AS Warning Israel: Jangan Hancurkan Lebanon Seperti Gaza!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel agar menghindari tindakan militer seperti Gaza di Lebanon.
Peringatan dari Washington ini muncul pada Rabu setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Lebanon berisiko mengalami kehancuran seperti di wilayah Palestina.
"Tidak boleh ada tindakan militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menghasilkan hasil yang mirip dengan Gaza," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, seperti dikutip AFP, Kamis (10/10/2024).
Namun, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi berjanji akan terus melakukan pengeboman intensif terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September. "Tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan," katanya.
Dalam panggilan telepon pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden memberi tahu Netanyahu untuk meminimalkan bahaya terhadap warga sipil di Lebanon. "Khususnya di daerah padat penduduk di Beirut," kata Gedung Putih menyimpulkan percakapan telepon tersebut.
Gedung Putih menambahkan bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk tetap berhubungan dekat selama beberapa hari mendatang.
Netanyahu mengatakan dalam pidato video kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: "Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza."
Sumber pemerintah Lebanon mengatakan kepada AFP bahwa Hizbullah telah menerima gencatan senjata dengan Israel pada 27 September, hari ketika serangan Israel menewaskan pemimpin kelompok militan yang didukung Iran tersebut, Hassan Nasrallah.
Namun, mereka mengatakan respons Israel telah menggagalkan rencana gencatan senjata, yang didukung oleh Washington dan sekutunya, dan pemerintah Lebanon tidak memiliki kontak dengan Hizbullah sejak kematiannya.
Panggilan telepon Biden dan Netanyahu diharapkan akan berfokus pada respons Israel terhadap serangan ratusan rudal Iran pada 1 Oktober lalu.
Peringatan dari Washington ini muncul pada Rabu setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Lebanon berisiko mengalami kehancuran seperti di wilayah Palestina.
"Tidak boleh ada tindakan militer di Lebanon yang mirip dengan Gaza dan menghasilkan hasil yang mirip dengan Gaza," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, seperti dikutip AFP, Kamis (10/10/2024).
Namun, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi berjanji akan terus melakukan pengeboman intensif terhadap target-target Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak 23 September. "Tanpa memberi mereka waktu istirahat atau pemulihan," katanya.
Dalam panggilan telepon pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden memberi tahu Netanyahu untuk meminimalkan bahaya terhadap warga sipil di Lebanon. "Khususnya di daerah padat penduduk di Beirut," kata Gedung Putih menyimpulkan percakapan telepon tersebut.
Gedung Putih menambahkan bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk tetap berhubungan dekat selama beberapa hari mendatang.
Netanyahu mengatakan dalam pidato video kepada rakyat Lebanon pada hari Selasa: "Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza."
Kekhawatiran Konflik Iran-Israel
Sumber pemerintah Lebanon mengatakan kepada AFP bahwa Hizbullah telah menerima gencatan senjata dengan Israel pada 27 September, hari ketika serangan Israel menewaskan pemimpin kelompok militan yang didukung Iran tersebut, Hassan Nasrallah.
Namun, mereka mengatakan respons Israel telah menggagalkan rencana gencatan senjata, yang didukung oleh Washington dan sekutunya, dan pemerintah Lebanon tidak memiliki kontak dengan Hizbullah sejak kematiannya.
Panggilan telepon Biden dan Netanyahu diharapkan akan berfokus pada respons Israel terhadap serangan ratusan rudal Iran pada 1 Oktober lalu.