Prancis Tangkap Miliarder Pendiri Telegram Pavel Durov

Minggu, 25 Agustus 2024 - 05:55 WIB
loading...
Prancis Tangkap Miliarder...
Miliarder pendiri aplikasi Telegram asal Rusia, Pavel Durov, ditangkap dan ditahan oleh polisi Prancis. Foto/Moscow Times
A A A
PARIS - Miliarder pendiri aplikasi Telegram asal Rusia, Pavel Durov, telah ditangkap dan ditahan oleh polisi Prancis setelah dia tiba di Paris dengan jet pribadi, pada Sabtu.

Durov, yang memperoleh paspor Prancis pada tahun 2021, ditangkap di Bandara Paris-Le Bourget sekitar pukul 20.00 malam waktu setempat, menurut laporan LCI.

Dia juga merupakan warga negara Uni Emirat Arab (UEA), Saint Kitts dan Nevis, dan negara asalnya; Rusia.

Jetnya tiba di Ibu Kota Prancis dari Azerbaijan. Pria berusia 39 tahun itu ditemani oleh seorang wanita dan pengawalnya.



Mengutip laporan LCI, otoritas Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pengusaha teknologi tersebut sebagai bagian dari penyelidikan awal.

Laporan itu menyatakan Paris yakin bahwa moderasi Telegram yang tidak memadai, alat enkripsinya, dan dugaan kurangnya kerja sama dengan polisi dapat membuat Durov terlibat dalam perdagangan narkoba, pelanggaran pedofilia, dan penipuan.

Laporan lain dari TF1 mengeklaim bahwa Durov akan hadir di hadapan hakim malam ini. Dia dapat menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara.

Karena juga menjadi warga negara Prancis, pendiri Telegram tersebut mungkin juga menghadapi tuduhan melanggar sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa kepada Moskow karena kontaknya di Rusia.

Surat perintah penangkapan Durov hanya sah di wilayah Prancis. "Dia melakukan kesalahan malam ini. Kami tidak tahu mengapa," kata seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut kepada TF1. "Bagaimanapun, dia dikurung."
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
Ukraina Terima Gencatan...
Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari, Berikut 4 Dampaknya bagi Perang Rusia
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
14 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
53 menit yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
1 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
3 jam yang lalu
Infografis
290 Senjata Nuklir Prancis...
290 Senjata Nuklir Prancis Ingin Lindungi Eropa dari Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved