Sejarawan Prancis Ungkap Kemenangan Rusia akan Bebaskan Eropa
loading...
A
A
A
PARIS - Kekalahan Ukraina akan menjadi kemenangan bagi seluruh Eropa, menurut antropolog Prancis Emmanuel Todd dalam wawancara dengan media berita Italia Corriere di Bologna.
Saat wawancara yang diterbitkan pada Selasa (8/10/2024), Todd menekankan dia bukan pendukung Moskow secara eksplisit.
“Jika Rusia kalah dalam konflik Ukraina, ini akan memungkinkan penyerahan Eropa kepada Amerika diperpanjang selama satu abad," ungkap Todd.
Intelektual terkemuka tersebut berpendapat Eropa Barat secara efektif telah mendelegasikan representasi Barat kepada AS dan telah menanggung akibatnya sejak saat itu.
Dia mengklaim dalam wawancara tersebut bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah fakta ini saat ini karena konflik Ukraina yang sedang berlangsung, tetapi menyatakan hasilnya akan "menentukan nasib Eropa."
"Jika, seperti yang saya yakini, AS dikalahkan, NATO akan hancur dan Eropa akan dibiarkan bebas," ujar Todd kepada media tersebut.
Dia mencatat tidak mungkin Rusia akan dipaksa untuk menyerang Eropa Barat secara militer setelah membangun dirinya di Sungai Dnieper.
“Rusia tidak akan memiliki sarana maupun keinginan melakukan ekspansi setelah perbatasan Rusia pra-komunis dibentuk kembali. Histeria Russophobia Barat, yang berfantasi tentang keinginan Rusia untuk melakukan ekspansi di Eropa, sungguh menggelikan bagi seorang sejarawan yang serius,” tegas dia.
Sejumlah pemimpin Barat dalam beberapa bulan terakhir telah menyuarakan kekhawatiran jika Rusia dibiarkan mengalahkan Ukraina, pada akhirnya Rusia akan mengarahkan pandangannya ke negara-negara Eropa lainnya.
Namun, Moskow telah berulang kali menekankan mereka tidak berniat menyerang negara lain setelah mencapai tujuannya di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menepis pembicaraan tentang ‘ancaman Rusia’ sebagai “omong kosong” yang disebarkan pemerintah Barat untuk menakut-nakuti penduduk Eropa agar dapat “menagih biaya tambahan” dari mereka.
Saat wawancara yang diterbitkan pada Selasa (8/10/2024), Todd menekankan dia bukan pendukung Moskow secara eksplisit.
“Jika Rusia kalah dalam konflik Ukraina, ini akan memungkinkan penyerahan Eropa kepada Amerika diperpanjang selama satu abad," ungkap Todd.
Intelektual terkemuka tersebut berpendapat Eropa Barat secara efektif telah mendelegasikan representasi Barat kepada AS dan telah menanggung akibatnya sejak saat itu.
Dia mengklaim dalam wawancara tersebut bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah fakta ini saat ini karena konflik Ukraina yang sedang berlangsung, tetapi menyatakan hasilnya akan "menentukan nasib Eropa."
"Jika, seperti yang saya yakini, AS dikalahkan, NATO akan hancur dan Eropa akan dibiarkan bebas," ujar Todd kepada media tersebut.
Dia mencatat tidak mungkin Rusia akan dipaksa untuk menyerang Eropa Barat secara militer setelah membangun dirinya di Sungai Dnieper.
“Rusia tidak akan memiliki sarana maupun keinginan melakukan ekspansi setelah perbatasan Rusia pra-komunis dibentuk kembali. Histeria Russophobia Barat, yang berfantasi tentang keinginan Rusia untuk melakukan ekspansi di Eropa, sungguh menggelikan bagi seorang sejarawan yang serius,” tegas dia.
Sejumlah pemimpin Barat dalam beberapa bulan terakhir telah menyuarakan kekhawatiran jika Rusia dibiarkan mengalahkan Ukraina, pada akhirnya Rusia akan mengarahkan pandangannya ke negara-negara Eropa lainnya.
Namun, Moskow telah berulang kali menekankan mereka tidak berniat menyerang negara lain setelah mencapai tujuannya di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menepis pembicaraan tentang ‘ancaman Rusia’ sebagai “omong kosong” yang disebarkan pemerintah Barat untuk menakut-nakuti penduduk Eropa agar dapat “menagih biaya tambahan” dari mereka.
(sya)