2 Wapres Iran dengan Jabatan Tersingkat, Salah Satunya Tangan Kanan Ahmadinejad

Rabu, 14 Agustus 2024 - 23:55 WIB
loading...
A A A
Melansir DW, Zarif juga merupakan salah satu tokoh kunci bagi Pezeshkian dalam penerapan garis kebijakan luar negerinya yang baru. Zarif adalah kepala diplomat negara tersebut antara tahun 2013 dan 2021 dan mampu menyelesaikan perjanjian nuklir internasional yang penting dengan enam kekuatan dunia pada tahun 2015 sebagai kepala tim negosiasi Iran.

Bersama Zarif dan tim diplomat baru, Pezeshkian berharap dapat melanjutkan negosiasi nuklir sehingga sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran dapat dicabut.


2. Esfandiar Rahim Mashaie (8 hari)

2 Wapres Iran dengan Jabatan Tersingkat, Salah Satunya Tangan Kanan Ahmadinejad

Foto/Radiofarda

Esfandiar Rahim Mashaie, ajudan kontroversial Presiden Mahmoud Ahmadinejad, telah mengundurkan diri sebagai wakil presiden pertama Iran pada 2009 lali. Jadi, dia hanya berkuasa selama 8 hari.

Rahim Mashaie mengundurkan diri dari jabatannya setelah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam semua masalah nasional, dilaporkan memerintahkan pemecatannya menyusul penentangan keras dari kelompok garis keras negara itu.

Melansir PBS, Esfandiar Rahim Mashaei adalah tokoh politik besar, dengan spekulasi yang berkembang bahwa ia mungkin akan menjadi kandidat presiden pada tahun 2013. Siapakah Mashaei, selain kepala staf Presiden Mahmoud Ahmadinejad? Mashaei diberi visa untuk berpartisipasi dalam perayaan Tahun Baru Persia (Nowruz) oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 21 Maret, tetapi kunjungan tersebut dibatalkan setelah menimbulkan kontroversi di antara para penentang Mashaei.

Esfandiar Rahim Mashaei lahir pada tahun 1960 di sebuah desa di Iran utara. Ia berpartisipasi dalam demonstrasi revolusioner di kotanya saat berusia 18 tahun dan belajar teknik elektro di Universitas Isfahan setelah Revolusi. Pada tahun 1981, Mashaei bergabung dengan unit intelijen Garda Revolusi setelah Mojahedin-e Khalgh menghasut kampanye bersenjata melawan pemerintah Iran selama Perang Iran-Irak.

Ia kemudian dikirim ke Kurdistan, tempat militan Kurdi memerangi pasukan yang setia kepada Republik Islam yang baru dibentuk. Mashaei memperjuangkan kampanye propaganda budaya, bukan pemberontakan yang murni bersifat koersif, untuk menghadapi suku Kurdi.

Pada tahun 1984, Mashaei bergabung dengan Kementerian Intelijen di Kurdistan, tempat ia bertemu dengan Mahmoud Ahmadinejad, yang saat itu menjabat sebagai gubernur kota Khoy di wilayah barat laut. Kedua pria itu menjalin persahabatan dekat yang telah berlangsung selama hampir tiga dekade.

Pada tahun 1986, Mashaei diangkat menjadi direktur departemen Kementerian Intelijen yang menangani masalah etnis di wilayah-wilayah sensitif. Ia meninggalkan Kurdistan untuk membantu merumuskan strategi nasional.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)