Dokter Diperkosa dan Dibunuh di RS India, Pekerja Medis Ramai-ramai Mogok Kerja

Selasa, 13 Agustus 2024 - 14:26 WIB
loading...
Dokter Diperkosa dan...
Para pekerja medis, termasuk dokter, RS pemerintah di berbagai negara bagian di India mogok kerja sebagai protes atas pemerkosaan dan pembunuhan dokter perempuan di RS Kolkata. Foto/NDTV
A A A
NEW DELHI - Para pekerja medis, termasuk dokter, rumah sakit (RS) pemerintah di beberapa negara bagian India ramai-ramai mogok kerja sejak Senin. Itu sebagai protes setelah seorang dokter perempuan diperkosa dan dibunuh di sebuah RS di Kolkata pada Jumat lalu.

Korban, yang berusia 31 tahun, diserang di RG Kar Medical College and Hospital—tempat dia menjadi dokter residen.

Korban diserang setelah dia pergi beristirahat di ruang seminar usai makan malam bersama rekan-rekannya.

Tubuhnya yang dianiaya ditemukan dengan banyak luka dan hasil autopsi mengonfirmasi adanya penyerangan seksual dan pembunuhan.



Pada hari Sabtu, polisi menangkap Sanjay Roy, seorang "relawan sipil" di rumah sakit tersebut, terkait dengan pembunuhan korban.

Tugas Roy tidak jelas, tetapi laporan media lokal mengatakan dia bekerja sebagian sebagai calo, membantu mempercepat penerimaan pasien dengan imbalan uang.

Protes yang dilakukan para pekerja medis menuntut keadilan dan keamanan tempat kerja yang lebih baik. Protes awalnya dimulai di Kolkata, Benggala Barat, kini telah menyebar ke negara bagian lain di India.

"Keputusan ini tidak dibuat dengan mudah tetapi diperlukan untuk memastikan bahwa suara kami didengar," kata federasi dokter dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian, Selasa (13/8/2024).

Federasi mengatakan bahwa mereka menuntut tidak hanya pengadilan yang cepat tetapi juga penyelidikan untuk menentukan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kejahatan tersebut, dan tindakan mendesak untuk meningkatkan keselamatan dokter, terutama perempuan, di rumah sakit.

Nisha Alum, seorang perawat di RS Holy Family di Delhi, mengatakan: "Kami tidak belajar apa pun dari pemerkosaan dan pembunuhan berkelompok tahun 2012. Lupakan tentang keselamatan di jalan pada malam hari. Wanita bahkan tidak aman di tempat kerja mereka."

Ayah korban telah membelikannya sebuah mobil enam bulan lalu, khawatir tentang jam kerja larut malam dan perjalanan pada malam hari.

"Saya ingin dia aman di jalan pada malam hari tetapi dia bahkan tidak aman di rumah sakit sebagai dokter yang bertugas," katanya kepada wartawan.

Dr Rajan Sharma, mantan presiden Asosiasi Medis India, mengatakan perubahan mendesak perlu dilakukan pada cara rumah sakit pemerintah beroperasi, khususnya terkait akses.

“Mengapa kita tidak bisa menempatkan petugas keamanan?” kata Sharma.

“Mengapa kita tidak bisa melakukan pemeriksaan yang tepat, dengan hanya satu pintu masuk dan satu pintu keluar? Dan jam besuk yang ditegakkan dengan ketat? Kejahatan ini tidak terjadi di rumah sakit swasta karena suatu alasan—mereka memiliki sistem yang berlaku. Sesederhana itu.”

Para dokter di India mengatakan bahwa selain kekerasan seksual, mereka juga menghadapi ancaman serangan dari anggota keluarga pasien yang marah, terutama setelah menyampaikan berita buruk.

Sebuah survei oleh Asosiasi Medis India menemukan 75% dokter di India telah menghadapi beberapa bentuk kekerasan.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1838 seconds (0.1#10.140)