Ketika Miliarder Tertarik Menjadi Capres Amerika Serikat

Senin, 11 November 2019 - 09:56 WIB
Ketika Miliarder Tertarik Menjadi Capres Amerika Serikat
Ketika Miliarder Tertarik Menjadi Capres Amerika Serikat
A A A
NEW YORK - Sejak miliarder Michael Bloomberg mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), banyak miliarder lainnya yang tertarik mengambil langkah serupa. Berdasarkan laporan Vox, Chief Executive Officer (CEO) Amazon Jeff Bezos juga aktif membicarakan politik, terutama isu pencalonan presiden.

Bezos bahkan sempat bertanya dan berdiskusi dengan Michael melalui sambungan telepon terkait pencalonan diri menjadi presiden dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2020 pada bulan lalu. Namun, saat itu, Michael memberikan jawaban negatif. Sejauh ini, Bezos sendiri belum membulatkan tekad terkait hal itu.

“Kami tidak tahu apa yang sebenarnya dia (Bezos) pikirkan. Tapi, dia cukup tertarik dengan ususlan pencalonan Michael menjadi presiden,” ujar koresponden senior Vox, Jason Del Rey. “Beberapa orang meyakini pencalonan Michael akan membantu memperbesar peluang adanya kebijakan pro pebisnis,” tambahnya.

Dukungan terhadap Michael tidak hanya datang dari Bezos. Investor dan pendiri Omega Partners, Leon Cooperman, juga mendukung penuh mantan Wali Kota New York tersebut. Sebelum mencalonkan diri menjadi presiden, Michael dikenal di AS sebagai pengusaha, filantropis, aktivis, dan penulis buku non-fiksi.

Mencalonkan diri melalui Partai Demokrat, motivasi Michael maju dalam Pilpres AS adalah untuk mengembalikan kepercayaan dunia pada negaranya. Dia juga mengatakan akan menjunjung tinggi nilai dan pendirian politiknya. Prioritas kebijakannya ialah di bidang kesehatan, pendidikan, dan perubahan iklim.

Perubahan iklim, kata Michael, dapat menghancurkan isi dunia dan membunuh semua orang. Seperti dilansir Boston Globe, dia mengaku frustrasi karena banyak orang yang tidak memahaminya. Selain itu, Michael merupakan orang yang sangat aktif menentang kekerasan senjata hingga mengucurkan USD8 miliar.

Meski tidak ada presiden yang terpilih atas kampanye perubahan iklim dan pengendalian kepemilikan senjata, Michael tetap optimis. "Saya mencurahkan hidup saya untuk memerangi kekerasan senjata. Saya tahu tidak bisa melepaskan tanggung jawab itu. Saya akan mengabdikan hidup saya untuk itu,” tuturnya.

Michael yakin akan mampu menjalankan tugas-tugasnya sebagai Presiden, meski tua. Dia menawarkan kedewasaan, dan kebijaksanaan. Pengalaman politiknya juga cukup mumpuni. Dia mulai memutuskan memasuki dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Wali Kota New York dari Partai Republik pada 2001.

Pria berusia 76 tahun itu juga merupakan pendiri Bloomberg LP, perusahaan multinasional di bidang media, layanan keuangan, serta perangkat lunak yang didirikan pada 1981 atau saat Michael berusia 39 tahun. Michael menjabat sebagai Walikota New York selama tiga kali masa jabatan, yakni dari 2002-2013.

Di samping itu, Michael menyandang banyak gelar dan penghargaan. Namanya sering masuk daftar orang paling berpengaruh dan orang terkaya sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini, dia masuk ke dalam daftar The Richest Person In Every State, Forbes 400, dan orang terkaya ke-9 di dunia versi Forbes.

Donatur Politik

Miliarder tidak hanya mencalonkan diri menjadi presiden, tapi juga mendukung calon presiden dengan menggelontorkan uang jutaan dollar AS. Berdasarkan laporan Wealth-X, sekitar 12,4% miliarder di AS menyumbangkan dana di dunia politik pada 2018. Angka itu diperkirakan akan naik tahun ini menyusul Pilpres.

Sheldon dan Miriam Adelson merupakan miliarder yang menyumbangkan dana terbesar di dunia politik, yakni mencapai USD123 juta. Mereka merupakan pendukung utama Partai Republik atau pada Pilpres sebelumnya Presiden Donald Trump. Sheldon, CEO Las Vegas Sands, memiliki kekayaan bersih USD33,4 miliar.

Michael yang memiliki kekayaan bersih USD52,4 miliar telah menggelontorkan dana hingga USD95 juta dalam mendukung Partai Demokrat. Kini, dia berencana mengalokasikan USD500 juta dengan harapan dapat mengalahkan Trump pada 2020. Michael sudah aktif mendiskusikan hal ini bersama koleganya di Demokrat.

Miliarder lainnya yang menanamkan modal sangat besar di dunia politik ialah Tom Steyer dan istrinya Kathryn Taylor (USD73 juta), CEO Uline Richard Uihlein dan istrinya Elizabeth (USD40 juta), ahli finansial S. Donald Sussman (USD27 juta), James dan Marilyn Simons (USD22 juta), dan George Soros (USD20 juta).

“Saya merupakan orang konservatif di Partai Republik,” ujar Uihlein pada 2013 kepada Forbes. “Saya ingin mencoba membantu mereka yang meyakini seperti yang saya yakini bahwa pasar bebas dan pemerintahan harus terbatas. Saya bukanlah satu-satunya orang yang bersembunyi dari pandangan itu,” tambahnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3146 seconds (0.1#10.140)