Kisah Raja Faisal Arab Saudi Lakukan Embargo Minyak yang Cekik Ekonomi AS karena Amerika Pro-Israel
loading...
A
A
A
Sebagai respons terhadap embargo minyak dan krisis energi yang menyusul, Amerika Serikat mengambil beberapa langkah strategis
Pertama, melakukan diversifikasi sumber energi, yakni mulai mencari cara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak Timur Tengah. Mereka meningkatkan investasi dalam energi alternatif dan pengembangan sumber energi domestik, seperti minyak shale dan gas alam.
Kedua, meningkatkan cadangan minyak strategi. Pada tahun 1975, Amerika Serikat mendirikan Strategic Petroleum Reserve (SPR), sebuah cadangan minyak strategis yang dirancang untuk melindungi negara dari krisis energi di masa depan.
Ketiga, memperkenalkan kebijakan energi yang lebih ketat. Ini termasuk efisiensi energi dan pengaturan harga bahan bakar untuk mengurangi dampak fluktuasi harga minyak global.
Keempat, gencarkan diplomasi. Amerika Serikat meningkatkan upaya diplomasi untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara penghasil minyak Arab dan untuk menstabilkan pasar energi global.
Lambat laun, krisis minyak itu berakhir dan hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi mulai membaik secara bertahap.
Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani sejumlah perjanjian keamanan dan ekonomi yang saling menguntungkan. Salah satu contoh penting adalah perjanjian penjualan senjata, di mana Amerika Serikat mulai menyediakan peralatan militer canggih kepada Arab Saudi.
Kedua negara mulai bekerja sama lebih erat dalam sektor energi. Arab Saudi tetap menjadi salah satu penyedia minyak terbesar bagi Amerika Serikat, dan kerjasama ini membantu menstabilkan pasar energi global.
Kedua negara juga memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah. Mereka kembali akur, menjalin kerja sama dalam berbagai isu regional, seperti keamanan dan penanganan terorisme, membantu memperkuat hubungan bilateral.
Pertama, melakukan diversifikasi sumber energi, yakni mulai mencari cara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak Timur Tengah. Mereka meningkatkan investasi dalam energi alternatif dan pengembangan sumber energi domestik, seperti minyak shale dan gas alam.
Kedua, meningkatkan cadangan minyak strategi. Pada tahun 1975, Amerika Serikat mendirikan Strategic Petroleum Reserve (SPR), sebuah cadangan minyak strategis yang dirancang untuk melindungi negara dari krisis energi di masa depan.
Ketiga, memperkenalkan kebijakan energi yang lebih ketat. Ini termasuk efisiensi energi dan pengaturan harga bahan bakar untuk mengurangi dampak fluktuasi harga minyak global.
Keempat, gencarkan diplomasi. Amerika Serikat meningkatkan upaya diplomasi untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara penghasil minyak Arab dan untuk menstabilkan pasar energi global.
Lambat laun, krisis minyak itu berakhir dan hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi mulai membaik secara bertahap.
Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani sejumlah perjanjian keamanan dan ekonomi yang saling menguntungkan. Salah satu contoh penting adalah perjanjian penjualan senjata, di mana Amerika Serikat mulai menyediakan peralatan militer canggih kepada Arab Saudi.
Kedua negara mulai bekerja sama lebih erat dalam sektor energi. Arab Saudi tetap menjadi salah satu penyedia minyak terbesar bagi Amerika Serikat, dan kerjasama ini membantu menstabilkan pasar energi global.
Kedua negara juga memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah. Mereka kembali akur, menjalin kerja sama dalam berbagai isu regional, seperti keamanan dan penanganan terorisme, membantu memperkuat hubungan bilateral.
(mas)