAD Sudah Tiba di Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon mengatakan pasukan Amerika Serikat (AS) dan komponen awal untuk mengoperasikan baterai Terminal High-Altitude Area Defense telah tiba di Israel.
"Selama beberapa hari mendatang, personel militer AS tambahan dan komponen baterai THAAD akan terus tiba di Israel. Baterai akan beroperasi penuh dalam waktu dekat, tetapi untuk alasan keamanan operasi, kami tidak akan membahas jadwalnya," ungkap juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder.
Dia menjelaskan, "Penempatan baterai THAAD ke Israel menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk membela Israel dan untuk membela warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik apa pun oleh Iran."
Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati telah memberi tahu rekan-rekan kami di Al Jazeera Arabic bahwa pemerintahan Biden telah memberikan "semacam jaminan" bahwa Israel akan meredakan ketegangan di Beirut dan pinggirannya.
"Kami menginginkan gencatan senjata, penerapan Resolusi 1701, dan pemilihan presiden untuk republik ini," ujar Mikati juga.
Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006 itu menyerukan diakhirinya permusuhan antara Israel dan Hizbullah.
“Perjanjian Taif harus dilaksanakan, kedaulatan negara harus diperluas atas tanahnya dan tidak ada senjata lain selain senjata legitimasi,” imbuh pemimpin Lebanon itu, merujuk pada perjanjian yang dinegosiasikan pada tahun 1989 di Taif, Arab Saudi, yang dirancang untuk mengakhiri Perang Saudara Lebanon yang telah berlangsung selama 15 tahun.
"Selama beberapa hari mendatang, personel militer AS tambahan dan komponen baterai THAAD akan terus tiba di Israel. Baterai akan beroperasi penuh dalam waktu dekat, tetapi untuk alasan keamanan operasi, kami tidak akan membahas jadwalnya," ungkap juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder.
Dia menjelaskan, "Penempatan baterai THAAD ke Israel menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk membela Israel dan untuk membela warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik apa pun oleh Iran."
Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati telah memberi tahu rekan-rekan kami di Al Jazeera Arabic bahwa pemerintahan Biden telah memberikan "semacam jaminan" bahwa Israel akan meredakan ketegangan di Beirut dan pinggirannya.
"Kami menginginkan gencatan senjata, penerapan Resolusi 1701, dan pemilihan presiden untuk republik ini," ujar Mikati juga.
Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006 itu menyerukan diakhirinya permusuhan antara Israel dan Hizbullah.
“Perjanjian Taif harus dilaksanakan, kedaulatan negara harus diperluas atas tanahnya dan tidak ada senjata lain selain senjata legitimasi,” imbuh pemimpin Lebanon itu, merujuk pada perjanjian yang dinegosiasikan pada tahun 1989 di Taif, Arab Saudi, yang dirancang untuk mengakhiri Perang Saudara Lebanon yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Baca Juga
(sya)