Sempat Bungkam, AS Buka Suara Soal Dugaan Serangan Racun Navalny
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Setelah berhari-hari bungkam, pemerintahan Trump melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo buka suara terkait dugaan serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny . Dalam sebuah pernyataan, Pompeo menyatakan keprihatinannya tentang laporan medis awal bahwa seorang pemimpin oposisi terkemuka Rusia diracun dan mendukung penyelidikan jika laporan tersebut terbukti akurat.
" Amerika Serikat sangat prihatin dengan kesimpulan awal yang dilaporkan dari para ahli medis Jerman bahwa aktivis oposisi Rusia Aleksei Navalny diracun," kata Pompeo.
"Jika laporan itu terbukti akurat, Amerika Serikat mendukung seruan UE (Uni Eropa) untuk penyelidikan komprehensif dan siap membantu dalam upaya itu," sambung pernyataan itu.
"Keluarga Navalny dan rakyat Rusia berhak melihat penyelidikan penuh dan transparan dilakukan, dan bagi mereka yang terlibat untuk dimintai pertanggungjawaban," katanya.
"Pikiran kami bersama keluarga Tuan Navalny dan kami berharap dia sembuh total," demikian bunyi pernyataa itu seperti dilansir dari CNN, Rabu (26/8/2020).
Pernyataan Pompeo muncul hampir seminggu setelah juru bicara Navalny mengumumkan bahwa kritikus Kremlin dalam keadaan koma setelah jatuh sakit karena diduga keracunan. Dia secara medis dievakuasi dari kota Omsk di Siberia dan diangkut ke Berlin pada hari Sabtu. (Baca: Tokoh Oposisi Rusia Dilaporkan Koma, Diduga Diracun )
Dalam sebuah pernyataan pada awal pekan ini, rumah sakit Jerman yang merawatnya mengatakan bahwa hasil tes menunjukkan dia diracun. Pihak rumah sakit menambahkan dia tetap dalam keadaan koma dan dalam perawatan intensif.(Baca: Dokter Jerman: Tes Ungkap Pengkritik Kremlin Navalny Diracun )
Uni Eropa telah meminta penyelidikan, dan sebelumnya pada hari Senin, pemerintah Jerman mengatakan "sangat mungkin" bahwa Navalny diracun dan oleh karena itu membutuhkan perlindungan khusus.(Baca: Pengkritik Putih Diracun, Merkel Tuntut Rusia Lakukan Penyelidikan )
Pemerintahan Trump sebagian besar memilih bungkam terkait masalah tersebut. Sebelumnya, menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang kondisi Navalny dalam pertemuan di Moskow dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan mengatakan bahwa temuan medis Jerman memerlukan penyelidikan segera, komprehensif, dan transparan oleh otoritas Rusia yang meminta pertanggungjawaban pihak di balik tindakan ini.
" Amerika Serikat sangat prihatin dengan kesimpulan awal yang dilaporkan dari para ahli medis Jerman bahwa aktivis oposisi Rusia Aleksei Navalny diracun," kata Pompeo.
"Jika laporan itu terbukti akurat, Amerika Serikat mendukung seruan UE (Uni Eropa) untuk penyelidikan komprehensif dan siap membantu dalam upaya itu," sambung pernyataan itu.
"Keluarga Navalny dan rakyat Rusia berhak melihat penyelidikan penuh dan transparan dilakukan, dan bagi mereka yang terlibat untuk dimintai pertanggungjawaban," katanya.
"Pikiran kami bersama keluarga Tuan Navalny dan kami berharap dia sembuh total," demikian bunyi pernyataa itu seperti dilansir dari CNN, Rabu (26/8/2020).
Pernyataan Pompeo muncul hampir seminggu setelah juru bicara Navalny mengumumkan bahwa kritikus Kremlin dalam keadaan koma setelah jatuh sakit karena diduga keracunan. Dia secara medis dievakuasi dari kota Omsk di Siberia dan diangkut ke Berlin pada hari Sabtu. (Baca: Tokoh Oposisi Rusia Dilaporkan Koma, Diduga Diracun )
Dalam sebuah pernyataan pada awal pekan ini, rumah sakit Jerman yang merawatnya mengatakan bahwa hasil tes menunjukkan dia diracun. Pihak rumah sakit menambahkan dia tetap dalam keadaan koma dan dalam perawatan intensif.(Baca: Dokter Jerman: Tes Ungkap Pengkritik Kremlin Navalny Diracun )
Uni Eropa telah meminta penyelidikan, dan sebelumnya pada hari Senin, pemerintah Jerman mengatakan "sangat mungkin" bahwa Navalny diracun dan oleh karena itu membutuhkan perlindungan khusus.(Baca: Pengkritik Putih Diracun, Merkel Tuntut Rusia Lakukan Penyelidikan )
Pemerintahan Trump sebagian besar memilih bungkam terkait masalah tersebut. Sebelumnya, menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang kondisi Navalny dalam pertemuan di Moskow dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan mengatakan bahwa temuan medis Jerman memerlukan penyelidikan segera, komprehensif, dan transparan oleh otoritas Rusia yang meminta pertanggungjawaban pihak di balik tindakan ini.
(ber)