5 Fakta Serangan Udara Iran ke Israel, dari 180 Rudal hingga Iron Dome yang Ditembus
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Iran telah meluncurkan ratusan rudal ke arah Israel, dengan setidaknya beberapa di antaranya mengenai wilayah Israel. Ini adalah serangan kedua oleh Iran tahun ini, setelah menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April.
Pejabat militer Israel mengatakan serangan itu tampaknya telah berakhir dan tidak ada lagi ancaman dari Iran "untuk saat ini" tetapi masih belum jelas seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memperingatkan tentang "konsekuensi" setelah serangan itu.
Rekaman yang disiarkan oleh TV Israel menunjukkan beberapa rudal terbang di atas wilayah Tel Aviv sesaat sebelum pukul 19:45 waktu setempat (16:45 GMT).
Melansir BBC, sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Israel, kata seorang pejabat keamanan Israel, sementara seorang koresponden BBC di Yerusalem mengatakan beberapa pangkalan militer mungkin terkena serangan, dan restoran serta sekolah terkena serangan.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyatakan bahwa 90% proyektil mengenai sasarannya, dan mengatakan rudal hipersonik telah digunakan untuk pertama kalinya. Sumber-sumber IRGC mengatakan tiga pangkalan militer Israel telah menjadi sasaran.
Otoritas pertahanan sipil Palestina di kota Jericho, Tepi Barat yang diduduki, mengatakan seorang pria di sana tewas selama rentetan rudal Iran.
Menurut kantor berita AFP, yang berbicara dengan gubernur kota Hussein Hamayel, korban tewas akibat jatuhnya puing-puing roket.
Pejabat Israel belum melaporkan adanya cedera serius akibat serangan udara hari Selasa, tetapi petugas medis Israel mengatakan dua orang terluka ringan akibat pecahan peluru.
Garda Revolusi menyebutkan pembunuhan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoshan di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 27 September.
Pejabat militer Israel mengatakan serangan itu tampaknya telah berakhir dan tidak ada lagi ancaman dari Iran "untuk saat ini" tetapi masih belum jelas seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memperingatkan tentang "konsekuensi" setelah serangan itu.
5 Fakta Serangan Udara Iran ke Israel, dari 180 Rudal hingga Iron Dome yang Ditembus
1. Iran Meluncurkan 180 Rudal
Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke arah Israel, kata militer Israel. Itu akan menjadi serangan yang sedikit lebih besar daripada rentetan serangan bulan April, yang melibatkan sekitar 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah yang ditembakkan ke arah Israel.Rekaman yang disiarkan oleh TV Israel menunjukkan beberapa rudal terbang di atas wilayah Tel Aviv sesaat sebelum pukul 19:45 waktu setempat (16:45 GMT).
Melansir BBC, sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Israel, kata seorang pejabat keamanan Israel, sementara seorang koresponden BBC di Yerusalem mengatakan beberapa pangkalan militer mungkin terkena serangan, dan restoran serta sekolah terkena serangan.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyatakan bahwa 90% proyektil mengenai sasarannya, dan mengatakan rudal hipersonik telah digunakan untuk pertama kalinya. Sumber-sumber IRGC mengatakan tiga pangkalan militer Israel telah menjadi sasaran.
Otoritas pertahanan sipil Palestina di kota Jericho, Tepi Barat yang diduduki, mengatakan seorang pria di sana tewas selama rentetan rudal Iran.
Menurut kantor berita AFP, yang berbicara dengan gubernur kota Hussein Hamayel, korban tewas akibat jatuhnya puing-puing roket.
Pejabat Israel belum melaporkan adanya cedera serius akibat serangan udara hari Selasa, tetapi petugas medis Israel mengatakan dua orang terluka ringan akibat pecahan peluru.
2. Respons atas Pembunuhan Hassan Nasrallah
Garda Revolusi mengatakan serangan itu merupakan respons atas pembunuhan salah satu komandan tertinggi dan pemimpin milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut oleh Israel.Garda Revolusi menyebutkan pembunuhan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoshan di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 27 September.