Teringat Anwar Sadat, Mohammed bin Salman Takut Dibunuh Jika Berteman dengan Israel

Kamis, 15 Agustus 2024 - 09:44 WIB
loading...
Teringat Anwar Sadat,...
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman takut dibunuh seperti pemimpin Mesir Anwar Sadat jika dirinya menormalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel. Foto/SPA
A A A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan memberi tahu anggota Parlemen Amerika Serikat (AS) yang mengunjunginya bahwa dia takut dibunuh terkait upayanya untuk normalisasi hubungan Saudi dengan Israel.

Menurut laporan Politico yang diterbitkan pada hari Rabu, mengutip tiga orang yang diberi pengarahan tentang percakapan tersebut, Pangeran Mohammed bin Salman mengindikasikan bahwa dia masih berniat untuk terus maju menjalin hubungan dengan negara Yahudi tersebut, meskipun dia khawatir hal itu dapat merenggut nyawanya.

Putra Raja Salman tersebut, yang biasa disebut sebagai MBS, dilaporkan setidaknya sekali merujuk pada pembunuhan presiden Mesir Anwar Sadat, yang ditembak mati oleh rakyatnya pada tahun 1981, dua tahun setelah dia menandatangani perjanjian damai dengan Israel.

MBS bertanya kepada lawan bicaranya apa yang telah dilakukan AS untuk melindungi Sadat setelah kesepakatan damai yang penting tersebut.



MBS mengutip risiko pembunuhan dalam menjelaskan mengapa setiap kesepakatan normalisasi antara Riyadh dan Tel Aviv harus mencakup "jalan yang benar menuju Negara Palestina", sesuatu yang secara terbuka ditentang oleh pemerintah Israel saat ini.

“Cara dia mengatakannya adalah, ‘Orang Saudi sangat peduli tentang ini, dan seluruh Timur Tengah sangat peduli tentang ini, dan masa jabatan saya sebagai penjaga tempat-tempat suci Islam tidak akan aman jika saya tidak mengatasi masalah keadilan yang paling mendesak di kawasan kami',” kata seorang sumber yang mengetahui percakapan tersebut seperti dikutip oleh Politico.

Meskipun demikian, laporan tersebut mengatakan: "MBS tampaknya berniat untuk mencapai kesepakatan besar dengan AS dan Israel, yang dia lihat sebagai hal yang krusial bagi masa depan negaranya.”

Tidak jelas kapan terakhir kali sang putra mahkota membahas risiko pembunuhannya.

Sumber-sumber di Kongres AS mengatakan bahwa kemungkinan untuk mencapai kesepakatan normalisasi Israel-Saudi sebelum pemilihan presiden Amerika November hampir tertutup, tanpa ada waktu bagi Senat untuk meratifikasi komponen AS-Saudi dari kesepakatan tersebut sebelum masa reses.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1035 seconds (0.1#10.140)