Sempat Bungkam, AS Buka Suara Soal Dugaan Serangan Racun Navalny

Rabu, 26 Agustus 2020 - 08:33 WIB
loading...
Sempat Bungkam, AS Buka...
AS buka suara terkait dugaan serangan racun terhadap tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny. Foto/Sky News
A A A
WASHINGTON - Setelah berhari-hari bungkam, pemerintahan Trump melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo buka suara terkait dugaan serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny . Dalam sebuah pernyataan, Pompeo menyatakan keprihatinannya tentang laporan medis awal bahwa seorang pemimpin oposisi terkemuka Rusia diracun dan mendukung penyelidikan jika laporan tersebut terbukti akurat.

" Amerika Serikat sangat prihatin dengan kesimpulan awal yang dilaporkan dari para ahli medis Jerman bahwa aktivis oposisi Rusia Aleksei Navalny diracun," kata Pompeo.

"Jika laporan itu terbukti akurat, Amerika Serikat mendukung seruan UE (Uni Eropa) untuk penyelidikan komprehensif dan siap membantu dalam upaya itu," sambung pernyataan itu.

"Keluarga Navalny dan rakyat Rusia berhak melihat penyelidikan penuh dan transparan dilakukan, dan bagi mereka yang terlibat untuk dimintai pertanggungjawaban," katanya.

"Pikiran kami bersama keluarga Tuan Navalny dan kami berharap dia sembuh total," demikian bunyi pernyataa itu seperti dilansir dari CNN, Rabu (26/8/2020).

Pernyataan Pompeo muncul hampir seminggu setelah juru bicara Navalny mengumumkan bahwa kritikus Kremlin dalam keadaan koma setelah jatuh sakit karena diduga keracunan. Dia secara medis dievakuasi dari kota Omsk di Siberia dan diangkut ke Berlin pada hari Sabtu. (Baca: Tokoh Oposisi Rusia Dilaporkan Koma, Diduga Diracun )

Dalam sebuah pernyataan pada awal pekan ini, rumah sakit Jerman yang merawatnya mengatakan bahwa hasil tes menunjukkan dia diracun. Pihak rumah sakit menambahkan dia tetap dalam keadaan koma dan dalam perawatan intensif.(Baca: Dokter Jerman: Tes Ungkap Pengkritik Kremlin Navalny Diracun )

Uni Eropa telah meminta penyelidikan, dan sebelumnya pada hari Senin, pemerintah Jerman mengatakan "sangat mungkin" bahwa Navalny diracun dan oleh karena itu membutuhkan perlindungan khusus.(Baca: Pengkritik Putih Diracun, Merkel Tuntut Rusia Lakukan Penyelidikan )

Pemerintahan Trump sebagian besar memilih bungkam terkait masalah tersebut. Sebelumnya, menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang kondisi Navalny dalam pertemuan di Moskow dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan mengatakan bahwa temuan medis Jerman memerlukan penyelidikan segera, komprehensif, dan transparan oleh otoritas Rusia yang meminta pertanggungjawaban pihak di balik tindakan ini.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
Lebih dari 550 Eks Pejabat...
Lebih dari 550 Eks Pejabat Israel Desak Trump Akhiri Perang Gaza
Bawa Permen Ganja dari...
Bawa Permen Ganja dari Thailand, Pebasket AS Ditangkap Polisi
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Artis Hollywood dan...
Artis Hollywood dan Tokoh Film Dunia Ramai-Ramai Kecam Genosida Israel di Gaza
Rekomendasi
Seminggu, Polres Pelabuhan...
Seminggu, Polres Pelabuhan Tanjung Priok Bongkar 3 Kasus Curanmor
Farel Tarek Kembali...
Farel Tarek Kembali Bikin Ketawa Lewat Sketsa Komedi Doa untuk Timnas yang Bikin Geleng-geleng!
Dari Sayang Jadi Santet,...
Dari Sayang Jadi Santet, Tenny Tap Ungkap Kisah Mencekam Santet dari Mantan
Berita Terkini
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Agama Penduduk Kashmir...
Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya
Pakistan dan India Bertukar...
Pakistan dan India Bertukar Tahanan di Perbatasan, Siapa yang Dibebaskan?
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Infografis
Ini Tersangka Serangan...
Ini Tersangka Serangan Mobil yang Tewaskan 15 Orang di AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved