Hizbullah Akui Komandan Drone Mohammad Srour Tewas Dirudal Israel

Jum'at, 27 September 2024 - 18:15 WIB
loading...
Hizbullah Akui Komandan...
Kepala komando pesawat nirawak dan rudal jelajah Hizbullah Mohammad Srour. Foto/media hezbollah
A A A
BEIRUT - Kepala komando pesawat nirawak dan rudal jelajah Hizbullah tewas dalam serangan Israel di Beirut. Kelompok pejuang yang bermarkas di Lebanon itu mengonfirmasi dalam unggahan di Telegram pada Jumat (27/9/2024).

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim pada Kamis telah menewaskan Mohammad Srour, yang juga dikenal sebagai Abu Saleh, dalam serangan di blok apartemen di pinggiran selatan Beirut.

"Jet tempur menyerang Beirut dan menewaskan Mohammad Hussein Srour," ungkap IDF dalam unggahan di X.

Kantor Berita Nasional Lebanon telah melaporkan "tiga rudal" telah menargetkan "satu apartemen hunian di satu gedung sepuluh lantai."

Dalam pembaruan di Telegram pada Jumat, Hizbullah mengonfirmasi tewasnya Srour, 51 tahun, yang bergabung dengan kelompok tersebut pada tahun 1986 dan "memimpin operasi militer untuk angkatan udara perlawanan Islam di garis depan dukungan Lebanon."

Di dilaporkan bertanggung jawab atas pesawat nirawak, rudal jelajah, dan cabang pertahanan udara Hizbullah.
Menurut IDF, dia "mengarahkan dan memerintahkan" banyak serangan pesawat nirawak Hizbullah yang ditujukan ke Israel.

Media lokal melaporkan itu adalah serangan keempat Israel dalam sepekan yang menargetkan pejabat Hizbullah di daerah padat penduduk di Beirut selatan.

Dua orang tewas dalam serangan itu dan 15 orang terluka, "termasuk seorang wanita dalam kondisi kritis," menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Israel telah menewaskan tiga komandan tinggi Hizbullah sejak Jumat lalu, termasuk Ibrahim Aqil, Ahmed Wahbi, dan Ibrahim Qubaisi.

Pembunuhan kepala komando udara Hizbullah menandai eskalasi signifikan dalam konflik Israel-Lebanon yang sedang berlangsung.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji mempertahankan operasi militer skala besar terhadap Hizbullah pada Kamis, menolak seruan internasional yang meningkat untuk gencatan senjata.

Awal pekan ini, Amerika Serikat (AS) dan Prancis mengusulkan kesepakatan gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah untuk memberi jalan bagi negosiasi yang lebih luas.

Sementara kantor Netanyahu mengatakan dia belum menanggapi inisiatif tersebut, perdana menteri Israel memerintahkan pasukan untuk terus "bertempur dengan kekuatan penuh" melawan Lebanon.

Sikap tegas Netanyahu telah merusak prospek gencatan senjata, meskipun ada upaya oleh pejabat internasional yang menganjurkan penghentian sementara kekerasan untuk mencegah konflik meningkat menjadi perang skala penuh.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0751 seconds (0.1#10.140)