Kelompok Muslim AS Tarik Dukungan untuk Capres Kamala Harris, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah kelompok Muslim di Amerika Serikat (AS) telah menarik dukungan untuk calon presiden (capres) Kamala Harris.
Alasannya, Partai Demokrat dianggap telah membungkam pembicara pro-Palestina dalam sebuah konvensi di Chicago.
Kelompok kampanye bernama Muslim Women for Harris menyatakan telah menarik dukungannya untuk Harris—yang saat ini menjabat wakil presiden (wapres) AS—dan calon wakil presiden (cawapres) Tim Walz.
Para aktivis pro-Palestina dan kelompok sekutu mereka telah menuntut agar Harris berkomitmen untuk memangkas bantuan militer AS ke Israel dan dorongan yang lebih kuat untuk gencatan senjata di Gaza.
Mereka telah berencana untuk menyuarakan posisi mereka di Konvensi Nasional Demokrat (DNC), yang berakhir pada hari Kamis.
“Kami tidak dapat dengan hati nurani yang baik melanjutkan Muslim Women for Harris-Walz, mengingat informasi baru dari Uncommitted National Movement, bahwa tim Wapres Harris menolak permintaan mereka untuk menghadirkan pembicara Palestina-Amerika di panggung DNC,” tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Instagram.
“Kami berdoa agar DNC dan tim Wapres Harris membuat keputusan yang tepat sebelum konvensi ini berakhir. Demi kebaikan kita semua," lanjut kelompok tersebut, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (23/8/2024).
Sebelumnya pada hari Kamis, Abbas Alawieh, salah satu pemimpin Uncommitted National Movement, mengatakan bahwa Partai Demokrat telah menolak untuk mengizinkan warga Palestina-Amerika berbicara di DNC.
“Kami pikir itu tidak dapat diterima. Kami pikir ini adalah partai yang seharusnya tidak membungkam suara rakyat,” katanya dalam sebuah video yang diunggah di X.
Berbicara kepada Al Jazeera, Alawieh berpendapat: “Situasi pembicara Palestina adalah kesalahan dari pihak partai.”
Dia dan aktivis lainnya telah memulai aksi duduk di luar tempat konvensi sebagai protes terhadap keputusan tersebut.
Menurut Washington Post, pimpinan Partai Demokrat khawatir bahwa pidato pro-Palestina akan “mengancam persatuan” yang ditunjukkan di konvensi tersebut.
Namun, laporan Washington Post mengatakan tidak ada alasan khusus yang diberikan untuk penolakan tersebut.
Selama pidatonya di DNC pada Kamis malam, Harris mengatakan bahwa Gedung Putih “bekerja sepanjang waktu” untuk mengamankan pembebasan sandera Israel yang tersisa yang ditahan oleh Hamas dan untuk mencapai “kesepakatan gencatan senjata.”
Pada saat yang sama, dia menegaskan kembali bahwa dirinya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk mempertahankan dirinya sendiri.
Harris menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari persaingan bulan lalu.
Harris akan menghadapi capres Partai Republik Donald Trump pada Hari Pemilu November mendatang.
Alasannya, Partai Demokrat dianggap telah membungkam pembicara pro-Palestina dalam sebuah konvensi di Chicago.
Kelompok kampanye bernama Muslim Women for Harris menyatakan telah menarik dukungannya untuk Harris—yang saat ini menjabat wakil presiden (wapres) AS—dan calon wakil presiden (cawapres) Tim Walz.
Para aktivis pro-Palestina dan kelompok sekutu mereka telah menuntut agar Harris berkomitmen untuk memangkas bantuan militer AS ke Israel dan dorongan yang lebih kuat untuk gencatan senjata di Gaza.
Mereka telah berencana untuk menyuarakan posisi mereka di Konvensi Nasional Demokrat (DNC), yang berakhir pada hari Kamis.
“Kami tidak dapat dengan hati nurani yang baik melanjutkan Muslim Women for Harris-Walz, mengingat informasi baru dari Uncommitted National Movement, bahwa tim Wapres Harris menolak permintaan mereka untuk menghadirkan pembicara Palestina-Amerika di panggung DNC,” tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Instagram.
“Kami berdoa agar DNC dan tim Wapres Harris membuat keputusan yang tepat sebelum konvensi ini berakhir. Demi kebaikan kita semua," lanjut kelompok tersebut, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (23/8/2024).
Sebelumnya pada hari Kamis, Abbas Alawieh, salah satu pemimpin Uncommitted National Movement, mengatakan bahwa Partai Demokrat telah menolak untuk mengizinkan warga Palestina-Amerika berbicara di DNC.
“Kami pikir itu tidak dapat diterima. Kami pikir ini adalah partai yang seharusnya tidak membungkam suara rakyat,” katanya dalam sebuah video yang diunggah di X.
Berbicara kepada Al Jazeera, Alawieh berpendapat: “Situasi pembicara Palestina adalah kesalahan dari pihak partai.”
Dia dan aktivis lainnya telah memulai aksi duduk di luar tempat konvensi sebagai protes terhadap keputusan tersebut.
Menurut Washington Post, pimpinan Partai Demokrat khawatir bahwa pidato pro-Palestina akan “mengancam persatuan” yang ditunjukkan di konvensi tersebut.
Namun, laporan Washington Post mengatakan tidak ada alasan khusus yang diberikan untuk penolakan tersebut.
Selama pidatonya di DNC pada Kamis malam, Harris mengatakan bahwa Gedung Putih “bekerja sepanjang waktu” untuk mengamankan pembebasan sandera Israel yang tersisa yang ditahan oleh Hamas dan untuk mencapai “kesepakatan gencatan senjata.”
Pada saat yang sama, dia menegaskan kembali bahwa dirinya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk mempertahankan dirinya sendiri.
Harris menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari persaingan bulan lalu.
Harris akan menghadapi capres Partai Republik Donald Trump pada Hari Pemilu November mendatang.
(mas)