Palestina Seru Dunia Tekan Israel Fasilitasi Kunjungan Mahmoud Abbas ke Gaza
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Palestina menyerukan tekanan internasional terhadap Israel untuk membantu memastikan rencana kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Jalur Gaza.
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Otoritas Palestina Varsen Aghabekian Shahin mengatakan kepada Anadolu bahwa Palestina "melanjutkan rencana kunjungan Presiden Abbas ke Jalur Gaza".
Dia mendesak tekanan internasional terhadap Israel untuk memungkinkan kunjungan tersebut. "Semua negara yang mengetahui kunjungan tersebut harus berpartisipasi dalam pengaturannya dan memberikan tekanan pada negara pendudukan (Israel). Kami berharap kunjungan tersebut akan terjadi," ujar dia.
Shahin mengatakan satu komite Palestina telah dibentuk untuk memfasilitasi dan mengatur kunjungan ke daerah kantong tersebut, tempat Israel membunuh lebih dari 40.200 orang sejak serangan lintas batas oleh Hamas Oktober lalu.
Wasel Abu Yousef, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan Israel belum secara resmi menyetujui atau menolak kunjungan yang akan datang.
"Kami hanya mendengar penolakan dari media Israel. Kami bekerja keras agar kunjungan ini berhasil," papar dia kepada Anadolu pada Jumat (23/8/2024).
Abu Yousef mengonfirmasi beberapa negara, termasuk negara-negara Arab, Eropa, dan Afrika, serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, dan PBB, telah dihubungi untuk memberikan tekanan kepada Israel.
Pekan lalu, situs berita Israel, Walla, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein Al-Sheikh mengirim pesan kepada ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi yang meminta koordinasi untuk kunjungan Abbas ke Gaza melalui wilayah Israel (perbatasan utara Jalur Gaza), bukan melalui perbatasan Rafah dengan Mesir.
Situs tersebut melaporkan Menteri Palestina tersebut juga mengirim salinan kepada pemerintah AS, mendesaknya untuk meminta Israel mengizinkan kunjungan tersebut.
"Jika Abbas menerima tanggapan positif dan melakukan kunjungan, itu akan menjadi kemenangan politik yang signifikan atas Hamas dan akan memungkinkannya mengusulkan kemungkinan Otoritas Palestina kembali ke Gaza," ungkap situs berita tersebut.
Abbas terakhir kali mengunjungi Gaza pada tahun 2006. Pekan lalu, Abbas mengatakan kepada parlemen Turki bahwa dia telah memutuskan mengunjungi Gaza dan Yerusalem untuk memprotes perang Israel di wilayah kantong tersebut.
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Otoritas Palestina Varsen Aghabekian Shahin mengatakan kepada Anadolu bahwa Palestina "melanjutkan rencana kunjungan Presiden Abbas ke Jalur Gaza".
Dia mendesak tekanan internasional terhadap Israel untuk memungkinkan kunjungan tersebut. "Semua negara yang mengetahui kunjungan tersebut harus berpartisipasi dalam pengaturannya dan memberikan tekanan pada negara pendudukan (Israel). Kami berharap kunjungan tersebut akan terjadi," ujar dia.
Shahin mengatakan satu komite Palestina telah dibentuk untuk memfasilitasi dan mengatur kunjungan ke daerah kantong tersebut, tempat Israel membunuh lebih dari 40.200 orang sejak serangan lintas batas oleh Hamas Oktober lalu.
Wasel Abu Yousef, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan Israel belum secara resmi menyetujui atau menolak kunjungan yang akan datang.
"Kami hanya mendengar penolakan dari media Israel. Kami bekerja keras agar kunjungan ini berhasil," papar dia kepada Anadolu pada Jumat (23/8/2024).
Abu Yousef mengonfirmasi beberapa negara, termasuk negara-negara Arab, Eropa, dan Afrika, serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, dan PBB, telah dihubungi untuk memberikan tekanan kepada Israel.
Pekan lalu, situs berita Israel, Walla, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein Al-Sheikh mengirim pesan kepada ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi yang meminta koordinasi untuk kunjungan Abbas ke Gaza melalui wilayah Israel (perbatasan utara Jalur Gaza), bukan melalui perbatasan Rafah dengan Mesir.
Situs tersebut melaporkan Menteri Palestina tersebut juga mengirim salinan kepada pemerintah AS, mendesaknya untuk meminta Israel mengizinkan kunjungan tersebut.
"Jika Abbas menerima tanggapan positif dan melakukan kunjungan, itu akan menjadi kemenangan politik yang signifikan atas Hamas dan akan memungkinkannya mengusulkan kemungkinan Otoritas Palestina kembali ke Gaza," ungkap situs berita tersebut.
Abbas terakhir kali mengunjungi Gaza pada tahun 2006. Pekan lalu, Abbas mengatakan kepada parlemen Turki bahwa dia telah memutuskan mengunjungi Gaza dan Yerusalem untuk memprotes perang Israel di wilayah kantong tersebut.
(sya)