Pidato Ketua DPR AS soal Pemakzulan Trump Tertinggal di Pesawat

Kamis, 26 September 2019 - 10:35 WIB
Pidato Ketua DPR AS soal Pemakzulan Trump Tertinggal di Pesawat
Pidato Ketua DPR AS soal Pemakzulan Trump Tertinggal di Pesawat
A A A
WASHINGTON - Pada Senin malam, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mulai menulis salah satu pidato paling penting dalam karier politiknya yang panjang. Pidato itu tentang keputusannya untuk membuka penyelidikan untuk pemakzulan Presiden Donald Trump.

Namun, dia meninggalkan draft pidato itu di pesawat. Politisi Partai Demokrat tersebut menghabiskan akhir pekan dengan merenungkan tuduhan baru terhadap Trump dan mulai membuat sketsa tanggapan dalam sebuah penerbangan dari New York ke Washington.

"Dia menulis draft pertama pidatonya yang akan dia sampaikan hari Selasa, lalu meninggalkannya," kata seorang sumber yang mengetahui apa yang terjadi dengan pidato Nancy, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/9/2019).

Tetapi tidak semua draft pidato itu hilang. "Setidaknya dia sudah mengaturnya di kepalanya," lanjut sumber tersebut.

Dalam mengumumkan dimulainya penyelidikan impeachment atau pemakzulan secara formal, Pelosi membalikkan perlawanan berbulan-bulan terhadap kaum liberal di dalam partainya karena potensi dampaknya terhadap para kandidat Demokrat dalam pemilu 2020.

Ketika laporan muncul minggu lalu bahwa Trump telah menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar menyelidiki putra Joe Biden—mantan wakil presiden yang juga bakal calon presiden dari Partai Demokrat dalam pemilu 2020—memicu pertanyaan publik apakah Pelosi akan memutuskan bahwa tuduhan itu menuntut perubahan dramatis atau tidak.

Sambil memikirkan berbagai hal, Pelosi diam-diam bergerak. Dia tidak pulang ke California, tetapi berbicara di kompleks pemakaman wartawan NPR; Cokie Roberts, pada hari Sabtu di Washington. Dia kemudian terbang ke South Carolina pada hari Minggu, kembali ke Washington pada Minggu malam dan melakukan perjalanan singkat ke New York pada hari Senin.

Pelosi berbicara melalui telepon konferensi (conference call) pada hari Senin dengan tujuh anggota baru dari DPR yang akan mem-posting opini di Washington Post. Dia mengatakan tuduhan terhadap Trump, jika benar, merupakan pelanggaran yang tidak dapat ditembus.

Kelompok politisi itu memberi Pelosi "heads up" bahwa mereka akan mem-posting potongan opini mereka malam itu. Pelosi memuji para politisi tersebut karena menjadikan alasan keamanan nasional sebagai bagian utama dari argumen mereka.

"Semua orang marah dengan perkembangan ini dan menjadi sangat jelas bahwa konsensusnya adalah, kita harus melanjutkan ini," lanjut sumber tersebut.

Ketika membuat pengumuman, Pelosi berdiri di depan barisan bendera AS di kantornya, sembari mengatakan bahwa tindakan Trump merusak keamanan nasional dan melanggar Konstitusi AS.

"Presiden harus bertanggung jawab. Tidak ada yang di atas hukum," kata Pelosi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5025 seconds (0.1#10.140)